JAYAPURA | PAPUA TIMES- Kristina Rumbiak masih menjadi salah satu andalan tim hoki indoor putri dari 3 pemain senior yang disiapkan untuk memperkuat tim U-23 pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.
Atlet kelahiran Biak 2 Februari 1993 ini adalah penggawa tim hoki indoor putri Papua yang mempersembahkan medali perak di PON XIX Jawa Barat tahun 2016 silam.
Mulai menekuni olahraga hoki sejak 2007, Kristina sudah banyak makan garam di olahraga hoki. Dia sudah mengikuti berbagai kejuaraan dengan menorehkan sejumlah prestasi.
“Saya awal main hoki itu tahun 2007, masih sekolah kelas 2 SMP. Pertama kali bergabung dengan tim hoki Papua pas Pra PON di Jakarta itu kita dapat medali emas. Habis itu, tahun 2011 kita pertandingan lagi di Surabaya dapat peringkat kedua tapi itu sudah masuk kategori indoor. Kan awal saya main hoki itu di outdoor,” kata Kristina.
Tahun 2015 di ajang Pra PON Jawa Barat, Kristina tampil di nomor outdoor dan indoor dan meloloskan tim hoki Papua ke iven PON XIX Jawa Barat tahun 2016. Sebelum tampil di PON XIX, ia juga sempat bergabung dengan timnas hoki Indonesia di ajang SEA Games 2015.
“Tahun 2015 kita TC Pra PON sekalian waktu itu saya dipercayakan juga main untuk timnas. Jadi tahun 2013 dan 2015 itu saya main di timnas untuk SEA Games. Waktu di Pra PON Jawa Barat saya main di outdoor dan indoor. Jadi, selesai pertandingan indoor, saya ikut pertandingan lagi di outdoor,” jelasnya.
“Di PON 2016 Jawa Barat, kita yang outdoor tetap dapat peringkat tiga, tapi yang indoor dapat peringkat dua. Kita masuk final waktu itu lawan DKI Jakarta kita dapat peringkat dua dan bawa pulang medali perak,” sambungnya.
Selanjutnya, dia tetap menjadi salah satu andalan tim hoki putri Papua dan juga timnas hoki Indonesia dengan tampil di SEA Games tahun 2017 di Malaysia.
“Kalau di timnas peringkat paling tinggi yang kita dapat itu peringkat empat di kejuaraan Asia. Satunya di Singapura, satunya lagi di Malaysia. Di SEA Games dan Asian Games tidak dapat medali,” tuturnya.
Kristina menceritakan sebelum menggeluti olahraga hoki, ia sempat menekuni olahraga renang. Namun saat namanya masuk dalam PPLP, orang tuanya tidak setuju karena harus fokus dengan sekolah. Sang kakak yang mengenalkannya dengan olahraga hoki.
“Sebelumnya saya jadi atlet renang. Tapi waktu nama saya masuk di PPLP, bapak tidak kasih izin karena saya masih SMP waktu itu. Kebetulan kakak laki-laki saya yang sekarang ini jadi pelatih di dalam tim hoki Papua yang ajak saya main hoki. Jadi saat itu saya ikut kakak laki-laki berlatih di lapangan Mandala. Pas waktu itu ada pemilihan untuk Pra PON di Kalimantan Timur. Saya coba-coba ikut dan akhirnya saya lolos,” kenangnya.
Menjelang PON XX, Kristina bakal dipercayakan menjadi kapten tim. Dia akan bertugas memimpin rekan-rekannya yang mayoritas masih atlet junior atau U-23. Meski belum juga menjajal lapangan baru di Doyo Baru, Kristina menjanjikan penampilan terbaiknya demi mempersembahkan medali emas untuk Papua di rumah sendiri.
“Saya dan teman-teman akan melakukan yang terbaik untuk bisa mendapatkan medali emas. Soalnya kita main di tanah kita sendiri, ini kita punya harga diri, jadi kita pasti akan lakukan yang terbaik. Sekalipun itu darah yang keluar, kita akan berdiri tegar untuk bisa dapat medali bagi tanah kita.
Ritam Maay, pelatih kepala tim hoki indoor Papua mengaku progres timnya sudah cukup baik. Saat ini timnya tengah mematangkan persiapan di Jakarta.
“Kita sampai saat ini masih berada di Jakarta, dan akan memanfaatkan waktu yang tersisa untuk berujicoba. Target kita akan berusaha memberikan yang terbaik di PON XX nanti,” tandasnya.
Editor | TIM
Komentar