Pangdam dan Kapolda Diminta Cegah Kelompok Radikal

JAYAPURA- Gubernur Papua, Lukas Enembe,SH,MH meminta Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua untuk meningkatkan pengawasan terhadap kelompok garis keras (radikal) yang akan mengacam kerukunan umat beragama di Tanah Papua.

Lukas juga meminta Pangdam dan Kapolda di Papua agar segera melakukan antisipasi guna menyikapi penyusupan kelompok ideologis ke militer TNI maupun Polri. “Karena di TNI dan Polri ini ada kelompok garis keras yang masuk, itu harus kita akui”. “Karenanya saya minta Pangdam dan Kapolda harus lihat anggotanya baik. Jangan sampai (ada) penyusupan kelompok ideiologis masuk di institusinya. Ini bisa berdampak mengganggu stabilitas situasi keamanan Papua,” terang dia.

Lukas menganalisa kejadian dugaan pembakaran “alkitab” disusupi oleh garis keras yang ada di tubuh TNI. Ia sedikit lega bila karena yang dibakar bukan al quran, sebab berpotensi memunculkan konflik yang lebih besar, dibanding kejadian di Padang Bulan, beberapa waktu lalu.

“Saya pikir kalau yang dibakar (al quran) bisa rusak (kacau,red) Papua. Apakah itu murni atau rekayasa kita memang belum tahu betul. Oleh karena itu, saya imbau kita harus jaga situasi (tetap aman dan damai). Karena kalau al quran yang dibakar, mungkin bisa lebih dasyat lagi (konfliknya),” ujar dia.

Pada kesempatan itu, Lukas memuji organisasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang lebih dewasa dalam berdemokrasi dibanding Front Pembela Islam (FPI) dibawah komandi Habib Rizieq. Dimana, KNPB dinilai selalu taat pada hukum, serta menghormati kepentingan umum dalam berorasi. “Sesungguhnya saya harus katakan lebih hebat KNPB daripada kelompok muslim yang radikal seperti FPI. Mereka berdemo hingga diduga ingin menurunkan Jokowi. Bahkan bahkan Habib Riziq yang tengah tersandung masalah hukum saat tiba di Bandara Cengkareng Jakarta bakal dijemput 2.000-an massa”.“Ini bagaimana? FPI lebih jahat dari KNPB. Namun justru KNPB yang dikejar (aparat) padahal mereka berdemokrasi dengan bagus,” ucapnya.***(PT/RED/05)

Komentar