Jakarta – Pemerintah lewat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pembangunan rel kereta api di Papua bisa dimulai tahun 2018. Pembangunan fase pertama rel yakni ruas Manokwari hingga Sorong sepanjang 390 km.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita, mengungkapkan selama ini arus barang dari Manokwari hingga Sorong memang cukup padat. Sehingga, adanya kereta api bisa sangat membantu pergerakan logistik di kedua kota itu.
“Kalau Manokwari ke Sorong itu memang cukup padat arus logistiknya. Jalan daratnya ramai, kalau ada kereta api itu bisa membantu. Makanya saat ini kita kadang malah lebih suka pakai jalur laut, bahkan sering juga pakai pesawat, karena jalan daratnya juga tak terlalu bagus,” jelas Zaldy kepada detikFinance, Jumat (2/6/2017).
Sementara itu, arus logistik untuk Manokwari ke Sorong memang selama ini didominasi produk perikanan, serta hasil hutan dan perkebunan.”Kalau dari Manokwari ke Sorong biasanya itu ikan. Sisanya biasanya kayu atau hasil kebun, masih raw material. Karena memang di Sorong ada pelabuhan sebelum dibawa keluar negeri atau ke Jawa,” ungkap Zaldy.
Lanjut dia, mobilitas logistik di Papua Barat juga diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pembangunan pabrik semen yang saat ini tengah dibangun di Manokwari.
“Selain itu juga ada proyek pabrik semen di Manokwari. Kalau pabrik semen ini sudah jadi tentu kan adanya kereta api bisa sangat membantu di sana,” kata Zaldy.
Seperti diketahui, pemerintah akan mulai membangun jalur kereta api Sorong-Manokwari pada tahun 2018. Jalur tersebut sudah dilakukan kajian kelayakan dan trase pada tahun 2015, dan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Detail Enginering Design (DED) di tahun 2016.
Di fase selanjutnya yakni periode 2020-2024 yakni ruas Manokwari-Nabire. Membentang sepanjang dekat pesisir pantai di Papua Barat.Fase kedua ini kemudian akan dilakukan pembangunan tahap ketiga di periode 2025-2030 yang akan menyambungkan Sarmi-Nabire-Timika. Dan direncanakan bisa berakhir hingga ke Jayapura.
Komentar