JAYAPURA (PTIMES)- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) dan Pengurus Provinsi Cabang Olahraga (Pengprov Cabor) menyepakati pembentukan tim inti PON Papua pada Januari 2020.
Keputusan pembentukan tim inti PON Papua itu merupakan hasil kesepakatan bersama dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Gabungan pengurus KONI Papua, Puslatprov, Pengprov Cabor dan Pelatih dalam rangka menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang berlangsung di Aula Tony A. Rompis Markas Kodam XVII Cenderawasih, Kamis siang (28/11/2019).
“ Kita sepakat Januari 2020, semua Cabor sudah menentukan atlit inti untuk masuk dalam kontingen Papua di PON XX tahun 2020 mendatang,”ungkap Ketua Puslatprov, Brigjen TNI Irham Waroihan didampingi Sekretaris I KONI Papua Drs.Daud Ngabalin,M.Si dan Wakil Ketua Puslaprov Kolonel Donova Pri Pamungkas saat memimpin Rakornis.
Dikemukakan Irham, saat ini atlet Papua yang menjalani pemusatan latihan sebanyak 1.111 dari 37 Cabor dan 56 sub Cabor dan jumlah ini akan berkurang setelah dilakukan promosi degradasi.
“Dari jumlah 1.111 atlet yang ada saat ini akan dikurangi hingga 9 ratusan lebih. Intinya kita siapkan atlet yang sudah siap bertanding, bukan lagi didik atau membina dari nol. Sehingga target kita meraih medali emas di PON bisa tercapai,” pungkasnya.
Ditempat terpisah, Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya,SP.M.Si membenarkan pembentukan tim inti PON Papua dideadline pada Januari 2020 dan saat ini sedang dilakukan promosi degradasi.
Kata Kenius, apabila penetapan atlet inti PON Papua molor maka berpotensi mengganggu tahapan maupun persiapan atlet menuju saat iven empat tahunan itu.
“Saat ini kan kita masih pada tahapan proses promosi degradasi atlet. Sehingga kita harapkan pelatih dan juga tim konsultan yang ada kemudian tim Puslatprov agar tegas menetapkan atlet unggulan yang bakal berlaga di PON.”
Dia juga menekankan agar dalam promosi degradasi yang sedang berlangsung, para atlet yang tidak disiplin dan tidak menunjukan kemajuan dalam latihan agar dicoret. “(Kalau ada atlet) yang main-main, tidak disiplin dan tidak menunjukan progres (kemajuan) secara baik (maksimal,red), sudah diberhentikan (dan ganti dengan yang lebih berkualitas),” tegas Kenius Kogoya.
Editor : ERWIN RIQUEN
Komentar