Kampung Agrowisata di Tolikara Jadi Program Primodona Era Bupati UGW

KARUBAGA |PAPUA TIMES-Bupati Tolikara, Papua, Usman G.Wanimbo, SE.M.Si di masa kepemimpinannya terus mendorong pengembangan sektor pertanian yang dipadukan dengan pariwisata atau agrowisata di seluruh Tolikara.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Tolikara Ir. Palangsong Latuconsina mengatakan pengembangan program agrowisata ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui komoditas unggulan lokal guna mendukung visi dan misi Bupati Usman G. Wanimbo, SE.M.Si dan Wakil Bupati Dinus Wanimbo, SH.MH.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

“Komoditas unggulan pertanian dan perkebunan yang dikembangkan di antaranya kopi, jahe merah, nenas, jeruk, singkong dan ubi jalar di sejumlah kampung potensial yang tersebar di seluruh Tolikara. Komoditas unggulan itu dikolaborasikan dengan peternakan seperti ternak babi dan ikan air tawar,” ujar Palangsong Latuconsina saat menggelar acara Ngopi Pagi di Kampung Agrowisata Linggirame Desa Ebenhaesa, Distrik Karubaga, Tolikara, Selasa (23/03/2021).

Menurut Latuconsina, sebenarnya program menanam kopi sudah dimulai sejak tahun 2013 yang lalu. Hasilnya pun sudah diolah beberapa varian yaitu kopi jahe merah, biji kopi dan lain sebagainya. Komoditas ini sangat potensial bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani setempat.

Bahkan, komoditas kopi Tolikara sudah bisa bersaing tidak saja di Papua dan Indonesia saja tetapi juga menembus pasar di kawasan Asia Tenggara, bahkan di Benua Eropa, Pacific dan Africa.

“Semua orang demam kopi. Saat ini di Kota Karubaga saja sudah mulai bertumbuh cafe-cafe. Kondisi ini menunjukkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Potensi agrobisnis dan agroindustri dikolaborasikan dengan wisata yang disebut dengan agrowisata ini yang sedang kita lakukan di Kampung Linggirame ini,” katanya.

Untuk itu, lanjut Latuconsina, dalam mendukung program ini, pihaknya mewajibkan setiap keluarga memiliki kebun kopi seluas 2 hektar untuk menanam 2 ribu pohon. Dalam jangka waktu 3-4 tahun, setiap keluarga bisa menghasilkan milyaran rupiah.

“Karena umur panen kopi 2 tahun sudah berbuah. Misalnya 1 pohon menghasilkan 3 kilo kopi bubui dikali 2 ribu pohon sudah 6 ribu kilo atau 6 ton. Kalau kita jual satu bungkus kopi Rp 75 ribu kali 5 bungkus sudah Rp 325 ribu kali 6000 kilo atau 6 ton bisa dapat Rp 1,8 milyar. Sementara kopi bisa berbuah 2-3 kali. Artinya alam setahun, kopi ini mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dalam keluarga,” katanya.

Latuconsina menuturkan, sebenarnya perkebunan kopi sudah dikembangkan sejak para misionaris pembawa ajaran Nasrani datang di daerah Tolikara pada tahun 60-an. Sayangnya, karena belum ada pemasaran yang baik sehingga masyarakat menebang pohon-pohon kopi.

Namun di era kepemimpinan Bupati Usman G. Wanimbo, komoditas ini kembali dikembangkan. Masyarakat kembali didorong menanam kopi di seluruh distrik sudah mulai dilakukan.

Asisten II Setda Tolikara Yusak Totok Krido mewakili Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo mengapresiasi kinerja Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Tolikara Ir. Palangsong Latuconsina dan jajarannya yang telah mengembangkan pertanian, peternakan, dan perikanan secara menyeluruh di Tolikara.

Hasilnya, kata Yusak, telah diproduksi ramuan baru kopi jahe merah yang menjadi produk unggulan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Tolikara. Selain itu, beberapa komoditas unggulan juga telah diproduksi seperti minyak buah merah, jus nenas, dan jus jeruk.
L
“Kita harus lebih giat lagi mengajak masyarakat yang gemar berkebun untuk tanam jahe merah. Juga singkong untuk diolah menjadi tepung tapioka. Dinas pertanian dan Perikanan yang lebih dekat dengan masyarakat dituntut lebih berinovatif dan mendekatkan diri kepada masyarakat agar masyarakat diberdayakan. Akhirnya masyarakat bisa kenal produk unggulan lebih bagus lagi,” ujar Yusak.

Ia berharap, ke depan dinas terkait di Tolikara saling bersinergi untuk menggelar lebih giat lagi program pelatihan kepada masyarakat, bukan hanya penyuluhan tetapi juga melatih masyarakat bertani kopi dan mengelolanya secara baik.

“Pemasaran juga menjadi bagian penting. Dinas Pertanian harus bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan Perdagangan UKM Tolikara untuk promosi lebih giat agar produksi unggulan Tolikara bisa dikenal luas di Papua dan luar Papua,” tegasnya.

Sementara itu Kapolres Tolikara AKBP Yuvenalis Takamully pada kesempatan yang sama juga mengatakan kepolisian punya program Bimas Noken dengan kegiatan membangun Kampung Tangguh, dimana sasaran kegiatan di antaranya pertanian, taman baca TK PAUD, peternakan, dan pariwisata.

“Kita sudah bangun kerjasama dengan Pemkab Tolikara terutama dinas terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Pendidikan. Kami datangi Kampung Tangguh hanya memberikan sport atau dukungan untuk masyarakat lebih maju. Saya berharap di masa pandemi Covid ini, komoditas unggulan Tikara harus dikembangkan lebih serius. Kita semua harus turun lapangan mendorong masyarakat rajin berkebun. Kami polres siap mendukung,” kata Takamuly.

Sementara itu Emas Bogum, salah seorang petani kopi di Kampung Linggirame mengatakan dataran Tolikara memiki tanah maha subur. Tanpa pupuk pun, tanaman komoditas utama seperti kopi bertumbuh subur.
O
“Sebenarnya masyarakat Tolikara gemar bertani sehingga digenjot menanam kopi tentu dengan penuh semangat menanam. Namun yang sering kesulitan adalah pemasaran. Karena itu, diminta dinas terkait buka pemasaran agar hasil komoditas kopi bisa dijual cepat di pasaran. Saya minta bantuan mesin pengilingan kopi bisa taru di sejumlah pusat perkebunan kopi. Juga penyuluhan tentang pengolahan kopi harus terus digiatkan,” urainya.

Pada cara Ngobrol Pagi ini, para peserta dan tamu undangan yang hadir disuguhkan ñminuman toli coffee, roti ubi unggu hasil olahan komoditas unggulan lokal Tolikara, dan keripik kladi cakra minage hasil olahan pos TNI Minage Tolikara.

Acara dilanjutkan dengan panen sejumlah komoditi unggulan di Kampung Linggirame seperti kopi, buah nenas, sayur kangkung cabut, serta memancing ikan mujair dan ikan lele yang dibudidayakan petani Emas Bogum. Kampung Linggirame letaknya tidak jauh dari Kota Karubaga. Butuh waktu 10 menit jalan kaki, dimana kiri dan kanan jalan kita disuguhi pemadangan alam indah dengan hamparan tanaman kopi, buah merah, nenas, dan jahe merah.

Hadir dalam acara ini, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Tolikara, Perwira Penghubug Kodim Jayawijaya Wamena, Danton Brimob, Danton Pos TNI Maleo Karubaga, Danpos Minagi, serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Acara ini juga diikuti para pegiat kopi, peternak, dan para pemilik cafe di Karubaga.

Editor | GUSTY M | DISKOMINFO TOLIKARA