PON XX: Gresty Alfons Siap Bela Papua

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Kesukesan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat tahun 2016 silam, membuat Gresty Alfons tertantang untuk meraih pencapaian serupa dengan membela kontingen Papua di PON XX.

Lahir di Kampung Tuni, Ambon, Maluku, 8 Desember 1991, Gresty Alfons memilih olahraga tinju karena terinpirasi dari sang kakak yang juga merupakan petinju nasional, Alberto Alfons. Ia lalu mengikuti jejak sang kakak untuk menjadi petarung di ring tinju.

PSU, Ko Pilih Siapa

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Putaran Pertama Cagub BTM Meraih Suara Terbanyak 269.970 Suara Sedangkan Cagub MDF Meraih 262.777 Suara

https://bit.ly/PapuaTMK-survey

“Awal saya menggeluti dunia tinju karena termotivasi dari kakak saya sendiri yang bernama Alberto Alfons, kemudian saya mulai berlatih dan mengikuti turnamen dan Puji Tuhan sampai sekarang ini saya masih menggeluti dunia tinju,” kata Gresty.

Serdadu TNI AD berpangkat Sersan Dua itu tampil pertama kali di PON Jawa Barat, lima tahun lalu dengan memperkuat kontingen tuan rumah.

Ketika itu, Gresty turun di kelas ringan 60 kg dan sukses meraih medali emas usai mengalahkan petinju asal Papua Barat, Farend Papendang di partai final.

“Waktu memperkuat Jawa Barat saya dapat medali emas di PON XIX tahun 2016,” tuturnya.

Tak hanya berhenti di situ, Gresty Alfons juga mengukir sejumlah prestasi di kejuaraan tinju nasional dan internasional di antaranya medali perunggu Eindhoven Box Cup di Belanda tahun 2016, medali emas Kapolri Cup di Jambi tahun 2017, medali emas Kapolda Metrojaya tahun 2018.

Ia juga mendapatkan medali emas di Kejuaraan Internasional Boxing Open turnamen Kapolri Cup 2 tahun 2018 di Manado, serta medali perunggu Kejuaraan Internasional Presiden Cup tahun 2019 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelah PON XIX Jawa Barat, Gresty memutuskan bergabung dengan kontingen Papua sejak tahun 2018. Nyong Ambon ini sudah membulatkan hatinya untuk mempersembahkan medali emas bagi Tanah Papua. Gresty sangat optimistis bisa mengulang pencapaiannya di PON XIX Jawa Barat.

“Saya mulai bergabung dengan tim Papua sejak tahun 2018. Saya memilih tim Papua karena Papua adalah tuan rumah PON XX dan saya ingin mempersembahkan medali untuk Tanah Papua. Saya optimis akan memberikan medali emas bagi Tanah Papua,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum terpilih Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Papua periode 2020-2024, Ricky Ham Pagawak telah berkomitmen dan menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Pertina sebagai organisasi yang independen dan profesional, serta membangun prestasi olahraga tinju Papua untuk mengangkat harkat martabat Papua.

Bupati Mamberamo Tengah itu sangat berhasrat untuk mengembalikan kejayaan olahraga tinju Papua di kancah nasional maupun internasional. Ia terinspirasi dari kejayaan tinju Papua di masa silam, di era petinju-petinju legendaris Papua semacam Benny Maniani dan Carol Renwarin.

“Bersama Pertina, saya akan berusaha mengembalikan kejayaan tinju Papua demi harga diri Papua. Olahraga tinju itu bisa besar jika kita bersatu. Kita harus bersatu untuk bekerja bersama dan mengembalikan kejayaan tinju Papua. PON harus sukses dan Papua harus juara umum,” ujar Pagawak.

Ham Pagawak menegaskan bahwa meraih medali emas pada PON XX di rumah sendiri adalah harga mati bagi Pertina Papua. Pertina Papua menargetkan 10 hingga 12 medali emas dari total 17 petinju yang akan diturunkan.

“Dari 17 petinju atau atlet kita ini setidaknya 10 atau 12 itu harus merebut medali emas. Ini harga diri kita sebagai tuan rumah dan harga diri Papua yang dipertaruhkan. Bukan cabor tinju saja, tapi semua cabor. Medali emas harga mati,” tandasnya.

Editor | TIM

Komentar