Penembakan di Nduga Tewaskan Parunus Lokbere

KENYAM | PAPUA TIMES- Insiden penebamkan di Kabupaten Nduga kembali menelan korban sipil. Selasa, 6 April 2022, Parunus Lokbere, pemuda berumur 16 tahun ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di jembatan kali Nogolait Kota Keneyam.

Kematian Puranus membuat warga Nduga mendesak pemerintah untuk segera mengungkap pelaku penembakan didaerah itu. Jenazah korban Puranus pada hari Rabu (07/4/2022) dimakamkan di depan Bandar Udara (Bandara) Kenyam. Ia dimakamkan berdekatan dengan korban-korban penembakan misterius di Nduga yang hingga kini belum terungkap pelakunya.

Bupati Kabupaten Nduga, Wentius Imiangge yang ikut menghadiri kebaktian pelepasan dan pemakaman Parunus Lokbere tampak kecewa karena penembakan di daerahnya masih terus terjadi dan mengakibatkan korban sipil terus berjatuhan.

Disela-sela pemakaman, Bupati Wentius mengutuk tindakan penembakan terhadap warganya. Kematian Parunus memperpanjang daftar korban penembakan terhadap warga sipil di Nduga. “Saya sebagai pemimpin Nduga, kehilangan generasi masa depan yang tak punya dosa. Saya minta jangan lagi terjadi (penembakan) seperti ini, karena manusia adalah diciptakan dan segambar dengan Allah,”ungkapnya.

Bupati mengingatkan konflik bersenjata antara TNI/Polri dan OPM di Nduga harus segera dihentikan. Karena mengganggu pembangunan yang sedang berlangsung.

“Jangan mengganggu wilaya kerja saya di Kota Keneyam. Ini tempat saya untuk membangun Kabupaten Nduga. Saya siapkan generasi dan roda pemerintahan di Nduga, jadi tolong jangan mengganggu kami di Keneyam,”tegas Wentius.

Ditempat yang sama, tokoh agama, ELieser Tabuni mendesak pemerintah pusat, Presiden Joko Widodo untuk menarik pasukan non organik di daerah itu dan membentuk Kodim di Nduga sehingga pasukan yang bertugas di Nduga bisa lebih melindungi warga setempat.

“Kami minta pemerintah pusat dalam hal ini bapak presiden Joko Widodo untuk segera menarik pasukan non organik yang ada di Kabupaten Nduga. Kami minta Kodim segera dibentuk dan diresmikan sehingga mereka bisa hidup bersama kami,”pinta Tabuni.

Ia meminta Panglima Kodam XVII Cenderawasih untuk segera merespon permintaan pembentukan Kodim Nduga dengan segera. “Penembakan dan korban sudah terjadi lima kali, maka kami dari Gereja minta supaya ini tidak boleh terulang kembali. Kami minta Kodam Cenderawasih segera bentuk Kodim di Nduga,”katanya.

Editor | TIM

Komentar