JAYAPURA- USAID Lestari bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA) Papua menggelar pelatihan bersama wartawan Jayapura, Selasa siang (02/4/2019) di Hotel Horex Sentani Kabupaten Jayapura. Pelatihan bertemakan Pengelolaan Hutan Cycloop Mengatasi Ancaman dan Menyelamatkan Sumber Air Kabupaten/Kota itu dimaksudkan pers dapat berperan aktif menyampaikan informasi yang tepat kepada publik tentang penyelamatan cagar alam Cycloop.
Koordinator Lestari Papua, Paschalina Rahawarin dalam sambutannya mengatakan pelatihan dengan melibatkan media ini sudah lama direncanakan dan baru diwujudkan hari ini. Tujuannya adalah membangun kerjasama dengan media dan pers dalam rangka menjaga kelestarian dan penyelamatan cagar alam Cycloop.
“Cycloop merupakan sumber ketersediaan air bersih bagi seluruh warga yang ada di Kota Jayapura maupun di sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura. Maka itu, media dan wartawan perlu menyampaikan informasi yang akurat mengenai Cycloop,”katanya.
Menurut Paschalina, pasca terjadinya bencana banjir bandang di Sentani, banyak pihak mulai peduli terhadap keberadaan Cycloop. Maka itu, perhatian dan dukungan masyarakat sangat penting untuk menyelamatkan cagar alam Cycloop.
“Untuk menyelamatkan cagar alam cycloop bukan tugas pemerintah semata, tapi tugas kita semua yang tinggal di Sentani dan Kota Jayapura,” ungkapnya.
Selain cagar alam cycloop, kata Paschalina, Lestari USAID Papua sudah melakukan pemantauan di kawasan taman nasional Lorenz. Dengan pembangunan jalan di wilayah pegunungan, pihaknya sangat konsen untuk mengawasi lingkungan yang ada di kawasan taman nasional Lorenz.
Dijelaskan, sebagai kawasan Cagar Alam (CA), Cyclops diresmikan pada tahun 1978 melalui SK No.56/Kpts/Um/I/1978 dan dikukuhkan pada tahun 1987 lewat SK No.365/Kpts-II/1987) yang mencakup wilayah seluas 22.500 hektar. Di tahun 2012, CA bertambah luasannya menjadi 31.479,89 lewat SK Menhut nomor 782/MenHut-II/2012.
Untuk diketahui USAID LESTARI mendukung upaya Pemerintah Republik Indonesia menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), melestarikan keanekaragaman hayati di ekosistem hutan dan mangrove yang bernilai secara biologis serta kaya akan simpanan karbon.
USAID LESTARI menerapkan pendekatan lanskap untuk menurunkan emisi GRK, dengan mengintegrasikan aksi konservasi hutan dan lahan gambut dan strategi pembangunan rendah emisi (LEDS) di lahan lain yang sudah terdegradasi. Kegiatan LESTARI dilaksanakan di enam lanskap strategis di Aceh, Kalimantan Tengah dan Papua.
LESTARI bekerja di enam lanskap yang dicirikan oleh wilayah hutan primer utuh, cadangan karbon tinggi, dan kekayaan keanekaragaman hayati. Lanskap tersebut berada di Aceh (Lanskap Leuser), Kalimantan Tengah (Lanskap Katingan-Kahayan), dan Papua (Lanskap Lorentz, Mappi-Bouven Digoel, Sarmi dan Cyclops).
Editor: HANS BISAY
Komentar