JAYAPURA (PTIMES)- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi papua mencatat selama tahun 2019 diperkirakan produksi bijih logam PT.Freeport Indonesia (PTFI) akan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Hal ini terlihat pada hasil produksi bijih PTFI triwulan pertama dan kedua tahun 2019, yang mengalami pertumbuhan negatif cukup tinggi. Hal itu pula, ternyata sangat berpengaruh pada perekonomian bumi cenderawasih yang tumbuh negatif.
“Dari catatan kami pertumbuhan Ekonomi Papua triwulan II 2019 mengalami penurunan sebesar -23,98 persen (y-on-y) . Penurunan ini masih dipengaruhi karena berkurangnya produksi bijih logam PT.Freeport. Intinya pada triwulan II- 2019 juga produksi bijih logam PT.Freeport masih mengalami penurunan produksi seperti halnya triwulan I dikarenakan masa transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC),” terang Kepala BPS Papua, Simon Sapari, Senin, (5/8/2019).
Sementara itu, Perekonomian Papua berdasarkan besaran produk Domerstik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2019 mencapai Rp45,29 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp31,86 Triliun
“Kalau untuk PDRB per kapita pada triwulan II-2019 mencapai Rp13,4 juta. Sementara PDRB perkapita tanpa pertambangan dan penggalian sebesar Rp10,54 juta,”kata Sapari.
Menurutnya, selain pertambangan dan penggalian, kategori lainnya yang juga mengalami pertumbuhan negatif adalah kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar -0-93 persen
Untuk triwulan II- 2019 pula dibandingkan triwulan sebelumnya, mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 0,57 persen. Hal tersebut disebabkan karena hampir semua kategori mengalami pertumbuhan positif pada triwulan II 2019.
Sementara dari sisi pengeluaran, dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang meningkat siginifikan sebesar 6,85 persen.
Editor: ERWIN RIQUEN
Komentar