JAKARTA | PAPUA TIMES- Pemerintah Indonesia berencana untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) baru di Papua, dengan potensi pengembangan energi hidrogen dan amonia. Informasi ini diungkapkan oleh Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu, saat meresmikan SPBU Hidrogen PLN Indonesia Power.
Menurut Jisman, Papua memiliki potensi besar untuk PLTA, yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan Menteri ESDM telah mempertimbangkan pemanfaatan potensi tersebut. Jisman menyebutkan bahwa Jepang telah mengekspresikan minatnya untuk mengimpor sebagian besar hidrogen dan amonia yang dihasilkan oleh PLTA tersebut.
Meskipun Jepang tertarik, mereka mempertimbangkan harga jual listrik PLTA, yang direncanakan sekitar 4 sen per-kWh. Jisman menyampaikan percakapan dengan pihak Jepang mengenai harga listrik dan mengungkapkan bahwa harga tersebut diharapkan mencapai sekitar 4 sen, membuatnya lebih menarik bagi negara tersebut.
Jisman juga mengindikasikan bahwa kapasitas PLTA di Papua dapat mencapai 8-10 Gigawatt listrik, meskipun permintaan listrik di wilayah tersebut relatif kecil. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menambahkan bahwa potensi kapasitas listrik PLTA bisa lebih besar, berkisar antara 15 hingga 20 Gigawatt.
Dengan melihat potensi energi yang besar, Edwin menyatakan bahwa proyek PLTA ini akan ditawarkan kepada berbagai pihak untuk investasi, sementara PLN akan menjadi pihak yang menyerap energi yang dihasilkan oleh PLTA tersebut. Upaya ini diharapkan dapat menghasilkan energi bersih dan memenuhi kebutuhan hidrogen yang besar di pasar global.
Editor | PAPUA GROUP
Komentar