Gempa Tektonik M5.3 Landa Tenggara Keerom

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis informasi cuaca, iklim, kualitas udara, dan gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia.

Pada hari Jumat, 21 Maret 2025 pukul 12.25.54 WIB, terjadi gempa tektonik mengguncang Papua New Guinea. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5.1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,06° LS; 142,06° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 164 Km arah Tenggara Keerom, Papua pada kedalaman 96 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam subduksi Lempeng Pasifik di bawah Papua New Guinea. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),”jelas Dr. Daryono, S.Si., M.Si, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangan resminya.

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Jayapura dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini Tidak Berpotensi Tsunami.
Pada hari yang sama, Gempabumi Tektonik dengan skala M5.0 juga terjadi Di Laut Banda, Maluku.

“Hari Jumat 21 Maret 2025 pukul 02.57.44 WIB wilayah Laut Banda, Maluku diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,71° LS ; 131,81° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 150 Km arah Timur Laut, Tanimbar, Maluku pada kedalaman 127 km,”demikian laporan resmi BMKG.
Menurut Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip ).

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Molu Maru, Maluku Tenggara Barat dengan skala intensitas III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Tanimbar Utara, Maluku Tenggara Barat dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Kota Saumlaki, Tual, langgur, dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini Tidak Berpotensi Tsunami.

Editor | TIM | PAPUA GROUP

Komentar