SENTANI-Presiden Republik Indonesia, Ir. H Joko Widodo, Senin sore (01/4/2019) bersama ibu negara Iriana didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe,S.IP,MH, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Menteri PUPR, M Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan Stadion Papua Bangkit di Kampung Harapan Sentani, Kabupaten Jayapura.
Presiden mengaku optimis penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 mendatang di Bumi Cenderawasih berlangsung sukses. “Melihat stadion ini kemarin, saya optimistis Papua sangat siap menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020 mendatang,”ungkapnya.
Menurut Presiden, pembangunan stadion ini direncanakan rampung Mei 2019. Di kompleks stadion juga dibangun Istora Papua Bangkit, venue Aquatik. Stadion Papua Bangkit akan digunakan untuk pembukaan dan penutupan PON sekaligus partai final Sepak Bola dan lomba atletik. Sedangkan venue Aquatik untuk lomba renang.
Kapasitas Stadion Papua Bangkit memuat sekitar 40 ribu penonton. Desain stadion itu dihiasi dengan motif khas Papua berwarna cokelat dan cat berwarna krem.
Pembangunannya menelan anggaran Rp 1,3 triliun. Tempat ini memiliki total area 13,7 hektare dengan luas stadion utama 71.697 meter persegi.Selain itu, kompleks stadion juga dilengkapi dengan lapangan latihan seluas 13 ribu meter persegi dan bangunan utility seluas 450 meter persegi.
Presiden berharap dengan terbangunnya stadion ini maka prestasi sepak bola Papua meningkat.”Kalau di Provinsi Papua memiliki stadion sebagus ini, ya klub sepakbolanya harus menang terus,”ungkapnya.
Sementara Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan daerahnya akan difokuskan untuk meraih prestasi dalam cabang olahraga sepak bola dan atletik. “Kami mau tetapkan provinsi ini sebagai provinsi sepak bola dan atletik,” lanjutnya.
Saat meninjau stadion Papua Bangkit, tampak hadir Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Jalil, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin Siregar,Sekda Papua Herry Dosinaen.
Editor: HANS BISAY
Komentar