JAYAPURA (PTIMES) – Hasil pemantauan Badan Pusat Statistik Papua selama September 2019 menunjukan di Kota Jayapura terjadi deflasi sebesar 1,26 persen.
Kondisi tersebut sama dengan bulan sebelumnya dimana bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,14 persen.
“Diantara faktor pemicu terjadinya deflasi adalah penurunan harga dengan besaran andil masing-masing yaitu, ikan ekor kuning -0,692 persen, ikan cekalang -0,228 persen, cabai rawit -0,127 persen, tarif angkutan udara -0,088 persen”.
“Bawang merah -0,051 persen, ikan deho sebesar -0,039 persen, ikan kawat’ma sebesar 43,020 persen, bawang putih 0,017 persen, kubis -0,017 persen, daging sapi 43,016 persen dan beberapa komoditas lainya,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua Bambang Ponco Aji, di Jayapura, Selasa.
Sementara itu, di Merauke, lanjut ia, selama September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,99 persen. Kondisi tersebut sama dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.
Faktor pemicu terjadinya deflasi, yakni penurunan harga dengan besaran andil masing-masing, kacang panjang sebesar-0,316 persen, bawang merah sebesar -0,218 persen, bawang putih sebesar 0,119 persen, dan cabai rawit sebesar -0,105 persen.
Selanjutnya, telur ayam ras sebesar -0,088 persen, kangkung sebesar -0,085 persen, kubis sebesar -0,052 persen, ikan paha sebesar -0,032 persen, daging ayam kampung sebesar -0,028 persen, buncis sebesar -0,028 persen, dan beberapa komoditas lainya.
Dia tambahkan, deflasi di Merauke didominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok bahan makanan dengan andil mencapai -1,01 persen terhadap total deflasi di kota rusa tersebut
EDITOR : ERWIN
Komentar