Oktober, Border Trade Fair di Perbatasa RI-PNG

JAYAPURA | Pemerintah Provinsi Papua, Indonesia bersama Pemerintah Negara Papua Nugini (PNG) akan menyelenggarakan kegiatan Border Trade Fair pada bulan Oktober 2025 mendatang di kawasan Wutung, Skouw, perbatasan Indonesia-PNG.

Kegiatan ini menjadi bagian dari kerja sama bilateral di bidang ekonomi yang rutin digelar setiap tahun.

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Suzana Wanggai, mengatakan bahwa Border Trade Fair tahun ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan PNG yang jatuh pada September, meskipun kegiatan pameran perdagangan lintas batas ini dijadwalkan berlangsung pada Oktober.

“Kegiatan Border Trade Fair kita gelar setiap tahun menjelang Natal sebagai bentuk kerja sama ekonomi. Tahun ini, kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan HUT Kemerdekaan PNG, hanya saja pelaksanaannya nanti pada bulan Oktober,” ujar Suzana kepada wartawan di Jayapura, Jumat, 8 Agustus 2025.

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Suzana D Wanggai, S.Pd, MSocSc

Dalam penyelenggaraan tahun ini, sejumlah pelaku usaha dari berbagai provinsi di PNG seperti Lae, Madang, dan Sepik akan ikut serta.

Dari Indonesia, pemerintah Provinsi Papua akan melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Prinsipnya dari pihak Indonesia kita sudah siap. Kami juga mengundang BUMD dan BUMN, serta sangat mengharapkan dukungan dari para pelaku usaha lokal untuk menyukseskan kegiatan ini,” tambah Suzana.

Dikatakannya, koordinasi dengan pelaku usaha dari PNG telah dilakukan, dan saat ini pemerintah tengah mendata pihak-pihak yang akan terlibat. Selain itu, sejumlah pelaku usaha juga telah menyatakan minat untuk ikut serta dalam pameran ini.

Mengingat lokasi pelaksanaan berada di wilayah perbatasan, sejumlah instansi terkait seperti Karantina, Imigrasi, Bea Cukai, dan TNI/Polri turut dilibatkan dalam persiapan kegiatan tersebut.

Suzana menegaskan bahwa pengembangan wilayah perbatasan tidak hanya berkaitan dengan pembangunan infrastruktur semata, melainkan juga sebagai pintu masuk kegiatan ekspor dan impor yang mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

“Perbatasan bukan sekadar jalur lintas batas biasa, tapi bagaimana kita membuka peluang ekonomi antarnegara, termasuk sebagai pintu ekspor-impor Indonesia ke PNG dan kawasan Pasifik,” jelasnya.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen kerja sama bilateral Indonesia dan PNG dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan bidang strategis lainnya. “Ini adalah bentuk komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan bilateral di berbagai bidang,” tutup Suzana.

Editor | TIM | PAPUA GROUP

Komentar