PON XX: Yapa, Atlet Wushu Papua Peraih Medali PON di Jabar

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Dalam debut perdana di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat tahun 2016 silam, tim wushu Papua sukses menyumbangkan 1 medali.

Rahmat Renwarin menjadi satu-satunya atlet wushu Papua yang berhasil meraih medali perunggu untuk kontingen Papua di nomor sanda ketika itu.

PSU, Ko Pilih Siapa

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Putaran Pertama Cagub BTM Meraih Suara Terbanyak 269.970 Suara Sedangkan Cagub MDF Meraih 262.777 Suara

https://bit.ly/PapuaTMK-survey

Yapa, sapaan akrab petarung kelahiran Merauke 26 Mei 1984 itu awalnya adalah seorang petinju. Dia baru bergabung dengan cabor wushu pada 2014 silam. Yapa tertarik dengan cabor wushu karena ingin mencoba beladiri bebas (menggunakan kaki dan tangan).

Kesempatan untuk tampil sebagai atlet wushu akhirnya menghampiri Yapa. Dia masuk dalam tim wushu Papua yang dipersiapkan berlaga di PON XIX Jawa Barat. Ajang Pra PON tahun 2015 menjadi penampilan perdananya bersama tim wushu Papua di nomor sanda.

“Tahun 2014 saya mulai bergabung dengan tim wushu Papua. Awalnya saya atlet tinju tetapi pindah ke wushu semenjak Pra PON Jawa Barat tahun 2015. Saya pindah ke wushu karena mau mencoba cabor beladiri bebas,” kata Yap.

Dalam debut perdananya itu, Yapa sukses menyabet juara kedua dan membawa pulang medali perak Pra PON 2015 di Jawa Barat. Yapa pun lolos ke PON XIX di Provinsi yang sama dan ia juga menyumbangkan medali perunggu ketika itu.

“Alhamdulilah di Pra PON waktu itu saya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dengan menyabet medali perak Pra PON 2015. Di PON XIX Jawa Barat 2016 saya dapat medali perunggu,” ujarnya.

Selain prestasi di cabor wushu, Yapa juga memiliki jejak rekam gemilang di cabor tinju. Pada PON pertamanya di Palembang tahun 2004 dia mempersembahkan medali perunggu di cabor tinju. Yapa juga 3 kali menjadi juara nasional tinju dan dua kali meraih medali perunggu di iven Arafura Games Australia tahun 2000 dan 2002.

Di PON Kelimanya ini, Yapa akan bertugas sebagai asisten pelatih I tim wushu Papua. Ia gagal tampil karena mengalami cedera ligamen. Namun, dirinya optimistis wushu sanda bisa kembali mempersembahkan medali bagi kontingen Papua. Apalagi, wushu Papua saat ini diperkuat sejumlah atlet nasional dan atlet lokal potensial medali.

“Saya optimis karena kita tuan rumah dan kita diperkuat atlet mantan juara dunia dan pelatih kepala yang sudah lama berkecimpung di dunia wushu. Pelatih yang selalu bawa nama Indonesia di kancah internasional, dan saya yakin kami cabor wushu bisa berikan medali emas untuk Papua,” ungkapnya.

“Kita punya atlet potensial di antaranya Moria Manalu kelas 60 kg sanda putri, Deni Arif kelas 75 kg putra target dua emas dan kalau atlet yang lain potensi medali ada Demonsal Baimo kelas 52 kg, Stefano Rumangith kelas 56 kg, Hendrik Rikut 65 kg untuk putra dan untuk putri potensi medali Selvi Dwi Utami kelas 48 kg juga Merry Awee kelas 56 kg,” tambahnya.

Sementara itu, pelatih kepala wushu sanda Adriani Mande berjanji akan berusaha memberikan yang terbaik bagi tim wushu sanda Papua di PON XX.

“Yang paling utama adalah kerjasama, karena untuk menjadi sukses itu kita harus bekerjasama dan disiplin, itu hal paling utama. Kedepannya kita akan lihat persiapan atlet kita untuk menuju PON XX yang masih cukup panjang bahkan akan menjadi bahan evaluasi untuk ke depan,” pungkasnya.

Editor | TIM

Komentar