MERAUKE | PAPUA TIMES- Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan mengalami inflasi tertinggi pada Juli 2023 sebesar 5,21 persen lebih tinggi dari inflasi nasional yaitu 3,0 persen.
Penjabat Gubernur Papua Selata, Dr. Ir. Apolo Safanpo membenarkan angka tersebut yang telah dipaparkan Presiden Jokowi pada 31 Agustus lalu di Istana Negara. Oleh karenanya, kata Gubernur Safanpo, telah menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Merauke dan stakeholder terkait untuk melakukan langkah-langkah terpadu mengatasi inflasi
“Untuk provinsi kita aman, karena masih berada di bawah nasional, namun untuk tingkat kabupaten, Merauke tertinggi seluruh Indonesia. Kami sudah meminta kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah PPS untuk berkoordinasi dengan Kabupaten Merauke kita-kira hal apa yang menyebabkan inflasi Kabupaten Merauke tinggi,” terang Safanpo di Merauke, Senin (4/9/2023).
Kata Pj Gubernur Safanpo, paling utama adalah memastikan komoditas apa saja yang mempengaruhi melonjaknya angka inflasi untuk segera ditindaklanjuti langkah yang harus diambil.
Ssalah satu komoditas yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pasokan dan stok beras.”Salah satunya seperti beras, kalau kita kurang kita ambil dari luar karena cadangan nasional masih sangat cukup untuk semua bahan pokok. Koordinasi sangat penting untuk atasi bersama,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT menyampaikan komoditas yang menyebabkan inflasi Merauke melampaui target nasional adalah beras yang dipengaruhi oleh faktor alam. Sebagaimana Merauke dalam waktu tiga tahun terakhir mengalami gagal panen dan sebagian gagal tanam karena cuaca yang tidak menentu dan juga serangan hama.
“Produksi menurun dan harga beras melonjak. Itu bukan karena kekurangan kita, faktor alam yang mempengaruhi. Tapi kalau produksi pertanian lain cukup baik,” tandas Romanus.
Pewarta | RUDIS
Komentar