Waspada Banjir di Kota Jayapura

Oleh : R.J. Sinambela
Akhir-akhir ini hujan kerap mengguyur kota Jayapura. Kedatangan tamu tak diundang ini hendaknya dapat di antisipasi oleh masyarakat kota Jayapura. Apalagi kota Jayapura rawan longsor dan rawan banjir.
Tofograpi kota Jayapura sangat memungkinkan hal itu terjadi. Kecenderungan warga buang sampah sembarang dampaknya cukup dirasakan warga, khususnya warga yang tinggal di Entrop lingkungan SMA N 4 Entrop. Daerah ini menjadi langgan banjir. Konon lagi setiap hujan datang, kawasan yang dulunya daerah resapan air ini kerap banjir.
Selain Entrop, daerah sekitar Abepura, daerah Papua Trade Centre (PTC) Entrop, pusat kota Jayapura depan Bank Papua juga kerap banjir karena drainase kerap tersumbat oleh sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh warga. Parahnya setiap kali hujan turun, sampah -sampah menghiasi kali di kota Jayapura. Tak ada kata Kali-kali di Jayapura bebas sampah saat hujan turun.
Kebiasaan buruk warga membuang sampah sembarangan ini nampaknya belum membuat warga sadar meskipun dampak dari banjir ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Kebiasaan jelek masyarakat mengganggap bahwa sampah menjadi urusan pemerintah.
Meskipun pemerintah kota sudah menyiapkan truck mengangkut sampah, tetapi warga masih ada yang buang sampah di kali. Hal ini bisa dilihat di kali-kali di kota Jayapura. Sampah pasti selalu penuh di kali. Warga dengan seenaknya tinggal buang sampah dari dapur ke kali. Alhasil jangan heran bila kali-kali di kota Jayapura dipenuhi sampah.
Untuk itu, diingatkan kepada semua warga kota Jayapura, khususnya yang tinggal di lereng -lereng gunung agar selalu waspada saat hujan turun. Demikian juga pemerintah kota Jayapura agar bertindak tegas, bila memang tidak layak dijadikan pemukiman jangan dikeluarkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Seperti saat ini yang terjadi di samping Hotel Musi, Entrop kendati pemerintah kota sudah memasang larangan membangun, tetapi warga tetap saja mencoba membangum rumah. Dikuatirkan jika sampai diberikan ijin, maka kawasan itu akan menjadi kawasan pemukiman baru. Dampaknya dikuatirkan kawasan SMN N 4 Entrop serta pemukiman bakal tenggelam. Jika sampai itu terjadi berapa banyak kerugian negara. Anak-anak menjadi terkendala belajar. Padahal SMA N 4 Entrop adalah sekolah paforit dan menjadi sekolah kebanggaan kota Jayapura.
Konon lagi menurut informasi bahwa warga sudah mengantongi IMB dikeluarkan oleh pemkot.
Kota Jayapura sebagai ibu kota provinsi Papua kini rawan longsor karena gunung-gunung yang mengelilingi kota Jayapura kini sudah tandus alias gundul. Alhasil setiap kali hujan turun kawasan-kawasan tertentu langsung dipenuhi lumpur.
Karena itu, diminta kepada warga kota Jayapura agar ikut membantu pemerintah kota Jayapura menciptakan kota yang indah, bersih dan nyaman. Apalagi kota Jayapura pernah menyandang kota bersih dan mendapat adipura.
Saya harus jujur akui sebagai mantan anggota Tim Adipura Papua kebersihan kota Jayapura terus mengalami kemajuan. Demikian juga taman kota mulai kelihatan. seperti eks terminal depan Kantor Pos kota Jayapura pohon -pohon tumbuh dengan subur dan menambah paru-paru kota Jayapura.
Taman kota atau hutan kota ini perlu ditambah lagi oleh pemerintah kota. Selain itu, pemkot juga perlu menambah tempat-tempat sampah ditempat-tempat strategis. Perlu lagi digalakan jumat bersih dengan melibatkan masyarakat serta dianjurkan menanam pohon di depan rumah, khususnya para pemilik toko-toko.
Saya juga cukup prihatin melihat got-got atau saluran air di kota Jayapura selalu dipenuhi sampah seperti botol-botol minuman mineral. Khususnya di pusat kota Jayapura. Belum ada saya lihat Got yang bebas dari sampah masyarakat. Ini akibat ulah masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Kesadaran warga untuk membuang sampah masih jauh dari yang diharapkan, kendati pemerintah sudah menyiapkan tempat sampah.
Masalah sampah bukan hanya tanggungjawab pemerintah, sampah juga menjadi tanggungjawab warga. Sebagai warga yang baik tanpa diminta, warga harus menjaga kebersihan, khususnya ditempat tinggal masing-masing. Membuang sampah tepat waktu bukan menitip sampah di depan rumah warga. Hal seperti ini juga kerap menimbulkan masalah bagi warga lain.
Sebagai kota yang menyandang Adipura, tugas pemkot makin berat. Oleh karena itu, dituntut petugas kebersihan bekerjasama dengan masyarakat yang tinggal di kota Jayapura slalu menjaga kebersihan. Karena kalau kota bersih dan indah, warga juga akan sehat, tentu pikiran juga akan tetap sehat. Smoga tulisan ini bermanfaat bagi warga kota Jayapura.

Penulis : Pemerhati Lingkungan (mantan anggota Tim Adipura)