Gubernur Minta Uncen Kaji Jenis Pohon untuk Rehabilitasi Cycloop

JAYAPURA– Gubernur Papua, Lukas Enembe,S.IP,MH meminta Rektor Universtas Cenderawasih (Uncen), Dr Ir Apolo Safanpo, ST, MT untuk menyiapkan pohon yang cocok untuk penghijauan dalam rangka rehabilitasi Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Sekitar 25 ribu hektar di kawasan Cycloop perlu direhabilitasi karena saat ini kondisinya sangat kritis.

Hal itu dikemukakan Gubernur Papua saat pertemuan di Gedung Negara Dok V Jayapura bersama Kepala BNPB, Bupati dan Walikota Jayapura, perwakilan Gereja dan Tokoh masyarakat.
Menurut Gubernur Enembe, rehabilitasi kawasan cagar alam Cycloop perlu dilakukan segera mengingat kerusakan cagar alam tersebut sudah cukup parah akibat perambahan, penebangan hutan, pemukiman ilegal dan penggalian bahan galian C.
Menurut Gubernur Enembe, sebagai langkah awal, Pemprov Papua telah mengidentifikasi dan menyiapkan sekitar tiga hektare halan di cycloop untuk dipakai menanam bibit pohon. Lahan yang akan ditanami tentunya yang telah rusak. Sehingga diharapkan melalui penghijauan ini, mampu meminimalisir bencana akibat kerusakan lingkungan di masa mendatang.
Jenis pohon yang akan ditanam, lanjut Gubernur, akan terlebih dahulu dikaji secara oleh Universitas Cenderawasih (Uncen) agar pohon yang nantinya ditanam, memiliki nilai ekologis dan ekonomis. Termasuk memiliki, akar yang kuat, sehingga mampu menahan, menampung dan meresap air.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan bahwa perlu pelibatan multipihak dalam pencegahan ancaman bencana di wilayah Papua, khususnya Kabupaten dan Kota Jayapura.
Doni menekankan bahwa penyelesaian potensi ancaman bencana gerakan tanah dan banjir bandang Sentani harus permanen.
Doni menawarkan tiga solusi jangka pendek. Pertama, jangan menahan laju air seperti disampaikan sebelumnya yaitu dengan naturalisasi sungai. Kedua, pemetaan pemukiman di zona merah. “Pembangunan harus merujuk pada tata ruang dan wilayah seperti yang dijelakan oleh para pakar,” jelas Doni. Ketiga, pelibatan multipihak secara sukarela, khususnya mereka yang tingga di zona merah. Apabila relokasi sebagai salah satu rekomendasi, wilayah rawan aliran air di kaki gunung Cycloops menjadi parameter yang harus diperhatikan.

Di sisi lain, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja menyampaikan bahwa perlu segera disusun peta bahaya, peta risiko dan peta tata ruang. Melalui pembenahan tata ruang dan rehabilitasi hutan di pegunungan Cycloops, ini dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan parwisata.
Pada kesempatan malam itu, Kepala BNPB mengharapkan pemuka gereja untuk mengimbau jemaat pada saat ada kebaktian. Imbauan tersebut salah satunya mengenai upaya untuk menjaga alam supaya tidak pohon-pohon tidak ditebang.
Doni menjelaskan bahwa apabila pohon-pohon yang ada di gunung ditebang, akar pohon dengan sendirinya akan membusuk 3 – 4 tahun. Akar-akar tersebut akan mengantongi air ketika musim hujan terjadi. Pada akhirnya ini akan menimbulkan terjadinya bahaya.
Terkait dengan pelestarian hutan, sebetulnya Doni Monardo telah memulai sejak dua tahun lalu di Kampung Sereh. Dirinya menanam lebih dari 40.000 bibit tanaman yang dikirimkan dari Sulawesi Selatan dan Sentul.
Doni melihat bahwa pelestarian paru-paru bumi ini sangat penting bagi generasi mendatang. Melihat fenomena pada kurun 20 tahun terakhir, perubahan iklim telah memicu bencana hidrometeorologi. Doni mencontohkan dengan fenomena di selatan Australia yang sangat panas dengan suhu lebih dari 45 derajat celsius, demikian juga di Amerika Utara yang bersuhu minus 4 derajat Celsius.

Editor: HANS BISAY

Komentar