PON Beladiri Digelar 11 Oktober

SEMARANG | Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri di Kudus, 11 – 26 Oktober 2025, siap digelar. Event ini akan mempertandingkan 10 cabang olahraga beladiri yakni Taekwondo, Gulat, Judo, Wushu, Karate, Pencak Silat, Sambo, Jujitsu, Kempo dan Tarung Derajat.

Kepastian itu disampaikan KONI Pusat dan Djarum Foundation serta KONI Jawa Tengah usai Rapat Koordinasi (Rakor) di Kantor KONI, Kompleks GOR Jatidiri Semarang.

PSU, Ko Pilih Siapa

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Putaran Pertama Cagub BTM Meraih Suara Terbanyak 269.970 Suara

‘’Kami bersama jajaran pengurus KONI Jawa Tengah siap membantu pelaksanaan PON beladiri agar lancer dan sukses,’’ kata Bona V Sulistiana,SH Ketua KONI Jateng, usai pertemuan.

KONI Pusat bekerja sama dengan Djarum Foundation sudah sepakat menggelar PON beladiri di Djarum Arena 2 – 3 Kudus. Para peserta adalah 38 KONI se-Indonesia, seperti halnya PON regular.

Thema dari event ini ‘’Bakti untuk Negeri Melalui PON Beladiri’’. Sebagai langkah awal, digelar rapat koordinasi 10 cabang olahraga yang dihadiri Wakil Ketua Umum KONI Pusat Suwarno dan Deputy Director Djarum Foundation Ryan Gozali. Hadir juga pengurus KONI Kabupaten Kudus, Pengrov serta Pengkab/kot cabang olahraga peserta PON.

‘’Dalam rapat koordinasi itu, di antaranya dilakukan pembentukan panitia pelaksana pertandingan technical delegate. Rapat berlangsung hingga Rabu 30 Juli 2025,”kata Bona.

Wakil Ketua Umum KONI Pusat Suwarno menjelaskan, ide awal digelarnya PON beladiri adalah untuk menjadikana PON empat tahunan (NTB-NTT 2028 dan seterusnya) sebagai arena yang fokus mempertandingkan cabang-cabang olahraga Olimpiade.

“Maka muncullah ide PON beladiri, PON perairan dan PON indoor. Dan yang pertama digelar adalah PON beladiri,”jelasnya.

Lebih lanjut mantan Danrem Yogyakarta itu menjelaskan, anggota KONI saat ini ada 78 cabang olahraga. Dari sejumlah itu, Olimpiade menjadi sasaran utama pembinaan prestasi Indonesia.

Karena itu, PON juga memprioritaskan cabang Olimpic dan cabang berprestasi di Asian Games dan SEA Games. Sisanya digelar sesuai dengan jenis cabang olahraganya.

Cabang Olimpic meliputi taekwondo, judo dan gulat. Kemudian yang berprestasi pada Asian Games dan SEA Games adalah wushu, karate, dan pencak silat.

“Cabang beladiri pun ada 18 yang anggota KONI. Namun kesepakatan kami dengan Djarum Foundation baru bisa digelar 10 saja. Sisanya, akan digelar pada 2026,”paparnya.

Sport Tourisme
Deputy Director Djarum Foundation Ryan Gozali menyebut pihaknya merasa berkewajiban untuk ikut membangun prestasi olahraga Indonesia.

‘’Jika selama ini Djarum identik dengan bulutangkis, maka kini turut mengembangkan prestasi nasional,’’ kata Ryan.

Disebutkannya, olahraga beladiri memiliki posisi luar biasa dalam kehidupan masyarakat. Jika tidak berprestasi, tidak juara, maka ada nilai-nilai lebih yang didapat para pelakunya.

‘’Banyak contoh dalam kehidupan, untuk mendapatkan pekerjaan, dengan memiliki kelebihan beladiri akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan,’’ paparnya.

Dalam pertandingan, beladiri juga memiliki kualifikasi yakni kelas-kelas disesuaikan dengan berat badan. Dengan demikian, orang Indonesia yang rata-rata bertubuh kecil bisa tetap berpartisipasi bahkan prestasi sesuai kelasnya.

Sayangnya, lanjut Ryan, selama ini porsi publikasi beladiri dirasakan masih kurang. Karena itulah, Djarum Foundation ikut mendorong publikasi yang lebih gencar.

Di samping prestasi di lapangan, penyelenggaraan PON beladiri di Kudus juga akan menggairahkan perekonomian setempat, mulai dari tingkat hunian hotel, kuliner, UMKM bahkan pariwisata. ‘’Di sinilah, konsep sport turisme terwujud,’’ jelasnya.

Editor | TIM | PAPUA GROUP

Komentar