Perkebunan Kopi Serap Lebih Dari 22 Ribu Tenaga Kerja.

JAYAPURA | Kopi merupakan komoditas pemersatu masyarakat Papua dan telah menjadi komoditas ekspor nasional potensial yang selama ini selalu dapat dinikmati lintas generasi.

Untuk mampu menembus pasar global, maka diperlukan strategi pengembangan kopi secara end-to-end guna meningkatkan produktivitas dan kualitas yang ditunjang antara lain melalui riset, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), SDM yang kompeten, market intelligence yang kuat, dan dukungan pembiayaan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturahman menjelaskan strategi penguatan kopi Papua dapat dirangkum dalam sebuah singkatan «Kukuh Berdiri» yakni Kualitas yang terstandarisasi dan terjaga, kuantitas produksi yang terjamin ketersediaannya, branding yang memiliki identitas kuat, digitalisasi pemasaran dan pembayaran, dan riset berkelanjutan untuk memenuhi preferensi konsumen.

Menurut Faturahman, di tengah tingkat inflasi yang terkendali, Provinsi Papua mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan Il 2025 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kondisi ini menekankan kembali pentingnya sumber pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Provinsi Papua. Sebagai hub utama di wilayah Papua, pengembangan aktivitas ekonomi berorientasi hilir memiliki peluang menarik, salah satunya adalah hilirisasi kopi.

“Satu fakta menarik yang patut kita ketahui, konsumsi kopi di Kota Jayapura saja mencapai hampir 18 ribu gelas per hari. Apabila kita asumsikan harga per gelas Rp10 ribu, maka potensi nilai perputaran ekonomi yang dihasilkan bisa mencapai Rp180 juta setiap harinya,”ungkap Faturahman disela-sela Opening Ceremony Festival Kopi ke 8, tahun 2025 yang berlangsung di PTC Entrop, Kota Jayapura, Sabtu, 20 September 2025.

Pj Gubernur Papua didampingi Kepala BI Papua dan Pj Sekda saat menyambangi Stand peserta Festival Kopi. (Foto: Humas BI)

Menyemarakkan Festival Kopi Papua 2025, Bank Indonesia telah melaksanakan beragam pre-event yang turut menorehkan hasil yang membanggakan.

Dalam gelaran Papua Coffee Week di Jepang dengan Kopi Kalyan Tokyo kami telah menghadirkan 8 varian kopi Papua yang terdiri dari 7 Arabika dan 1 Robusta.

Selain itu dalam Business Matching kopi Papua pada World of Coffee di Jakarta berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar Rp1,6 M serta Karya Kreatif Indonesia 2025 untuk permintaan 1,5 ton green beans dan 80 kg roasted beans ke Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

“Di samping itu penguatan kompetensi SDM pelaku kopi kami dorong melalui berbagai kegiatan capacity building, di antaranya studi banding ke petani dan UMKM Kopi di Yogyakarta, pelatihan penyajian kopi bagi pegiat pariwisata di Kab. Biak Numfor, dan pelatihan Accel Class bekerja sama dengan Specialty Coffee Association Indonesia (SCAI) untuk mencetak barista-barista profesional, khususnya latte art,”sebutnya.

Ia menegaskan Bank Indonesia berkomitmen untuk terus konsisten berkontribusi nyata dalam memberikan dampak dan makna yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Beragam program kerja yang telah dilakukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif, transformasi digital dan pengembangan produk unggulan UMKM melalui peningkatan brand awareness.

“Melalui penyelenggaraan Festival Kopi Papua 2025 yang telah diselenggarakan untuk kali ke-8 menunjukkan konsistensi dukungan terhadap UMKM Papua khususnya UMKM terkait kopi,”ujarnya.

Faturahman menambahkan manfaat ekonomi kopi kian nyata dirasakan masyarakat. Dari hulu, perkebunan kopi mampu menyerap lebih dari 22 ribu tenaga kerja.

Dari hilir, kedai kopi menyediakan hampir seribu lapangan pekerjaan. Ini menjadi jawaban penting atas tantangan pengangguran Papua yang masih lebih tinggi dibandingkan nasional.

Melihat potensi besar ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menghadirkan Festival Kopi Papua 2025, sebagai upaya mendorong kopi sebagai komoditas unggulan Papua menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan.

Editor | MUHAMAD KASIM | HANS AL | PAPUA GROUP

Komentar