JAYAPURA | Selamat dan sukses kepada tiga mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) yang hari ini, Kamis 26 Juni 2025, diwisuda dengan predikat Cumlaude. Mereka adalah Ruth Yogi, Kristin Olivia Theodorah Wayoi dan Agriarso Wahyu Septiawan.
Rektor Universitas Cenderawasih, Dr. Oscar O Wambrauw,S.E.,M.Sc.,Agr menyampaikan apresiasi kepada para lulusan terbaik itu. Prestasi akademik ketiganya mencerminkan komitmen Uncen dalam menghasilkan lulusan yang unggul dalam akademik, kompeten dan siap berkontribusi positif di masyarakat dan dunia kerja.
Prestasi akademik Ruth Yogi lulus Cumlaude jenjang S3 pada Program Studi Ilmu Sosial, Program Pasca Sarjana dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93.
Agriarso Wahyu Septiawan Jenjang S2 pada Program Studi Perencanaan wilayah Dan Kota, Program Pascasarjana, dengan IPK 4,00 dan
Kristin Olivia Theodorah Wayoi Jenjang S1, Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan IPK 3,93.
“Secara khusus kami menyampaikan apresiasi kepada lulusan terbaik (cumlaude), dengan Prestasi ini mencerminkan komitmen Uncen dalam menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten,”ucap Dr. Oscar O Wambrauw pada Wisuda Periode II tahun 2025, Kamis pagi 26 Juni 2025 di Auditorium Uncen, Abepura, Kota Jayapura.
Wambrauw juga mengatakan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Uncen terus berkembang dengan akademik yang membanggakan. Sejumlah dosen, kata Rektor, telah menyelesaikan program doktor dan kini bergabung memperkuat tridarma perguruan tinggi di lingkungan Uncen.
Para dosen-dosen tersebut antara lain DR. Dewi Kristika Findia Ning Tyas, S.Pd., M.Pd dosen pada Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP), Lulusan Program Doktor Universitas Negeri Malang, dalam Bidang Pendidikan Matematika, dengan Predikat Sangat Memuaskan.
DR. dr. Samdei Carolina Rumbino. M.Med.Ed dosen pada Fakultas Kedokteran (FK), Lulusan Program Doktor Universitas Gadja Mada (UGM), dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kedokteran, dengan Predikat Sangat Memuaskan.
Dr. Adolfina krisifu, S.Pd., M.Ed dosen pada Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP), Lulusan Program Doktor, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam Bidang Ilmu Lingkuistik Deskriptif, dengan Predikat sangat memuaskan.
Dr. Drs. Suwita, M.Kes dosen pada Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP), Lulusan Program Doktor, Universitas Sebelas Maret dalam bidang ilmu Pendidikan IPA dengan Predikat sangat memuaskan.
UKT Bukan Soal Angka
Uncen sebagai institusi pendidikan tinggi negeri, memikul amanah besar, memastikan pendidikan tetap terjangkau,bermutu, dan berkelanjutan.
Rektor bilang kebijakan terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) bukan sekadar urusan administrasi keuangan- tetapi menyangkut nasib, harapan, dan masa depan ribuan mahasiswa yang berkuliah di Uncen.
“Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam beberapa waktu terakhir, terjadi dinamika publik, diskusi, bahkan aspirasi kritis dari mahasiswa terkait isu kenaikan UKT. Hal ini bukan sesuatu yang kami anggap sepele. Sebaliknya, kami menyambutnya sebagai bentuk partisipasi aktif dan kepedulian kolektif terhadap arah kebijakan pendidikan,”ungkap Wambrauw.
Universitas Cenderawasih, tidak serta-merta menaikkan UKT tanpa landasan dan pertimbangan yang matang. Setiap kebijakan selalu didasarkan pada prinsip keadilan sosial, proporsionalitas kemampuan ekonomi mahasiswa, serta kebutuhan riil institusi untuk menjaga mutu layanan akademik dan operasional kampus.
“Keadilan dan keberpihakan tetap menjadi fondasi utama. Oleh karena itu: Kami senantiasa membuka ruang dialog dan masukan dari mahasiswa, orang tua, dan masyarakat,”ujarnya.
Menurut Wambrauw, Uncen memperkuat mekanisme evaluasi ulang UKT melalui pengajuan keberatan yang transparan dan menyediakan skema bantuan-mulai dari beasiswa internal dan eksternal, keringanan UKT, hingga UKT satuan khusus bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi akibat situasi darurat.
“Kami juga harus jujur bahwa menjaga keberlanjutan layanan pendidikan tinggi di tengah keterbatasan anggaran memerlukan penyesuaian dan tanggung jawab bersama. Kenaikan biaya operasional, kebutuhan pengembangan infrastruktur, digitalisasi layanan, serta tuntutan peningkatan mutu pembelajaran-semua itu membutuhkan daya dukung finansial yang realistis,”jelas Rektor Uncen.
“Di letak sinilah tantangan dan tanggung jawab kita bersama menyeimbangkan antara daya jangkau mahasiswa dan daya hidup institusi. Universitas bukanlah menara gading yang lepas dari realitas sosial. Justru sebaliknya, Uncen ingin menjadi rumah besar bagi anak-anak Papua dan Indonesia Timur, tempat di mana cita-cita besar dapat dibangun tanpa terbebani oleh ketimpangan atau kekhawatiran ekonomi”.
Wambrauw menegaskan isu UKT bukan hanya tentang angka. Ini adalah soal komitmen terhadap keadilan pendidikan, keberpihakan terhadap yang lemah, dan semangat kolaborasi demi masa depan yang lebih baik.
“Mari kita jaga ruang dialog ini tetap terbuka, hangat, dan solutif. Karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau universitas, tetapi tanggung jawab kita semua sebagai bangsa,”pungkas Rektor Uncen.
Editor | HANS AL | PAPUA GROUP
Komentar