Perbatasan Papua-PNG Diperketat

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Pemerintah memperketat akses keluar masuk diperbatasan Papua (RI) dan Papua New Guinea (PNG), khususnya jalur lintas batas non formal yang selama ini dilalui warga Papua dan PNG. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus Coronas (Covid-19) di perbatasan.

Kepala Badan dan Kerja sama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua,Suzana D Wanggai S.Pd, MSocSc mengatakan untuk meminimalisir keluar masuk orang dari PNG ke Papua lewat jalur lintas batas non formal , pemerintah bakal mendirikan pos keamanan dan pagar dijalur ini.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Dr. BENHUR TOMI MANO | YERMIAS BISAI,S.H 53%, 55539 votes
    55539 votes 53%
    55539 votes - 53% of all votes
  • KOMJEN POL MATHIUS D FAKHIRI,SIK | ARYOKO RUMAROPEN 47%, 50051 vote
    50051 vote 47%
    50051 vote - 47% of all votes
Total Votes: 105590
26 November 2024
Voting is closed

“Tak hanya pagar, mungkin juga semacam pos keamanan pada sejumlah jalur non formal ini. Memang pagar yang harus dibangun ini panjang sekali ya, tapi idealnya begitu supaya warga yang keluar masuk dapat lebih terpantau dengan baik,” ujar Suzana Wanggai di Jayapura.

Diakui Wanggai, belum adanya pagar pembatas ataupun pos lintas batas di jalur tersebut menyebabkan aktivitas keluar masuk orang dari PNG ke Papua tidak terpantau. Masih banyak warga PNG yang memiliki kebun di wilayah Papua, begitupun sebalikanya, sehingga masyarakat PNG dan Papua sering keluar masuk menggunakan jalur non formal tersebut.

“Memang bagi warga perbatasan yang hendak melintas, mereka sudah punya surat pelintas batas atau administrasi kependudukan. Tapi karena ada pandemi jalur formal ditutup, sehingga kebanyakan menggunakan jalur non formal. Ini yang memang menjadi tantangan kita,” akunya.

Wanggai mengatakan tantangan itu bakal segera diatasi supaya tak ada warga yang dirugikan. Apalagi saat ini, kasus penularan COVID-19 di wilayah PNG cukup tinggi, sehingga perlu ditingkatkan pengawasan. “Kalau jalur formal kan memang sudah ditutup sejak lama. Sehingga jalur non formal ini yang memang perlu diawasi”.

“Makanya, kami segera memperketat pengawasan dengan segera duduk bersama pihak terkait, untuk bisa membahas pengawasan di jalur non formal dalam upaya meminimalisasi COVID-19,” pungkas dia.

Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal,SE.MM meminta warga Papua untuk tidak bepergian ke PNG karena penularan Covid-19 di negara tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.

“Saya minta masyarakat untuk sementara ini jangan dulu (bepergian ke PNG), apalagi yang melintasnya secara secara tradisional. Saya harap jangan dulu karena di PNG sangat tinggi penularan Covid.

“Jadi, lebih baik kita jaga diri kita sudah, supaya tidak tertular dan bawa penyakit itu ke keluarga kita yang lain,” tegas Wagub.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta warga yang tinggal atau berbatasan langsung dengan Papua Nugini, untuk berhati-hati dan waspada terharap potensi penularan COVID-19.

Ia katakan, penularan COVID di Papua Nugini sangat ekstrim sehingga warga perbatasan diminta tidak melakukan perlintasan secara tradisional, meski punya keperluan mendesak.

“Papua Nugini naiknya tinggi (penularn COVID). Jadi, teman-teman di perbatasan harus hati-hati kalau bisa jangan sering nyebrang (ke Papua Nugini) karena berbahaya nanti kena virus, lalu masuk dan menulari semua orang Papua”.

“Sama seperti waktu pertama kali Corona ini masuk ke Papua yang tentunya dari luar daerah. Kan kasihan harusnya nda kena, jadi kena,” ujarnya.

Dia juga meminta pemerintah provinsi serta aparatur terkait di wilayah perbatasan untuk dapat meningkatkan pengawasan. Sehingga penularan COVID dari Papua Nugini, bisa dicegah.

Editor | EDWIN RIQUEN

Komentar