Merauke | PAPUA TIMES- Kelompok tani di Kabupaten Merauke, Papua Selatan membutuhkan pasokan air untuk mengairi tanaman palawija di daerah itu. Akibat kemarau Panjang, para petani setempat beralih dari menanam padi dan mencoba mengembangkan tanaman palawija.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Merauke Sukarmin mengatakan, saat ini untuk tanaman palawija cukup baik hanya saja kekurangan air sehingga kurang maksimal pada hasil panen, salah satunya komoditi jagung.
“Kita masalahnya kekurangan air. Kalau dilihat dari hasil antara padi dan jagung, jagung lebih bagus hasilnya, tinggal penuhi kebutuhan air saja,”terang Sukarin.
Para petani melalui KTNA meminta dukungan pemerintah daerah agar dibantu mesin penyedot air dengan ukuran besar untuk dipakai menyedot air. “Kalau usulan ini terlaksana Insyaallah membantu ketersediaan air,” sambungnya.
Dia menyebut masing-masing kampung sangat membutuhkan mesin penyedot untuk mengambil air dengan kapasitas besar. “Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemerintah daerah maupun pusat yang sudah banyak memberikan banyak jenis bantuan kepada petani Merauke,”ujarnya.
Sementara itu, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (P2KP) Provinsi Papua Selatan pekan kemairn membagikan bibit tanaman sayur kepada lima kelompok wanita di Kabupaten Boven Digoel.
Kelompok penerima bantuan juga menerima pupuk organik cair, bibit ubi jalar, ubi kayu/singkong dan keladi. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan pangan bagi masyarakat.
“Kemarin baru dibagikan di Boven Digoel untuk lima kelompok wanita. Bantuan akan terus digulirkan untuk masyarakat empat kabupaten di Papua Selatan,” ujar Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Selatan di Merauke, Rafael Heri Nugroho di Merauke.
Dikatakan, bantuan bibit dan pupuk diberikan guna memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan berupa sayuran dan umbi-umbian mengingat dalam beberapa tahun terakhir ini, Kabupaten Merauke sebagai daerah penyedia beras terbesar sedang mengalami penurunan produksi pertanian komoditas padi.
Untuk itu, masyarakat diharapkan bisa memanfaatkan lahan atau pekarangan dengan menanam sayur dan umbi sebagai pengganti beras yang merupakan makanan pokok sehaari-hari. Sehingga, tidak terjadi bencana kelaparan karena ada hasil bumi pengganti beras.
Pewarta | RUDIS
Komentar