Gereja GKI Paulus Diresmikan, Ini Sejarahnya

Perjalanan pembangunan Kapel Paulus serta dampaknya yang kemudian berkembang menjadi sebuah Gereja di lingkungan Gereja Kristen Injili di Nieuw-Guinea, Irian-Barat, Irian-Jaya dan di Tanah Papua.
Di pagi tanggal 7 Maret 1910, dibawah sorotan cuaca yang cerah, Kapten Sachse memimpin Detasemen Explorasi melakukan upacara diresmikan berdirinya sebuah Pos Pemerintahan Kerajaan Belanda di samping muara sungai Anafre yang menjadi cikal-bakal lahirnya Kota Hollandia.
Dan secara berangsur-angsur terjadi perpindahan penduduk yang terdiri atas buruh umum, tukang dan petugas pemerintahan atau Gouvernement Ambtenaaren untuk menyelenggarakan pemerintahan di wilayah Nederlands Nieuw-Guinea.
Sebagai orang beriman, tentu sangat membutuhkan sebuah tempat untuk bersekutu menaikan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan sang Pencipta. Ketika itu, sebelum sebuah Kazerne politie dibangun di Kloofkamp, sebuah Gereja kecil telah berada disana. Gereja kecil tersebut menjadi tempat peribadatan penduduk beragama Protestan yang dinamakan Protestantse KloofKerk yang merupakan jemaat permulaan dari Gereja Pengharapan sekarang bangunan tersebut digunakan sebagai Kantor Yayasan Percetakan GKI. (baca “een Gouden Jubelium 50 Jaar Hollandia 7- Maart 1910 – 7 Maart 1960”).
Setelah perang dunia ke-II berakhir tahun 1945, maka atas perintah panglima tertinggi pasukan sekutu di Pasifik Barat Daya,(Jenderal Douglas Mac Arthur) agar Nederlands Nieuw-Guinea dikembalikan kepada pemerintah Kerajaan Belanda untuk melanjutkan pembangunan pemerintahan dan mengurus masyarakat diatas negeri ini yang jauh sebelumnya sudah dilakukan sebelum pecah perang dunia ke-dua.
Pembangunan perumahan yang sudah dimulai oleh unit Sea-Bees Construction Battalions (CB’s) dari pasukan sekutu Amerika di sekitar Noordwijk atau Dok V, Dok VII dan Dok VIII, yaitu pembangunan jalan-jalan yang antara lain Wilhelmina Straat sekarang jalan Trikora, di mana di samping kanan terdapat sebuah “klaagmuur” atau dinding yang di baliknya terdapat Kristelijke Lagere School.
Di atas gundukan tanah itu, dibangunlah sebuah tempat peribadatan sederhana yang disebut Kapel untuk menampung para pegawai pemerintah atau ambtenaaren yang bermukim di sekitar Zee-zicht (Samudera – maya), Kantor-kantor dan Werk Plaats Dok IV, Beatrix – Avenue ( Jl.Bukit Barisan & Jl. Semeru) Traanendal (Jln.Macan-Tutul), Traansval (Jl.Perwakin) dan “de Zevende Hemel” (Nirwana), van Heuitz-kamp (Bhayangkara) dan para guru yang mengajar dibeberapa sekolah seperti Gemengde Hogere Burger School (SMA-Gabungan) MULO (Meer Uitgebruik Lagere Onderwijzers) Openbare Lagere-school (SD Negeri) dan Christus Koning lagere-school (SD Kristus Raja) di Dok V bawah, semuanya adalah warga yang membutuhkan tempat beribadah.

GEREJA PAULUS YANG BERSEKUTU, BERSAKSI DAN MELAYANI
Sebelum dibangunnya Kapel ini, sebagian besar warga Belanda di wilayah Noordwijk bergereja di Protestantse Kerk di Kloofkamp. Setelah selesai pembangunan Gouverneur Paleis (Gedung Negara) di Traansval yang pertama ditempati oleh Gubernur J.A. van Baal, kemudian Gubernur J.J. Plateel, maka tidak lama kemudian dimulailah pembangunan Kapel di akhir bulan Desember atau awal Januari tahun 1955.
Tiga bulan kemudian tepatnya tanggal 31 Maret 1955, diresmikanlah tempat ini menjadi sebuah tempat beribadah resmi yang dinamakan “Paulus Kapel” atau “Paulus Protestantse Kapel” yang selanjutnya menjadi “Paulus Protestantse Kerk” atau Gereja Protestan Paulus di Nieuw-Guinea dengan warga jemaat berbahasa Belanda setahun lebih awal dari lahirnya GKI di Nieuw-Guinea sampai dengan penyerahan penyelenggaraan pemerintahan Belanda-Indonesia.
Di mana secara bertahap terjadi migrasi dan perpindahan penduduk dari luar Irian-Barat ke Kota-Baru, Soekarnapura (sekarang Jayapura ) dan bergereja di Kapel ini sehingga jemaat ini terus mengalami evolusi secara alamiah menjadi jemaat GKI di Tanah Papua.
Di antara orang Kriten yang datang ke Irian Barat, ada Saudara-saudara seiman yang datang dari GMIM, GMIT, HKBP, GKJW, GKT, GPM, dan lainnya. (baca : “Sejarah Protestantse Kerk sampai Jemaat GKI”Paulus” Dok V di Jayapura tahun 1955 – 2011 oleh Pdt M.Th. Mawene, D.Th).
Ada satu dampak positif yang terjadi setelah diresmikannya Kapel-Paulus menjadi sebuah tempat peribadatan bagi warga Belanda migran yang sebelumnya bersekutu dengan Gereja yang berbeda sistem Penataan Pelayanan di Nederland yaitu antara ZNHK (Zending der Nederlands Hervormde Kerk) dan ZGK (Zending der Gereformeerde Kerken).
Dengan digunakannya tempat ini oleh semua warga Belanda di Hollandia, telah mempengaruhi pandangan pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Negeri Belanda dan merubah system Penataan Pelayanan Gereja-Gereja tersebut menjadi satu kesamaan sebagaimana yang dijelaskan oleh Pdt.P.J.Drost (Ketua Klasiss Gereja-Gereja berbahasa Belanda di Nieuw-Guinea) kepada Bapak Pdt. M.Koibur ketika semua warga Negara Belanda meninggalkan negeri ini.
Dua zending yang pernah melayani di Nieuw Guinea dengan Gerejanya masing-masing akhirnya baru bersatu menjadi Gereja Esa yang disebut Protestantse Kerk in de Nederland (Gereja Prostentan Belanda) sejak 01 Mei 2004.
Tidak hanya perubahan tersebut terjadi di Nieuw-Guinea dan Nederland, tetapi juga berdampak kepada semua negeri jajahan seperti di Suriname, Caribya dan kepulauan Antillen di Amerika Selatan dan yang berada di benua Afrika.
Kapel Paulus secara fisik telah mengalami beberapa kali perubahan dan pembangunan ulang maupun renovasi, yaitu pertama, setelah 21 tahun sejak bulan Januari tahun 1955, Gedung Kapel Paulus dirobohkan pada tahun 1974 dan dibangun kembali (periode pertama) hingga selesai bulan Agustus tahun 1976, Sementara pembangunan berlangsung, jemaat Paulus menggunakan Gereja Pengharapan sebagai tempat beribadah pada waktu sore hari.
Setelah 15 tahun kemudian, dilakukan renovasi bagian kuda-kuda atap dan lantai diganti teigelnya pada tahun 1998 – 1999 dan sementara itu ibadah dilaksanakan di AULA SMP-Negeri. Setelah 37 tahun kemudian sejak dibangun tahun 1976, atas prakarsa Ketua Majelis Jemaat Pdt. Piet Daniel Yoweni, S.Th, dengan mempertimbangkan kondisi bangunan yang mengkhawatirkan dan atas saran tekhnis pihak PU provinsi Papua, maka Gedung ini harus dirobohkan agar dapat dibangun kembali .

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029,PILIHAN ANDA?

View Results

Loading ... Loading ...

PROSESI PEMINDAHAN PERALATAN SAKRAMEN DAN PELETAKAN BATU PERTAMA.
Maka sejak tanggal 13 Januari 2013 Gereja dan peralatan Sakramen di-mutasikan ke Kapel jemaat Paulus yang berada di wilayah wijk Alfa-Omega. Ibadah penutupan dan mutasi Sakramen ke gereja Paulus di wijk Alfa-Omega dipimpin oleh Pdt. J.J.Mirino-Krey,Sth ( Ketua Synode GKI DI Tanah Papua) dan Ibadah jemaat yang pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2013 di Gereja Paulus Bhayangkara dipimpin oleh Pdt P.D.Yoweni, STh. Lonceng gereja untuk pertama kali di bunyikan di gereja Paulus Bhayangkara adalah pada tanggal 10 Maret 2013, karena sebelumnya lonceng masih dibunyikan di Dok V.
Pada tanggal 21 April 2013 peletakkan batu pertama dilakukan oleh Bpk. Lukas-Enembe,SIP.MH- Gubernur Provinsi Papua dan pembangunan kembali (periode kedua) hingga selesai pada bulan Oktober tahun 2018 yang diresmikan pada tanggal 26 Oktober 2018, hari ini.

Berikut ini adalah daftar nama Pendeta/Ketua Majelis Jemaat
pada saat gedung mengalami proses pembangunan/renovasi.

01. 1954-1955 Pembangunan Kapel Paulus berlangsung 3 bulan sejak Januari 1955 Pdt.Ds.P.J. Drost.

02. 1974-1976 Pembangunan Gedung GKI-Paulus menggantikan Kapel (periode I) Pdt. J.J. Mamoribo . Pnt. Th. Meseth.

03. 1998-1999 Renovasi Kuda-kuda Atap Gedung dan perbaikan lantai/Teygel.
Drs. M.R. Kambu . Pdt. Ds. P.Sawen M.Div.

04. 2013-2018 Pembangunan Gedung GKI Paulus Dok V Jayapura (periode II)
Jansen Monim, ST.MMT. Pdt. P.D. Yoweni, S.Th.

Agar supaya kita tidak kehilangan momentum mengenang para Pendeta dan atau Ketua Majelis Jemaat yang telah mengabdi di lingkungan jemaat “Paulus Protestantse Kerk” sampai dengan jemaat “GKI-Paulus” di Dok V – Jayapura, maka dibawah ini kami mengurutkan nama-nama Pendeta secara khusus dan Prakarsa mereka sehingga terbentuknya wilayah pelayanan atau Wijk (Satu sd Lima) dan proses pemekaran di lingkungan jemaat GKI-Paulus dok V, termasuk di dalamnya prakarsa untuk membentuk panitia baru atau me-Revisi Panitia lama untuk mempercepat proses pembangunan, sebagai berikut ;

01. Pdt. P.J. Drost. 1955 – 1960 Pembangunan Kapel dan membentuk jemaat Paulus Kapel.
02. Pdt. Ds. Baswijk 1960 – 1963 Pelayan warga Jemaat Belanda di Paulus Kapel Noordwijk.

03. Pnt. Th. Meseth 1963 sd 1969 Masa transisi/Ketua Majelis Jemaat.
04. Pdt. B. Reba Ltn.ALRI 1963 – 1967 Penataan organisasi gereja & Pelayanan Jemaat.
05. Pdt. R.J. Quiko 1967 – 1968 Sda.
06. Pdt. O. Hokoyoku. S.Th. 1968 – 1969 Sda.
07. Pdt. S. Pelamonia 1969 – 1978 Penataan organisasi Pelayanan Jemaat.
Kapel dirobohkan Pembangunan Gedung gereja Paulus periode I (1974-1976).
08. Pdt. M. Th. Mawene, S.Th. 1979 – 1985 Penataan organisasi dan pelayanan jemaat
09. Pdt. J.Parman, M.Th. 1985 – 1990 Renovasi atap dan Lantai Gedung Gereja
dan pelayanan jemaat.
10. Pdt. Maya S. Kumurur, S.Th. 1990 – 1994 Pelayanan jemaat
11. Pdt. P. Sawen, M.Div. 1994 – 1998 Pemekaran Wijk I menjadi
jemaat mandiri- “Calvaria”.
12. Pdt. J.J. Mirino – Krey, S.Th. 1998 – 2005 Penataan dan Pelayanan Jemaat
13. Pdt. F.H. Toam, S.Th. 1998 – 2005 Melayani jemaat Paulus kemudian dilantik menjadi
pelayanan jemaat GKI-Calvaria, Penataan & Pelayanan Jemaat.
14. Pdt. N. Tarigan, S.Th. 2005 – 2011 Pelayanan jemaat,
Revisi Panitia & Pembangunan Kapel Paulus di wijk V Bhayangkara.
15. Pdt. W. K. Hursepuni, M.Th. 2011 – 2017 Pelayanan Jemaat.
16. Pdt. P.D. Yoweni, S.Th. 2011– 20… Pelayanan jemaat,
Penetapan Panitia dan Pembangunan kembali Gedung Gereja Paulus periode II (2013 – 2018).
17. Pdt. S. Imbiri, S. Th. 2012 – 20 … Pelayanan Jemaat dan
Panitia Pembangunan Gedung Gereja.
18. Pdt. A. Domo – Yoku, S.Th 2013 – 2018 Pelayanan Jemaat.
19. Pdt. M. Wattimena-Mofu,S.Th 2018 – 20….. Pelayanan Jemaat.

PERAN PENATUA SEBAGAI KETUA MAJELIS JEMAAT GKI PAULUS:
Selain Para Pendeta yang melayani dalam jemaat GKI Paulus dari masa ke masa, terdapat juga para Penatua dan Syamas yang sangat berperan dalam kegiatan pelayananan jemaat. Bahkan Penatua Senior pada masa itu menjadi Ketua Majelis Jemaat di GKI.

01. Penatua TH. Meseth 1963 – 1969
02. Penatua A.L.Rumainum 1969 – 1980
03. Penatua SH.Gultom, SH. 1980 – 1984
04. Penatua Nico Runtuwene 1984 – 1988
05. Penatua Drs.Sri-Raharja 1988 -1993
06. Penatua P.Lopulalang 1993 – 1998
07. Penatua Ir. N.A.Maidepa, MPA, 1998 – 2003
08. Penatua Drs.John Geddy 2003 – 2008
09. Penatua Drs.Anthon Ririhena 2008 – 2012

Terbentuknya Persekutuan Kaum Bapak GKI SeTanah Papua di Jemaat GKI Paulus:
Pada awalnya adalah dibentuknya sebuah Manenkoor (Paduan Suara Pria) di wijk V tahun 1983 pada acara HUT dari seorang anggota majelis an. Bapak Eduard Bibit (Alm.), ibadah dipimpin oleh Penatua S.H.Gultom, S.H dengan mengambil nats renungan dari Mazmur 133: Persaudaraan Yang Rukun.
Setahun kemudian, dalam ibadah peringatan HUT Manenkoor yang pertama tanggal 16 Juli 1984, hadir pula kedua hamba Tuhan, yaitu Pdt. M.Th. Mawene, S.Th, dan Pdt. J. Parman, M.Th., Dalam kesempatan tersebut. Pdt. Mawene menjelaskan bahwa Sidang Sinode GKI X di Manokwari telah menetapkan Persekutuan Kaum Bapak (PKB) sebagai salah satu unsur di dalam jemaat-jemaat GKI. Sehingga pada moment tersebut, Manenkoord berubah menjadi Persekutuan Kaum Bapak (PKB) untuk pertama kali di Jemaat GKI Paulus. Hal yang lebih mendukung Manenkoor sebagai cikalbakal lahirnya PKB di jemaat GKI Paulus dan mungkin di jemaat-jemaat GKI yang lain, adalah mengingat Sidang Sinode GKI X 1984 baru beberapa bulan saja berlangsung.

Penutup.
Tentu saja masih terdapat banyak kekurangan di sana-sini dalam penyusunan synopsis ini , sehingga jika ada usul-saran dari jemaat, maka pembetulan/perbaikannya akan dirangkum sekaligus dalam buku “Sejarah Pembangunan Jemaat GKI-Paulus di Dok V Jayapura dari Tahun ke Tahun”,
Sekian.…………………………“ SHALOM “……………………..Tuhan Memberkati………….Amin.

REFERENSI PENULISAN SYNOPSIS OLEH B.JENSENEM & J.RUMBRAAR
dikutip dari beberapa sumber , yaitu;

1. Een gouden jubelium 50 jaar Hollandia 7 maart 1910 – 7 maart 1960 “oleh K.W.Gallis & PJ.
Doornick.
2. “Sejarah Protestantse Kerk sampai jemaat GKI-Paulus Dok V di Jayapura
oleh Pdt MTh.Mawene,Dth.
3. Catatan – catatan Administrasi Gereja dari Sekretariat jemaat GKI Paulus Dok-V Jayapura.
4. Laporan Sidang Jemaat GKI-Paulus dari tahun ke tahun.

Komentar