Ini HasilL SKB Menteri Indonesia-PNG ke 4 di Jayapura

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Mentlu PNG Justin Tkatchenko, Rabu siang, 8 Mei 2024, menghadiri pertemuan Join Ministerial Commission atau JMC RI-Papua Nugini (PNG) di Jayapura.

Menlu Retno mengatakan pertemuan tersebut Ini adalah refleksi nyata dari komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Papua Nugini. Sebagai tetangga dekat, Papua Nugini adalah mitra alami bagi Indonesia.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

“Saya baru saja mendarat kemarin dari Gambia, Afrika Barat untuk mewakili Presiden saya guna menghadiri KTT OKI ke-15. Ini merupakan perjalanan yang benar-benar panjang. Butuh waktu lebih dari 26 jam dari Banjul, Gambia ke Jakarta. Pagi hari ini, saya terbang dari Jakarta ke Jayapura untuk memimpin bersama Sidang Komisi Bersama (SKB) Tingkat Menteri Keempat antara Indonesia dan Papua Nugini,”kata Menlu Retno di Swiss Bell Hotel, Jayapura.


Sementara itu, Menteri Tkatchenko mengatakan untuk pertama kalinya, pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Papua Nugini berlangsung di Jayapura. “Kita menoreh sejarah hari ini,”ujarnya.

“Kita berbagi perbatasan darat yang luas, tidak jauh dari sini, yakni lebih dari seratus kilometer. Kita berbagi ikatan budaya yang kuat. Kita juga berbagi komitmen yang kuat untuk saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah. Dan yang paling penting, kita berbagi komitmen bahwa hubungan kita harus membawa manfaat bersama dan membawa kesejahteraan bagi rakyat kita, termasuk masyarakat kita yang tinggal di perbatasan kedua negara,”ucap Menlu Justin.

Dikemukakan Menlu Retno, dalam SKB, kedua belah pihak membahas beberapa isu yang menjadi perhatian bersama, yaitu:

Pertama, mengenai kerja sama politik-keamanan. Hubungan politik antara kedua negara kita sangat kuat. Saling kunjung antar pemimipin kedua negara cukup intensif. Pada Juli tahun lalu, Presiden saya mengunjungi Papua Nugini. Pada bulan yang sama, Juli, Wakil PM Papua Nugini mengunjungi Indonesia. Pada September, PM Papua Nugini mengunjungi Indonesia.

Indonesia menyambut baik selesainya proses ratifikasi New Defence Cooperation Agreement (Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Baru) oleh Papua Nugini, dan kami menantikan mulai berlakunya dan implementasi yang efektif dari perjanjian tersebut. Sebagai dua negara bertetangga yang berbagi perbatasan yang luas, kesepakatan ini penting untuk memperkuat keamanan bersama, di tengah dinamika geopolitik di kawasan.

“Di bidang kerja sama perbatasan, kami sepakat untuk mendorong kerja sama lebih lanjut guna memperkuat konektivitas di area-area perbatasan.”jelas Retno.

Kedua, mengenai Kerja sama Ekonomi. Kami menyambut baik pertumbuhan volume perdagangan kita yang mencapai 247,6 juta dolar AS pada tahun lalu. Kami juga sepakat bahwa jumlah ini dapat lebih ditingkatkan mengingat potensi kedua negara yang sangat besar. Oleh karena itu, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama mengenai Perjanjian Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreement – PTA) antara kedua negara kita.

Kami juga menyambut baik instalasi awal PLN dalam infrastruktur jaringan listrik di Wutung, dan ini adalah tahap pertama dari proyek tersebut.

Ketiga, mengenai kerja sama pembangunan. Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara Pasifik, termasuk Papua Nugini, untuk memperkuat kerja sama pembangunan. Oleh karena itu, kami membahas berbagai cara untuk memastikan bahwa kerja sama pembangunan untuk Papua Nugini disesuaikan dengan kebutuhan Papua Nugini.

Tahun ini, Indonesia telah menyiapkan empat proyek:
Pertama, bantuan untuk memodernisasi Rumah Sakit Port Moresby yang akan segera dimulai.

Kedua, kami telah memulai revitalisasi beberapa infrastruktur publik di Vanimo termasuk SD Wutung yang terletak di dekat titik perbatasan Skouw-Wutung.

Ketiga, beasiswa bagi pelajar dan PNS Papua Nugini.

Keempat, Indonesia juga menyambut diplomat dari Papua Nugini dan negara-negara Pasifik lainnya untuk mengikuti pelatihan diplomatik muda kami pada Juni ini.

Dan untuk lebih mendukung proyek dan kerja sama ini di masa depan, dengan rasa senang saya mengumumkan bahwa kita telah menandatangani dua perjanjian pada hari ini, yaitu Framework Agreement on Development and Technical Cooperation (Perjanjian Kerangka Kerja mengenai Pembangunan dan Kerja Sama Teknis) dan

The Agreement for training and capacity building for mid-career diplomats from MSG countries (Perjanjian untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi diplomat muda dari negara-negara MSG).

“Terakhir, kami membahas kerja sama kami dengan Kawasan Pasifik,”ujarnya.

Indonesia memandang penting hubungan baik dengan negara-negara Pasifik. Tahun lalu, Indonesia menjadi tuan rumah, untuk pertama kalinya, Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Kepulauan dan Pulau-pulau Kecil, yang dihadiri oleh banyak Negara Pasifik.

Pada 2022, Indonesia menjadi tuan rumah Indonesia Pacific Forum for Development sebagai suatu Forum untuk mengembangkan kerja sama konkret dengan negara-negara Pasifik. Pada keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu, Indonesia memprakarsai kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan Sekretariat Pacific Island Forum (PIF). Inisiatif ini mendapat dukungan kuat baik dari ASEAN maupun dari PIF.

“Presiden saya juga memimpin Pertemuan trilateral dengan PM Papua Nugini dan PM Fiji tahun lalu di sela-sela KTT APEC di San Francisco. Kerja sama yang kuat juga terjalin dengan MSG. Indonesia mengembangkan kolaborasi yang kuat, termasuk program pelatihan untuk mendukung Peta Jalan MSG dalam Pengelolaan Perikanan, pelatihan bagi polisi Pasukan Perdamaian PBB, dan pelatihan diplomatik untuk negara-negara anggota MSG,”bilang Menlu.

Indonesia juga sepakat untuk bekerja sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Pasifik dan mempersiapkan negara-negara Pasifik dalam mengatasi tantangan bersama, termasuk tantangan akibat perubahan iklim dan pengelolaan perikanan. Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan MSG dan PIF untuk memperkuat kapasitas kedua organisasi tersebut dalam mencapai tujuan ini.

“Jadi sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Papua Nugini atas komitmennya yang teguh dalam mendukung engagement Indonesia di MSG dan PIF. Sebagai tetangga terdekat kami di Pasifik, Papua Nugini adalah mitra penting Indonesia dalam menjalin hubungan dengan negara-negara di Pasifik. Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kepemimpinan PM Marape dan Menteri Tkatchenko dalam membangun hubungan yang sangat kuat dengan Indonesia,”tandas Menlu Retno.

Editor | SIMSON RUMAINUM