GRESIK| PAPUA TIMES- Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menilai smelter yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik secara tepat waktu dan lancar hingga memasuki masa beroperasi. Oleh karenanya, Eddy mengapresiasi PTFI yang telah mencapai tahap operasi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama oleh pemerintah.
“Kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada PTFI yang telah mencapai tahap operasi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama dengan pemerintah. Kami berharap proses ini berjalan lancar sampai dengan proses produksi di bulan Agustus dan stand up 100 persennya di bulan Desember 2024,” kata Eddy Soeparno dalam keterangan resminya.
Ia juga berharap output yang dihasilkan smelter freeport dapat memberikan manfaat yang optimal untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia.
“Dengan berdirinya smelter freeport, output dan pemanfaatan hasil produk dari smelter freeport juga bisa dimanfaatkan dan dikelola di dalam negeri. pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan yang dapat mengakselerasi tumbuhnya industri-industri dalam negeri,” harap Eddy usai meninjau langsung area smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/7/2024).
Eddy Soeparno mengatakan, progres dari pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini sudah mulai beroperasi dan produksinya akan dimulai pada bulan Agustus mendatang.
“Poduksinya mulai bulan Agustus 2024 dan akan mencapai produksi 50 persen di bulan Desember 2024 mendatang. Ini merupakan suatu pencapaian yang baik, mengingat proses pembangunan ini sempat terhenti karena Covid-19, tetapi bisa dilanjutkan dan sekarang kita sudah melihat realisasinya. Tinggal kita melihat pada saat produksi peningkatan produksinya sampai dengan 100 persen. Itu pun on the track,” kata Eddy .
Eddy menjelaskan, tantangan terbesar dari smelter freeport saat ini tidak hanya bisa memproduksi hasil dari tambang tembaga kemudian melalui proses smelter. Namun, juga bagaimana hasil dari output smelter itu bisa kemudian diproses lagi secara lebih lanjut di industri dalam negeri.
“Industri dalam negeri inilah yang harus dikuatkan kemudian agar proses dan output yang dihasilkan oleh smelter Freeport bisa diolah lebih lanjut lagi di dalam negeri. Jadi tujuan kami adalah itu,” jelas Politisi Fraksi PAN ini.
Dengan kata lain, tahap pertama yang sudah ingin dicapai untuk memperoleh smelter yang berkapasitas besar untuk mengelola hasil dari Freeport itu sudah bisa dilaksanakan. Serta dalam waktu dekat ini, ia berharap bahwa industri turunannya juga dikembangkan dalam waktu cepat.
Selain itu, Eddy Soeparno juga menyarankan untuk smelter Freeport Indonesia harus tetap mempertahankan proses pengembangannya dan percepatan transisi energi penggunaan pemanfaatan energi terbarukan serta pengelolaan limbahnya.
“Agar tidak keluar dari jadwalnya yang sudah ditentukan, kita juga meminta agar percepatan transisi energi penggunaan dan pemanfaatan energi terbarukan bisa juga dilaksanakan dengan cepat lagi di semester Freeport. Termasuk pengelolaan limbahnya, sehingga ini betul-betul merupakan sebuah operasi yang bisa dikategorikan operasi yang ramah lingkungan dan menggunakan energi bersih,” tutupnya.
Di kesempatan yang sama Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menjelaskan, terhitung Agustus mendatang sampai Desember akhir tahun 2024 smelter freeport Gresik ditargetkan dapat mengolah konsentrat hingga 400 ribu ton.
“Rencananya kami bisa mulai produksi pada Agustus 2024 mendatang dan setelah beroperasi penuh, kapasitas input smelter smelter freeport dan PT Smelting akan mampu memurnikan seluruh konsentrat tembaga PTFI di dalam negeri,” jelas Tonny.
Editor | HASAN HUSEN