Oleh: Jenet Ngaderman
Mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Cenderawasih
Kualitas sebuah Negara dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya adalah faktor Pendidikan. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang dipersiapkan untuk menyediakan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas akan meningkatkan kualitas pelayanan suatu negara. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya alam tidak dapat terpisah dari Pendidikan.
Dunia saat ini menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19). Jumlah penderita virus Corona di dunia semakin bertambah. Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) sudah lebih dari Jutaan orang terpapar Corona dengan penderita yang meninggal dunia berjumlah lebih dari ribuan orang.
Di Indonesia sendiri, Jumlah penderita sudah ribuan orang, hal ini tentu saja mengganggu aktivitas masyarakat. Bukan hanya itu, aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah-sekolah dihentikan guna mencegah penyebaran virus Corona.
Alhasil sebagian sekolah terpaksa diliburkan. Maka pihak yang paling dirugikan adalah segenap civitas akademi. Pandemi memberikan dampak yang berbeda bagi orang dewasa dan anak-anak. Anak-anak terdampak secara langsung dan tidak langsung akibat perubahan lingkungan dan disrupsi di beragam sektor termasuk dalam sistem pendidikan, sistem layanan perlindungan anak, kehidupan ekonomi keluarga, intensitas pengasuhan, serta perubahan interaksi sosial masyarakat.
Oleh karena itu, kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama darurat bencana Covid-19.
Pada pelaksanaanya pihak sekolah dan guru perlu berinovasi dan berkreasi sehingga pengajaran tidak membosankan serta sesuai dengan kebutuhan siswa di tiap daerah yang berbeda-beda. mau tidak mau , suka tidak suka, semua pihak mulai guru, orang tua, dan murid harus siap menjalani kehidupan baru lewat pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan baik.
Pelaksanaan sistem PJJ pada anak di Indonesia selama pandemi dinilai masih belum berjalan secara optimal. Ada beberapa hal yang dinilai menjadi kendala, terutama mengenai akses internet.
Hal tersebut terjadi karena beberapa daerah nusantara belum memiliki akses internet, bahkan listrik. Permasalahan PJJ diantaranya adalah belum meratanya akses jaringan internet, mahalnya biaya kuota dan belum meratanya penguasan IPTEK dikalangan pendidik atau guru.
Kemudian belum siapnya pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode PJJ dan kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses PJJ
Peran kepala sekolah dalam mendorong para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengetahui IPTEK di masa pandemi merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh ini. Dengan adanya kebijakan pemberian pelatihan melalui Webinar ataupun Workshop tentang proses belajar mengajar bagi para pendidik dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan kualitas Lembaga Pendidikan tersebut dalam memberikan layanan bagi peserta didik.
Intinya, PJJmenjadi efektif bila terdapat sinergisitas yang baik antar seluruh elemen Pendidikan. baik itu Kemendikbud sebagai pemerintah, guru/dosen sebagai tenaga Pendidikan dan juga peserta didik sebagai objek Pendidikan.
Dengan kata lain seluruh stakeholders seperti pemangku kebijakan (Kemendikbud), kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa harus saling bekerja sama untuk mensukseskan pelaksanaan PJJ. Alternatif solusi untuk mengatasi tersebut harus diberikan dan disepakati untuk dilaksanakan secara bersama-sama.*
Komentar