PON XX: Ryan Heo, Bidik Emas Kriket untuk Papua

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Olahraga kriket/cricket sebagai debutan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX bagi kontingen Papua diam-diam punya ambisi besar untuk menyabet medali emas. Untuk memenuhi target tersebut, federasi kriket (PCI) Papua merekrut pelatih dan atlet berlevel nasional.

Febrianto Frans Jordi Heo, salah satu atlet yang didatangkan khusus sejak 2019 bersama sang pelatih, Frengky Shony yang merupakan rekannya di tim Bali untuk memperkuat tim kriket Papua demi mengejar ambisi medali emas.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

Atlet yang akrab disapa Ryan itu melambung bersama tim kriket Bali di PON XIX Jawa Barat tahun 2016 lalu. Atlet nasional kelahiran Sumba, Nusa Tenggara Timur, 8 Februari 1997 itu sudah bergelimang prestasi di olahraga kriket.

“Saya mulai bergabung dengan tim kriket Papua di tahun 2019. PON XX ini akan menjadi PON kedua saya. Sebelumnya saya memperkuat kontingen Bali,” kata Ryan.

Seabrek prestasi yang pernah ia torehkan di antaranya medali emas Porprov Bali tahun 2013, dua medali emas Porprov Bali tahun 2015, medali emas Porseni tingkat SMA Bali tahun 2015, medali emas Porprov Bali tahun 2017, dua medali emas Porprov Bali tahun 2019, medali emas Kejurnas U-17 tahun 2014, medali emas Kejurnas U-19 tahun 2015, medali emas Kejurnas senior tahun 2017.

Di iven PON, pencapaian Ryan bersama tim kriket Bali juga terbilang mentereng. Medali emas di olahraga kriket seakan sudah menjadi DNA-nya.

“Prestasi yang saya capai di PON yakni medali emas Pra PON 2015, medali emas PON XIX Jawa Barat tahun 2016. Saya juga meraih best fielder di Pra PON 2015, dan best player di Kejurnas tahun 2015,” bebernya.

Sama seperti atlet-atlet lainnya, Ryan juga punya cerita menarik dalam perjalanannya menempuh karier di olahraga kriket. Berawal dari bangku SMP kelas 1 tahun 2010 silam. Mulanya Ryan hanya bisa mencoba bermain kriket via HP.

“Waktu itu ada kesempatan untuk mencobanya secara langsung, jadi saya sangat bersemangat karena memang olahraga sudah mengalir di dalam keluarga saya. Awal saya berlatih kriket saya sangat bingung karena kalau di lihat permainan ini mirip dengan kasti. Bahkan sampai pernah saya melempar teman saya sendiri. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan mendapatkan penjelasan tentang aturan dan cara main, akhirnya mulai timbul rasa ketertarikan dengan kriket, lalu saya mendalami olahraga ini,” kenangnya.

Tahun 2016, Ryan terpilih masuk dalam skuad tim PON Bali dan dia ikut berandil menyumbangkan medali emas bagi tim kriket Bali di Jawa Barat, lima tahun lalu.

“Hingga puncaknya ada di tahun 2016 saya terpilih untuk main di PON dan bersama tim kriket Bali kami menjadi juara dan meraih dua medali emas. Sampai sekarang saya makin mencintai olahraga ini. Target saya di PON kali ini untuk Papua tentu saja harus emas tidak ada tawar menawar pokoknya harus emas, bagi saya emas harga mati,” ujarnya.

Ryan berjanji akan berjuang semaksimal mungkin untuk mempersembahkan medali emas bagi kontingen Papua pada PON XX di rumah sendiri.

“Saya sangat optimis, saya dan tim akan meraih medali emas di PON ini karena saya melihat tim saya sangat kuat dan solid jadi tidak ada keraguan lagi bahwa tim ini akan memberikan emas untuk Papua. Dan satu lagi karena tim ini berjalan bersama Tuhan, maka saya yakin Tuhan akan memberkati tim ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PCI Provinsi Papua, El Bahar Conoras mengaku optimis tim kriket Papua bisa mempersembahkan medali emas pada PON XX.

“PON XX kian dekat, kita butuh kerja ekstra untuk menghasilkan prestasi. Saya optimis cricket (kriket) bisa menyumbangkan medali emas, setidaknya bisa mendapatkan 1 medali emas, tapi kalau bisa lebih itu menjadi mukjizat bagi kami. Kami memang sangat fokus sekali menjelang PON XX ini,” kata Conoras.

Editor | TIM