JAYAPURA- Nilai impor Papua dari tujuh negara utama pada Juni 2017 tercatat sebesar US$20,82 juta atau menurun 42,31 persen dibandingkan nilainya pada Mei 2017 yang sebesar US$36,09 juta. Penurunan nilai impor terbesar berasal dari negara Singapura yaitu senilai US$6,82 juta (turun 43 persen).
Badan Pusat Statistik (BPS) Papua dalam laporan resminya menyebutkan pada bulan ini Papua tidak melakukan impor dari negara Jepang. Impor dari negara lainnya juga mengalami penurunan hingga 96,62 persen. Tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Juni 2017 adalah Australia dengan nilai impor US$10,32 juta (46,67 persen), diikuti Singapura US$9,04 juta (40,91 persen), dan Amerika Serikat US$1,46 juta (6,61 persen).
“Total nilai impor kumulatif dari tujuh negara utama pada periode Januari-Juni 2017 adalah sebesar US$163,25 juta atau lebih rendah 41,48 persen bila dibandingkan dengan nilainya pada Januari-Juni 2016 yang sebesar US$278,99 juta,”ungkap Kepala BPS Provinsi Papua,Drs. Simon Sapary, M.Sc saat memberikan keterangan pers di Jayapura, kemarin.
Dikatakannya, secara persentase, laju kumulatif penurunan nilai impor terbesar berasal dari negara Jepang sebesar US$11,28 juta (79,97 persen). Total nilai impor kumulatif dari negara lainnya pada periode Januari-Juni 2017 juga mengalami penurunan sebesar 2,94 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu dari US$68,91 juta menjadi US$66,89 juta.
Sementara itu, Impor Papua pada Juni 2017 tercatat senilai US$22,11 juta yang terdiri dari impor migas senilai US$7,12 juta dan impor non migas senilai US$14,98 juta. Dibandingkan Mei 2017, nilai impor Papua mengalami penurunan sebesar 70,12 persen yang dipengaruhi oleh menurunnya nilai impor migas sebesar 68,15 persen (turun US$15,24 juta) dan non migas sebesar 70,97 persen (turun US$36,63 juta).
“Komoditi migas yang diimpor seluruhnya berupa bahan bakar kendaraan bermesin diesel, sedangkan bahan kimia merupakan komoditi non migas yang memiliki nilai impor terbesar yaitu senilai US$1,45 juta atau sebesar 9,67 persen dari total nilai impor komoditi non migas,”katanya.
Total impor kumulatif Papua pada periode Januari-Juni 2017 adalah senilai US$230,14 juta atau menurun 33,85 persen bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Juni 2016 yang senilai US$347,90 juta. Neraca perdagangan Papua pada Juni 2017 mengalami surplus sebesar US$114,16 juta. Secara kumulatif, neraca perdagangan Papua pada Januari-Juni 2017 juga mengalami surplus sebesar US$665,14 juta.
Sedangkan Impor 10 golongan non migas utama pada Juni 2017 tercatat senilai US$11,97 juta atau menurun 74,34 persen bila dibandingkan Mei 2017 yang sebesar US$46,65 juta. Golongan barang yang secara persentase mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah Karet dan barang dari karet (HS40) sebesar 95,54 persen (US$2,56 juta), Mesin/peralatan listrik (HS85) sebesar 92,99 persen (US$24,30 juta), dan Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS84) sebesar 67,85 persen (US$7,16 juta). Nilai impor golongan non migas lainnya juga mengalami penurunan sebesar 72,33 persen (US$49,92 juta).
Pewarta: YESAYA MANSAWAN
Editor: HANS BISAY