BIAK- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Papua, Lukas Enembe,S.IP,MH dan Klemen Tinal,SE,MM (LUKMEN) pekan ini menggelar kampanye terbatas di kawasan Saireri yakni Biak, Supiori, Yapen dan Waropen. Calon Gubernur Papua Lukas Enembe,S.IP,MH memulai kampanye tatap muka di Kabupaten Biak Numfor, Kamis (8/3/2018) sedangkan pasangannya Klemen Tinal,SE,MM menggelar kampanye terbatas dengan kader dan simpatisan partai politik pendukung pasangan Lukmen.
Lukas Enembe dalam kunjungannya ke Biak menggelar tatap muka dengan para pedagang dan pembeli di pasar ikan Biak Kota. Enembe juga blusukan di pasar sentral Faidoma Darfuar Biak serta mengunjungi pasien di RSUD Biak. Lukas Enembe didampingi Ketua Tim Koalisi Papua Bangkit Jilid II, Mathius Awoitauw, Ketua Tim Kampanye LUKMEN, Yunus Wonda termasuk Calon Bupati Biak Numfor, Nichodemus Ronsumbre.
Saat tatap muka dengan nelayan, Enembe mengatakan bahwa potensi perikanan dan kelautan di Biak Numfor sangat baik. Oleh karena itu, peningkatan ekonomi nelayan akan dilakukan dengan mendukung pemasaran ikan keluar Biak Numfor ke pangsa pasar diluar Biak Numfor.
“Pendaratan untuk nelayan membawa ikan ke darat sudah dibangun. Namun sekarang yang terpenting adalah bagaimana proses pemasarannya untuk bisa dikirim keluar Papua. Sumber daya ikan sangat bagus disini sehingga tidak saja didistribusikan di Biak tapi keluar dari Biak,” ungkap Enembe disela-sela meninjau Pasar Ikan.
Usai blusukan di Pasar Ikan Biak Kota, selanjutnya Lukas Enembe mengunjungi Pasar Central Faidoma Darfuar. Disana, Lukas juga disambut antusias oleh ratusan pedagang. Bahkan, beberapa mama-mama Papua menyampaikan secara langsung aspirasi mereka tentang los pasar yang belum dimiliki mereka.Selama di Pasar Central Faidoma Darfuar, Enembe berkomunikasi dengan pedagang. Dimana Enembe langsung melihat hasil-hasil bumi yang dijual oleh mama-mama Papua.
“Dari Gubernur ke Gubernur. Dari Bupati ke Bupati. Kami tidak pernah dilihat disini. Terimakasih kepada Tuhan karena hari ini Bapak Gubernur Lukas Enembe bisa hadir disini untuk melihat kami dengan kondisi seperti ini,” kata seorang mama-mama Papua yang berjualan di pasar.
Usai mengunjungi pasar, selanjutnya Lukas Enembe mengunjungi pasien di RSUD Biak. Beberapa ruangan dikunjungi diantaranya ruang rawat inap wanita, ruang bedah, ruang rawat inap anak. Disana, Enembe juga melakukan interaksi dengan masyatakat yang kebanyakan aspirasnya.
Enembe mengakui, diera kepemimpinannya sebagai Gubernur bahwa Pemerintah Provinsi Papua sudah banyak membiayai anak-anak asal Biak Numfor untuk belajar di luar negeri. Selain itu, Pemprov Papua juga sudah memberikan dana kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota di seluruh Papua sebesar 80 persen dari dana Otsus. “Saya berharap keluhan dari mama-mama Papua ini menjadi perhatian bagi Bupati Biak Numfor yang maju pilkada tahun ini,” beber Enembe.
Lebih jauh dijelaskan Enembe, masalah yang dihadapi oleh RSUD Biak pada dasarnya juga terjadi di seluruh rumah sakit di Papua bahkan Indonesia.Untuk itu, dalam rangka menangani masalah-masalah pelayanan kesehatan, pihaknya sudah membuat Kartu Papua Sehat (KPS) untuk orang asli Papua.”KPS berbeda dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kalau untuk KPS itu adalah program LUKMEN sedangkan KIP adalah program Presiden Joko Widodo. Pada umumnya kedua kartu itu bagus untuk membantu meringankan beban masyarakat,” imbuh Enembe.
Enembe juga mengakui, permasalahan yang dihadapi di Biak hampir sama juga di daerah lain. Dengan fiskal yang masih rendah yang berujung kepada tidak mampunya membiayai kebutuhan.Bahkan, lanjutnya, Kabupaten Biak Numfor salah satu daerah yang tidak besar potensi pendapatan daerahnya dan hanya bergantung kepada DAU dan dana Otsus.
“Dana Otsus Biak hanya Rp 100 miliar tapi tidak cukup. Dan orang selalu bilang dana Otsus itu besar tapi sesungguhnya kecil karena dibagi ke pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi. Oleh karena itu, saya berharap orang yang bekerja di rumah sakit baik itu tenaga medis maupun cleaning service bisa mendapatkan gaji yang layak tapi melaksanakan pelayanan kesehatan yang baik,” harapnya.
Pemkab Biak, tambah Enembe, sudah seharusnya melihat persoalan ini meskipun memiliki APBD yang cukup dan jumlah pegawai yang mencapai 40 ribu lebih. “60 persen dana dari APBD Biak itu pasti habis untuk belanja pegawai sementara pendapatan asli daearahnya tidak ada. Oleh karena itu, siapapun menjadi Bupati nantinya harus hati-hati kelola dana,” pungkasnya.
Sementara itu, calon wakil gubernur Papua, Klemen Tinal,SE,MM dalam kampanye terbatas di Serui yang dihadari kader dan simpatisan partai pendukung Lukmen secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Koalisi Papua Bangkit jilid II Kabupaten Kepulauan Yapen yang diterima langsung oleh Ketua Koalisi yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Yapen, Tonny Tesar, S.Sos dan disaksikan
ketua-ketua Partai Politik (Parpol) antaral lain Ketua DPC Partai Nasdem James Rumatora, S.Sos, Ahmad Nur Bennu dari PPP, Ketua DPC Golkar Frans Sanadi.
Dalam orasi politiknya, para pimpinan Parpol menyatakan dukungannya untuk memenangkan pasangan Lukmen.
Sementara itu, Klemens Tinal mengatakan bahwa pertarungan politik di pesta demokrasi tahun ini, baginya dan Lukas Enembe biasa-biasa saja. ” Kami kembali berpasangan dalam pesta demokrasi di Papua menunjukkan bahwa kami bersatu membangun dan bersama rakyat untuk melanjutkan jilid II.”
(TIM HUMAS LUKMEN)
Komentar