JAKARTA- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum siap menalangi pembelian 10 persen saham PT Freeport Indonesia untuk Papua. Kesiapan PT Inalum itu seiring dengan diperolehanya pendanaan dari penjualan obligasi global (global bond) senilai 4 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 58 triliun (kurs 14.500 per dollar AS).
“Kita sudah berhasil mendapatkan pendanaan sebesar USD 4 milliar. Minggu ini uang/dananya sudah masuk,”ungkap Direktur Utama PT Inalum (Persero), Budi Gunadi Sadikin menjawab pers usai menghadiri pertemuan terbatas antara Menteri BUMN, Rini Soemarno dan tim Road Show PON Papua yang dipimpin langsung Gubernur Papua, Lukas Enembe,S.IP,MH, Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal,SE.MM didampingi Sekretaris Daerah Papua Hery Dosinaen,S.IP,MKP.M.Si di Kantor Kementerian BUMN, Rabu siang (14/11/2018).
Inalum menjual obligasi dalam empat seri yakni sebesar 1 miliar dollar berjangka 3 tahun dengan imbal hasil 5,2 persen, 1,25 miliar dollar AS berjangka 5 tahun dengan imbal hasil 5,7 persen. Selanjutnya obligasi 1 miliar dollar berjangka 10 tahun dengan imbal hasil 6,5 persen, dan 750 juta dollar berjangka 30 tahun dengan imbal hasil 6,7 persen. Oligasi diharapkan mendapatkan peringkat BAA2 oleh Moody’s dan BBB- oleh Fitch.
Kata Budi, sesudah uang masuk maka Inalum tinggal menunggu beberapa perijinan dari Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan juga Kementerian Keuangan untuk mengakusisi saham PT Freeport Indonesia. “Kita sudah siap bertransaksi, namun masih menunggu ijin dari beberapa Kementerian,”ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Budi Sadikin untuk 10 persen saham Freeport milik Papua dapat direalisasikan melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua. Untuk itu, diharapakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika segera merealisasikan pembentukan BUMD tersebut. “Tadi dibicarakan bersama dengan Pak Gubernur, supaya kepemilikan 10 persen dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Mimika bisa segera direalisasikan dalam bentuk BUMD, yang bisa menjadi pemilik bersama dengan Inalum di PT Freeport Indonesia.”
Sebelumnya, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan Pemerintah Papua tetap harus membeli saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 10%. Inalum akan membeli saham 45,6% saham PTFI dengan nilai US$ 3,85 miliar untuk meningkatkan saham menjadi 51%. Sehingga, 100% saham PTFI sebesar US$ 8,56 miliar. “Daerah membeli 10% dari PTFI. PTFI yang kita beli US$ 3,85 miliar itu untuk 45%, jadi 100% saham PTFI itu harganya sekitar US$ 8,56 miliar,” katanya.
Budi mengatakan, 10% dari total nilai saham sekitar US$ 856 juta. Nilai itu yang harus dibayar pemerintah Papua. “Jadi pemerintah daerah harus bayar 10% dari US$ 8,56 miliar atau sekitar US$ 856 juta,” ujarnya. Namun begitu, Budi menyadari daerah tidak memiliki dana sebesar itu. Maka, Inalum akan menawarkan pinjaman di mana pembayarannya memakai dividen PTFI.
Editor: HANS AL
Komentar