JAYAPURA | PAPUA TIMES- Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden, Theofransus Litaay, menegaskan bahwa Pemerintah terus mendorong pembangunan serta kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan, salah satunya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Kota Jayapura.
Langkah ini dilakukan sebagai bukti pengakuan Pemerintah bahwa perbatasan merupakan wajah negara yang harus ditata dengan baik, termasuk dengan memperhatikan pembangunan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Dengan adanya fasilitas di PLBN Skouw, pengelolaan perbatasan semakin terorganisir dan dari segi kesejahteraan kita menghidupkan sektor ekonomi di perbatasan,” tegas Theo usai melakukan kunjungan kerja di Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Rabu (29/5).
Kunjungan ini dalam rangka verifikasi lapangan Kantor Staf Presiden terkait program pembangunan kesejahteraan masyarakat di perbatasan negara.
Sebelumnya, dalam peresmian PLBN Skouw di tahun 2017, Presiden Joko Widodo berpesan tegas, kehadiran pos perbatasan ini harus memberikan efek nyata bagi kesejahteraan masyarakat perbatasan. Sehingga, dengan keberadaan PLBN dapat berfungsi sebagai sentra ekonomi sekaligus menghilangkan praktik penyelundupan di wilayah perbatasan.
Dia melihat aktivitas perdagangan Indonesia dan Papua Nugini telah tertata dengan baik, serta dapat menjadi akses dalam pengembangan ekspor-impor di antara kedua negara. Hal ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah baru. “Ini bisa dikatakan sebagai legacy yang harus dijaga dan dikembangkan oleh pemerintahan selanjutnya,” tegas Theo dalam keterangan resminya, Kamis.
Theo berharap dengan adanya fasilitas ini juga turut menjadi kebanggaan dari program Presiden tentang pembangunan pos lintas batas negara. “Paling tidak untuk di wilayah Pasifik, PLBN Skouw ini termasuk pos lintas batas negara yang bagus dan tertata dengan baik, dan ini ada di Indonesia,” pungkas Theo.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Pj) Kepala PLBN Skouw, Mathilda Pusung menyebutkan PLBN Skouw telah menjadi pengembangan ekonomi strategis di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Pada hari pasar khususnya, ada banyak warga Papua Nugini yang berbelanja kebutuhan sehari-hari, seperti sembilan bahan pokok (sembako) hingga kebutuhan sandang.
“Keberadaan pasar di PLBN Skouw ini jadi tumpuan warga Wutung, Papua Nugini, karena harganya lebih murah,” ucap Mathilda.
Kunjungan Pasar Skouw dapat melayani 100-150 pembeli dari Papua Nugini di hari biasa. Sedangkan, pada hari pasar yaitu hari Sabtu dapat melonjak hingga 1000 orang. Sebelum memasuki wilayah Indonesia, mereka harus melewati sejumlah pemeriksaan, baik dari pihak imigrasi, bea cukai, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon 501 serta karantina kesehatan.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden, Theofransus Litaay beserta tim KSP didampingi Pelaksana Tugas (Pj) Kepala PLBN Skouw, Mathilda Pusung dalam kunjungan kerja di Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Rabu (29/5).
Editor | SIMSON RUMAINUM
Komentar