Ungkapan Cinta Dari Matras Tarung Derajat

TIMIKA | PAPUA TIMES- Dalam olahraga, ada banyak sekali momen kebahagiaan dan cinta yang muda kita temui seringkali diekspresikan oleh para atlet.

Ekpresinya cinta yang mereka sampaikan juga berbeda. Ada yang menunjukanya dengan mencium cincin pernikahan dan apa pula menunjukannya dengan membentuk tanda buah hati.

Tidak hanya itu, ada pula yang mengangkat kedua tangannya ke atas, melakukan sujud syukur, memegang dadanya, menunjukan kertas bertuliskan pesan cinta termasuk langsung melakukan video call usai pertandingan.

Semua sikap dan cara ini menunjukan bahwa kemenangan atau pencapaiaan yang mereka capai, didedikasikan kepada orang-orang yang mereka cintai termasuk kepada Tuhan yang Maha Esa.

Hal ini terjadi juga di venue Cabang Olahraga Tarung Derajat, PON XX Mimika yang digelar di Eme Neme Yauware, Selasa (12/10/2021) oleh Nurhayati S.Pd petarung puteri asal Kalimantan Barat.

Ekpresi cinta yang ia sampaikan ke suami dan anaknya adalah dengan mengirim pesan kepada mereka bahwa ia berhasil meraih medali emas elas puteri 50,1-54 kg.

Apalagi di momen kemenangannya hari ini, sang suami di Kalimantan Barat tengah merayakan ulang tahun ke-33.

“Saya persembahkan kemenangan ini untuk suami saya yang berulang tahun hari ini. Alhamdulilah dengan perjuangan dan pengorbanan bisa menang,”ucapnya sembari meneteskan air mata.

Ibu dari Adiba (4) ini mengatakan kemenangan yang didapatkannya juga dipersembahkan untuk keluarga dan pelatih yang selalu memberikan dukungan luar biasa kepadanya.

Guru honor di Pemda Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat mengaku Jabar adalah lawan terberatnya. Pasalnya ia memiliki teknik yang sangat bagus.

“Saya secara pribadi kewalahan mengikutinya. Ditambah lagi dari segi usia, kami jauh berbeda karena dia jauh lebih muda dari saya. Namun, saya bersyukur karena ini adalah rejeki suami dan anak yang saya tinggalkan di sana,”jelasnya.

PON XX di Papua merupakan momen kedua dimana Nurhayati berhasil meraih emas. Karena di PON XIX ia juga berhasil mendapatkan medali emas.

“Saya memang sebelumnya sudah pernah ikut PON XIX di Jawa Barat dan berhasil membawa emas. Dan PON XX juga berhasil membawa emas. Mudah-mudahan di PON berikutnya bisa emas lagi,”katanya dengan penuh semangat.

Dirinya mengatakan, sejak berusia 15 tahun ia menggeluti cabor basket. Namun karena basket ada batasan usia sehingga ia berpindah.

“Tahun 2005 kebetulan olahraga ini ada buka, 2006 saya masuk. Setiap hari pulang sekolah saya latihan. Ini olahraga adrenalin sehingga harus dilatih terus,” ujarnya.

Pada momen ini, ia juga memberikan apresiasi kepada panitia PON Cluster Mimika atas segala pelayanan terbaik yang sudah diberikan.

“Panitia dan relawan sangat luar biasa dan sangat mantap. Saya acungin dua jempol,” ungkapnya.

Selain untuk Jawa Barat, ia juga berpesan kepada Pemda Provinsi Papua dan Pemda Mimika terutama KONI agar serius dan lebih peduli memperhatikan atletnya.

“Terutama kepada pembinaannya. Karena, setiap event pertandingan cabor berbeda-beda. Misalnya, satu kali setahun. Jadi diharapkan ada pembinaan kepada atlet secara berlanjut,” tuturnya.

“Kami semua memang bertanding di ajang nasional dengan membawa nama provinsi. Tolong jangan dianggap remeh tetapi harus ada perhatiannya yang nyata kepada kami para atlet. Karena bukan hanya bonus yang kami cari tetapi bagaimana perhatian pemerintah terhadap pembinaan para atlet ini ke depan,” pungkasnya.
Editor | TIM

Komentar