PON Aceh-Sumut: Atlet Papua Akan Tanding Dengan Peralatan Eks PON XX

JAYAPURA | Suka atau tidak suka, senang atau tidak, alokasi anggaran untuk kontingen Papua di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) sudah ditetapkan Pemerintah Papua yakni sebesar Rp35 Miliar.

Dengan demikian, maka atlet-atlet Papua yang akan berlaga di Negeri Serambi Mekkah (Aceh) dan Kota Melayu Deli (Sumut) harus bisa membuktikan bahwa mereka adalah wakil terbaik Papua yang mampu beradaptasi serta mengkonversi seluruh daya kekuatan, strategi, tetap semangat untuk meraih prestasi terbaik. Wajib juara sebagai bukti kecintaan terhadap Papua.

Rumit memang bertanding di PON kali ini. Karena digelar di dua provinsi yang jaraknya cukup jauh. Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) dengan sebaran venue di 18 Kabupaten Kota. Tentu butuh ongkos besar.

Tuan rumah Aceh mempertandingkan 33 Cabang Olahraga (Cabor) dengan sebaran dari ibukota Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Barat hingga Aceh Tenggara.

Latihan Atlet Selam Papua Jelang Pekan Olahraga Nasional.

Sedangkan tuan rumah Sumatera Utara mempertandingkan 34 Cabor yang tersebar di Medan, Binjai, Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Pematang Siantar, dan Toba.

Kata Ketua Umum KONI Papua Dr. Kenius Kogoya, atlet Papua harus menerima dan mengerti bahwa keadaan membuat tidak semua atlet, pelatih dan official pembantu bisa diberangkatkan.

“Kita harap atlet dan cabor (pengurus) mengerti dan memahami kondisi ini. Kerinduan bagi kita semua untuk berlaga di PON Aceh-Sumut tapi keadaan tidak memungkinkan,”ujarnya.

Begitupun untuk peralatan tanding, atlet diharapkan menggunakan peralatan eks(bekas) PON XX Papua yang masih ada. Dengan alokasi anggaran yang minim dan waktu yang kian mepet, pembelian peralatan dengan sertifikasi dan lisensi standar PON cukup sulit, karena ada sebagian peralatan yang dibeli di dalam negeri dan luar negeri.

“Menyangkut dengan peralatan tanding, kita berharap atlet-atlet kita masih bisa menggunakan peralatan yang eks PON Papua. Kenapa? karena waktu sangat mepet. Dengan sisa waktu ini cukup susah untuk mencari peralatan tanding yang memiliki sertifikasi atau lisensi. Kalau kostum atau sepatu mungkin bisa,”kata Kenius.

Rapat Pleno KONI Papua, Senin 22 Juli 2024 yang berlangsung di wisma atlet Dok V Kota Jayapura memutuskan Papua tetap ikut PON XXI Aceh-Sumut dengan membatasi jumlah atlet, official cabor dan official pembantu. Jumlah seluruh atlet plus official kurang lebih sebanyak 250 orang.

Atlet yang diberangkatkan berpatokan pada beberapa syarat yakni atlet grade (kelas) 1 yang adalah atlet unggulan dengan rekam jejak prestasi tingkat nasional dan internasional yang selama ini berada di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).

Kemudian atlet cabang olahraga (cabor) yang lolos PON dan meraih medali emas serta perak di babak kualifikasi (Pra PON) tahun 2023. Sedangkan atlet cabor lolos PON dengan torehan medali perunggu dipastikan tidak berangkat.

“Tidak semua atlet yang lolos PON akan dibawa (diberangkatkan) untuk mewakili kontingen Papua pada PON XXI Aceh-Sumut dikarenakan keterbatasan anggaran. Hanya atlet Pelatnas serta atlet cabang olahraga peraih medali emas dan perak pada babak kualifikasi atau Pra PON,”jelas Ketua KONI Papua menambahkan atlet yang dipilih akan difinalisasi dengan pengurus Cabor dan pelatih pada pertemuan dengan Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres KONI) yang dijadwalkan pada Rabu-Kamis tanggal 25-26 Juli 2024.

“Mengingat waktu terbatas, untuk entry by name. Kita dikasih waktu hingga tanggal 31 Juli 2024. Sehingga ditanggal tersebut, atlet kita harus terdaftar. Makanya pertemuan Binpres dan Cabor menentukan nama-nama atlet yang masuk kontingen.”pungkas Kenius Kogoya.

Terima kasih Pemerintah Provinsi Papua, semoga atlet Bumi Cenderawasih bisa meraih prestasi terbaik dan mempertahankan prestise Papua di PON XXI Aceh-Sumut. Salam olahraga, Juara!!!

Editor | GERSON M | ARKILAUS