JAYAPURA | PAPUA TIMES- Pemerintah akan membangun sentra baru pembinaan latihan atlet usia dini disejumlah provinsi, dengan melibatkan perguruan tinggi di daerah dan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura termasuk salah satunya.
Hal itu disampaikan Ketua LPM Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. Johansyah Lubis, M.PD pada Seminar Nasional Keolahragaan, Rabu 17 Juli 2024. Lubis membawakan materi dengan judul Papua sebagai Provinsi olahraga terus melaju untuk Indonesia maju serta Peran Strategis Perguruan Tinggi Dalam Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional.
Beberapa daerah yang diusulkan antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur. “Dalam DBON, implementasnya dibangun sepuluh Sentra latihan Pembinaan atlet muda dan di Papua akan dibangun di Universitas Cenderawasih,”kata Lubis.
Menurut Johansyah Lubis, saat ini Kementerian Pemuda dan Olahraga tengah menyiapkan empat sentra Sentra Latihan Olahraga Muda Potensial Nasional (SLOMPN) unggulan.
”Dari 10 SLOMPN, 4 diantaranya on proses di Kementrian pemuda olahraga dengan cabang olahraganya bulu tangkis dan angkat besi karena kedua cabang olahraga ini konsisten meraih medali di olympik games ”paparnya.
Lubis mengatakan perguruan tinggi berperan strategis dalam peningkatan prestasi olahraga nasional dan untuk mewujudkannya sebagaimana tertuang dalam DBON maka perguruan tinggi yang bakal menjadi sentra latihan dan pembinaan atlet muda wajib memiliki sarana dan Prasarana olahraga serta memiliki sistem pembinaan, pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga secara sistematis, terencana, berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan tahapan Long Term Athlete Development (LTAD).
“Kemudian manajemen sistem kompetisi yang berjenjang, rutin dan berkelanjutan sesuai dengan kelompok usia berdasarkan karakteristik cabang olahraga ditingkat daerah. Begitupun Implementasi IPTEK Olahraga berdasarkan kebaruan, efektif dan efisien,”papar Lubis.
Ia juga menyebutkan peran lainnya diperlukan 80 persen ketersediaan guru pendidikan jasmani lulusan perguruan tinggi bidang olahraga sesuai kebutuhan dengan jumlah sekolah. Kemudian pengembangaan perguruan tinggi yang memiliki program studi Keolahragaan tiap provinsi. Serta pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bintek) tata kelola keolahragaan profesional perlu berkelanjutan ditingkat kabupaten kota 50 persen dan provinsi persen.
Prof Johansyah menambahkan untuk partisipasi aktif maka perlu adanya kompetisi dimulai dari jenjang SD tingkat kabupaten/ kota, provinsi, kemudian kompetisi olahraga siswa SMP dan SMA tingkat kabupaten/ kota, provinsi serta kompetisi olahraga mahasiswa antar perguruan tinggi tingkat provinsi.
“Harapan yang diinginkan adalah tersusunnya NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) bidang Olahraga Prestasi serta tersusunnya 100 persen data Keolahragaan nasional terintegarasi di bidang Olahraga Prestasi berbasis big data analytics,”ujar Lubis.
Editor | HANS AL
Komentar