JAYAPURA | PAPUA TIMES- Tim Catur PON Papua resmi diperkuat grand master, Cerdas Barus. Kehadirannya membuka peluang bagi Kontingen Papua menyabet medali emas di Cabang Olahraga (Cabor) Catur).
Manajer tim catur Papua Haji Ariadi mengatakan, catur Papua harus berprestasi di pentas PON, apalagi Papua tuan rumah. “Ini sejarah, untuk pertama kali, salah satu Grand Master catur Indonesia memperkuat Papua,”ujar Ariadi.
Lanjut Haji Ariadi, dengan hadirnya Grand Master Cerdas Barus, tim catur Papua semakin kuat, pasalnya, pecatur bergelar master di Indonesia masih sedikit jumlahnya. “Di Indonesia, pecatur yang bergelar Grand Master masih bisa dihitung dengan jari, mungkin hanya beberapa orang seperti Utut Adianto, Susanto Megaranto, Novendra dan Cerdas Barus sendiri,” ungkapnya.
Hadirnya Grand Master Cerdas Barus, sambungnya, membuka peluang bagi tim catur Papua untuk mendulang medali emas sebanyak-banyaknya. “ Harapannya ya raihan emas semakin banyak, kalau bisa minimun setengah jumlah medali emas yang diperebutkan,” tutur Haji Ariadi yang juga menjabat sebagai bendahara Percasi Papua.
Ketua Harian Percasi Papua Ventje Ropa juga menyampaikan rasa optimisnya dengan kehadiran Grand Master Cerdas Barus. “Iya, kita berharap, minimal target raihan emas tercapai, syukur-syukur lebih. Kan ada 15 medali emas yang bakal diperebutkan, kalau bisa setengah itu milik Papua,” tandasnya.
Sekum Percasi Papua Banjir Ambarita mengatakan, Grand Master Cerdas Barus tidak asing lagi di dunia catur Indonesia, dan termasuk salah satu pecatur yang disegani karena kualitas permainannya yang masih bagus dan masuk jajaran papan atas.
“Kami bersyukur, Cerdas Barus bergabung dalam tim catur Papua, secara tim akan membangkitkan semangat, karena ada pemain bergelar Grand Master. Tentu hal itu membuka peluang besar untuk meraih medali emas,”ujar Ambarita.
Menurut Ambarita, kualitas permainan Cerdas Barus masih mumpuni, terbukti dalam beberapa turnamen yang diikuti, masih menunjukan kemampuannya. “Cerdas Barus masih kuat, buktinya dalam turnamen Piala MPR bulan Juni lalu, masih bertengger di papan atas, padahal rata-rata pemain yang ikut adalah pecatur muda usia 20-30 tahunan,”jelasnya.
Saat ini, tambah Ambarita, timnya lebih fokus menjaga kebugaran pemain, terutama setelah kembali ke Tanah Papua. “Pasca kembali ke Papua, setelah menggelar pemusatan latihan di Ciawi, kami lebih konsen menjaga fisik pemain, agar nanti saat main lebih fokus dan penuh konsentrasi,”tandasnya.
Editor | ROBIN S | YESAYA M
Komentar