NABIRE– Dukungan berbagai kalangan di wilayah Meepago mengalir untuk pasangan Lukas Enembe, S.IP, MH dan Klemen Tinal, SE, MM. Sejumlah tokoh dari sejumlah kalangan telah menyatakan diri mendukung dan akan berjuang demi kemenangan Pasangan Lukmen pada Pilkada Gubernur Papua tahun 2018 ini.
Sedikitnya, enam perwakilan suku di wilayah Mee Pago dan Saireri menyatakan diri mendukung kepemimpinan LUKMEN. Kelima perwakilan tersebut dari Suku Moni,Suku Mee, Suku Wate, Suku Lani, Solata dan Gabungan Suku dari Papua Pendatang. Pernyataan itu disampaikan saat kampanye pertemuan terbatas pasangan LUKMEN yang dihadiri langsung calon gubernur papua, Lukas Enembe,S.IP,MH di Gedung Olah Raga ( GOR) Kota Lama Nabire, Senin (12/3/2018)
Kepala Suku Moni, Zotter Zonggonau mengatakan, LUKMEN sudah mengangkat penderitaan orang gunung dan pesisir yang selama bertahun-tahun tidak pernah tersentuh oleh pembangunan. “Hanya LUKMEN yang bisa buktikan itu,” katanya
Kepemimpinan Lukmen selama lima tahun berjalan, sudah menabur banyak bukti, dan membangkitkan semangat masyarakat karna sentuhan pembangunan yang sudah dilakukan. “Tidak ada siapapun yang bisa gantikann anak kami Lukas Enembe maupun Klemen Tinal,”katanya sembari menyerukan pilihan nomor satu adalah pertanda dari tuhan untuk satu pemimpinan di Papua adalah LUKMEN.
Dukungan yang sama juga dari Kepala Suku Wate, Aleks Raiki. Dalam pernyataanya dihadapan ribuan kader dan simpatisan Papua Bangkit Jilid II mengaku tidaka ada lagi sosok pemimpin seperti LUKMEN. “LUKMEN pasangan tepat, siapa lagi pemimpin seperti mereka??,” tanyanya.
Demikian pula dinyatakan Edy Tebay selaku kepala Suku Mee, yang berharap dengan realisasi pemerataan yang sudah dilakukan LUKMEN Jilid I dapat dilakukan pada periode selanjutnya. Pada kesempatan itu, Edy samgat berharap, LUKMEN dapat mendorong terwujudnya aspirasi masyarakat untuk pemekaran Provinsi Papua Tengah
Ternyata, Kinerja serta keberpihakan LUKMEN juga sangat dirasakan oleh Perkumpulan Solata yang ada di Nabire. Agus Rimba mewakili masyarakat Toraja bertekad meggerakkan suara untuk LUKMEN Jilid II“Lanjutkan dan Jangan pernah berhenti, di tangan LuKmen Papua Akan bangkit,” seru Agus yang disambut riuh slogan LUKMEN, menang menang menang.
Dukungan lebih dasyat lagi disampaikan, Imam Muchalis selaku gabungan suku Papua Pendatang yang ada di Nabire. Dukung penuh LUKMEN untuk kemenangan kepemimpinan 2018-2023, menjadi kontrak paten bagi seluruh masyarakat jawa pendatang yang ada di Nabire.
“Semua hati tertuju untuk LUKMEN, kami sudah merasakan pembangunan itu, pemerataan tanpa ada perbedaan, saya sampaikan, Masyarakat Muslim Nabire tidak akan pindah kelain hati, kami pastikan LUKMEN tetap Menang,” tandasnya.
Menanggapi dukungan ini, Lukas Enembe menyampaikan terima kasih kepada para tokoh masyarakat baik itu kepala suku, tokoh yang dituakan di Nabire dan juga termasuk masyarakat nusantara yang ada di daerah ini. Lukas Enembe juga mengaku bangga karena selama ini masyarakat Nabire telah menjaga keutuhan negara. Hal ini terlihat dengan terciptanya suasana aman dan damai di Nabire, dan masyarakat juga hidup dengan adanya jaminan keamanan. Hal ini terjadi, lanjut Lukas, tentu saja merupakan bukti berjalan baiknya kebijakan pemerintah baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten.
Lebih lanjut Lukas Enembe menuturkan, keprihatinan dirinya bersama pasangan mendorong untuk maju pada pesta demorkasi pada periode pertama. Saat itu kondisi daerah dalam hal ini soal keuangan daerah tergolong masih kecil, sementara Papua masih membutuhkan banyak pembangunan di segala bidang.
Dalam rangka menggali sumber-sumber pendapatan daerah, lanjut dia, dibuka peluang investasi bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Papua. Hanya saja karena sejumlah persoalan, peluang untuk mengundang investor masuk ke Papua belum optimal dalam upaya mencari penambahan sumber pendapatan daerah.
“Oleh karena itu, kami dua maju, saya hitung ternyata bisa dirubah soal pembagian dana Otsus karena itu merupakan kebijakan gubernur. Sebenarnya saat ini 100 persen dana Otsus sudah untuk rakyat, jadi kalau ada yang memberikan janji itu kami sudah lakukan,” ujarnya.
Lanjut Lukas Enembe, dana Otsus saat ini pembagiannya 80 persen dikelola kabupaten dan 20 persen dikelola provinsi. Dari 20 persein yang dikelola provinsi, terbagi menjadi 10 persen alokasi untuk lembaga keagamaan dan 10 persen lainnya dikelola provinsi dan kabupaten untuk program seperti Prospek, Gerbangmas, maupun Kartu Papua Sehat.
“Jadi kalau mau dihitung-hitung sebenarnua sudah 100 persen dana Otsus itu untuk masyarakat. Hanya saja, pertanggungjawaban 20 persen dilakukan oleh pemerintah provinsi dan 80 persen pertanggungjawaban dilakukan oleh kabupaten,” katanya.
Berbicara soal dana, lanjut Lukas Enembe, dirinya sejak awal juga sudah berjuang untuk bersuara ke PT. Freeport Indonesia. Perjuangan yang cukup panjang akhirnya membuahkan hasil, kata Lukas, dimana akan dapat 10 persen dari Freeport untuk rakyat Papua.
Editor: (SUROSO MISWAN/TIM HUMAS LUKMEN)
Komentar