BERITA UTAMA

Tutup Perusahaan Pengesploitasi SDA Papua Penyebab Pencemaran Sungai, Perusak Hutan dan Tanah

×

Tutup Perusahaan Pengesploitasi SDA Papua Penyebab Pencemaran Sungai, Perusak Hutan dan Tanah

Sebarkan artikel ini

JAYAPURA | Komite Nasional Papua Barat (KNPB) bersama elemen mahasiswa, Rabu 24 September 2025, menggelar unjuk rasa di Waena dan Lingkaran Abepura, memperingati Hari Tani Nasional berlangsung damai.

Dalam 14 poin pernyataan sikapnya yang dibacakan Ketua Umum KNPB, nya, Agus Kossay menyerukan menyerukan seluruh rakyat dan bangsa Papua melakukan perlawanan tanpa batas terhadap PT. Freeport indonesia.

Mereka juga mendesak Pemeritahan Prabowo-Gibran segera menutup semua perusahaan yang mengesploitasi Sumber Daya Alam di Papua sehingga merusak sungai-sungai tercemar limbah tambang, hutan-hutan adat diratakan, dan masyarakat lokal terus kehilangan hak atas tanah dan ruang hidup.

“Rakyat Bangsa Papua Menyerukan kepada solidaritas untuk perlawanan luas tanpa batas terhadap PT. Freeport indonesia,”tegas Kossay di Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

KNPB bersama Elemen Mahasiswa dan Masyarakat Papua, Rabu menggelar Unjuk Rasa pada Hari Tani Nasional di Lingkaran Abepura, Koata Jayapura. Mereka Menyerukan Perlawanan Terhadap Perusahaan Perusak Lingkungan.(foto: Hans Al)

KNPB juga mendesak manajemen PT. Freeport Indonesia segera mengevakuasi secara terbuka 7 karyawan yang tertimbun, dengan jaminan keselamatan dan perawatan medis penuh.

Kepada perusahaan multinasional agar mematuhi hukum buruh internasional, hak lingkungan, dan prinsip keadilan sosial.

Kossay mengatakan sejak operasi tambang besar seperti Freeport, Minyak di sorong, Gas di Bintuni, serta pembukaan lahan kelapa sawit di Merauke beserta investasi lainnya di Tanah Papua lebih mengutamakan profit dan laba ketimbang keselamatan buruh dan kelestarian lingkungan di Papua.

“Pola ini menunjukkan bahwa seluruh perusahaan pertambangan di Papua bukan hanya perusahaan tambang biasa, tetapi bagian dari mesin kolonial yang memanfaatkan sumber daya alam Papua dan tenaga kerja murah untuk keuntungan global,”tegas Agus Kossay.

Faktanya, kata Agus, bahwa sejumlah Perusahaan besar yang ada di Papua dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi bukti nyata ketidakpedulian perusahaan terhadap kepemilikan Tanah.

Sementara operasi tambang tetap berjalan merusak lingkungan dan masyarakat adat. Hal ini menegaskan bahwa Seluruh Perusahaan Tambang di Papua menempatkan keuntungan di atas keselamatan manusia, hak buruh, dan ekologi Papua. Jadi, Pengabaian ini adalah bentuk penindasan yang bersifat struktural terhadap bangsa Papua.

“Dan banyak investasi llegal lainya di Papua yang menempatkan profit dan laba di atas keselamatan buruh dan kelestarian lingkungan di Papua. Sungai-sungai tercemar limbah tambang, hutan-hutan adat diratakan, dan masyarakat lokal terus kehilangan hak atas tanah dan ruang hidup,”tandasnya.

Editor | HANS AL | PAPUA GROUP

Comment

error: COPYRIGHT © PAPUA TIMES 2023