Keren, SAGU Foundation Rilis Papuan Contextual English Coursebook

JAYAPURA | PAPUA TIMES- SAGU Foundation, terus berinovasi dan kreatif membangun Sumber Daya Manusia Papua di Bumi Cenderawasih.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian di Papua itu, dengan bangga meluncurkan Papuan Contextual English Coursebook, sebuah buku pembelajaran bahasa Inggris yang disusun dengan konteks lokal Papua.

Buku yang dirilis secara resmi pada 1 November 2024 merupakan karya Diana Kambuaya, M.Ed sebagai salah satu penerima YSEALI Professional Fellows Program Alumni Accelerator Project 2024 dari American Councils. Turut berkontribusi dalam penyusunan buku ini adalah Emma Ronsumbre, Sonai Morin, dan Romibo Rumaikewi.

Acara peluncuran dikemas dalam sebuah workshop dengan melibatkan peserta dari Community Learning Centre di Jayapura, Keerom, dan Kabupaten Jayapura.

Para peserta mendapatkan kesempatan untuk menggali lebih dalam metode pengajaran yang diusung dalam buku ini, yang dirancang untuk mendekatkan pembelajaran bahasa Inggris dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Papua.

Diana Kambuaya menyatakan harapannya agar buku ini akan menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kemampuan serta memberikan akses yang lebih mudah dan menyenangkan dalam belajar bahasa Inggris, dengan mengedepankan konteks yang familiar bagi guru dan siswa Papua.

“Dengan hadirnya Papuan Contextual English Coursebook, kiranya program pendidikan di Papua dapat semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi generasi muda yang ingin menguasai bahasa Inggris untuk meraih berbagai peluang di masa depan,”ujarnya.

Diana mengatakan Papuan Contextual English Coursebook bertujuan memperkuat kemampuan belajar bahasa Inggris bagi para pemula, siswa-siswi di Papua dengan konteks keseharian mereka.

“Jadi belajar bahasa Inggris dalam konteks Papua mempertimbangkan banyak hal. Dalam menyeleksi (buku Papuan Contextual English Coursebook) kami melihat dari kebutuhan siswa berdasarkan observasi atau survei apa yang dibutuhkan sesuai dengan kebiasaan dari siswa pembelajar pemula dan itulah yang kami seleksi memilih topik-topik atau materi yang berhubungan dengan vocabulary grammar sesuai kebutuhan mereka,”ungkap Diana.

Selain itu, Sagu Foundation juga juga menyiapkan buku bantuan bagi para pengajar atau teacher book untuk setiap level dari buku Inggris sehingga membantu guru efektif dalam aktivitas pembelajaran bahasa Inggris.

“Buku-buku ini didesain dan disusun dalam konteks Papua, sehingga muda juga bagi tenaga pengajar atau guru terutama guru di community learning center, rumah-rumah belajar dan menjadi bahan bantuan di sekolah. Guru bahasa Inggris dapat dengan mudah berkreasi dalam proses belajar mengajar,”jelasnya.

Ketua Pengelola Rumah Baca Tabswei Kampung Yansip, Distrik Kemtuk Gresi, Permenas Samun mengapresiasi inovasi Sagu Foundation atas peluncuran buku belajar bahasa inggris berbasis konteks lokal Papua ini.

Menurutnya, buku tersebut berbeda dengan buku-buku memiliki keunggulan karena didesain dan disusun dalam konteks Papua sehingga mudah dipahami. Ia optimis buku ini bisa meningkatkan minat bacaa nak-anak Papua yang aktif mengikuti program membaca dirumah-rumah baca seperti yang dikelolanya.

“Buku ini sangat berbeda karena disusun dalam konteks Papua. Terobosan Sagu Foundation sangat baik. Pendekatannya tentang apa yang ada di sekitar kita, apa yang ada dalam keluarga kita. Saya berharap inovasi seperti ini terus berkembang dan buku ini dapat menyebar dan menjadi buku bacaan di perpustakaan-perpustakaan maupun rumah baca yang ada di Tanah Papua,”harap Permenas.

Devan Sofia Apesedaya Sekretaris Pojok Literasi Rekadaya Dosai menyampaikan buku tersebut sangat membantu mereka dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris.

“Buku ini sangat membantu kami sekali, karena kami sebagai pengurus di pojok literasi rumah baca butuh buku-buku seperti ini untuk membantu kami dalam mengajar adik-adik kami. Saya sangat senang sekali dengan buku ini, adik-adik kami dapat belajar bahasa Inggris dalam konteks Papua. Terima kasih teman-teman Sagu Foundation,”ujar Sofia.

SAGU Foundation merupakan LSM yang berbasis di Jayapura, Papua. Didirikan pada tanggal 17 Januari 2015. Berfokus dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian di Papua.

SAGU singkatan dari “Strengthening, Assisting, Generating, Utilizing”.

Sagu (sago, Metroxylon sp.) merupakan makanan poko bagi orang Papua dan bernilai tinggi dalam budaya Papua. Sagu melambangkan “mama”, orang yang melahirkan dan mengajar anak-anak Papua.

Editor | HANS AL | PAPUA GROUP

Komentar