Jumlah Pasien Kanker Yang Kemoterapi di RSUD Jayapura Capai 100 Orang

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Penjabat Gubernur Papua Dr. Ridwan Rumasukuan, SE,MM bersama Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mendampingi Direktur Utama RS Dharmais dr. Seoko W. Nindito, MARS saat meninjau pelayanan pasien kemoterapi di RSUD Jayapura, Senin pekan lalu, 20 November 2023.

Giat ini dilakukan usai penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Papua dan sepuluh (10) Rumah Sakit Pengampu Nasional untuk melakukan pendampingan di sejumlah rumah sakit milik Pemprov Papua maupun di kabupaten/kota. Salah satunya, ialah RS Dhamais sebagai Pusat Kanker Nasional yang akan mengampu pelayanan kanker di RSUD Jayapura.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Dr. BENHUR TOMI MANO | YERMIAS BISAI,S.H 53%, 55539 votes
    55539 votes 53%
    55539 votes - 53% of all votes
  • KOMJEN POL MATHIUS D FAKHIRI,SIK | ARYOKO RUMAROPEN 47%, 50051 vote
    50051 vote 47%
    50051 vote - 47% of all votes
Total Votes: 105590
26 November 2024
Voting is closed
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

Turut serta dalam kunjungan ini, Kepala Dinas Kesehatan Papua Dr. Robby Kayame, SKM,M.Kes, Kepala Bappeda Papua Yohanes Walilo, S.Sos,M.Si, dan Kepala Biro Organisasi Setda Papua sekaligus Penjabat Ketua TP PKK Linda S. Onibala, SE,MM.

Sekitar sejam, Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukuan dan rombongan meninjau RSUD Jayapura, dimulai dengan peninjauan progres pembangunan gedung bunker radioterapi yang sedang dikebut agar bisa difungsikan akhir Desember 2023 ini.

Selain itu, Rumasukun juga mengunjungi sejumlah pasien kanker di ruang kemoterapi, berdialog dengan mereka dan memberi penguatan, serta mendengarkan laporan penanganan medis dari pihak RSUD Jayapura.

“Sudah berapa hari di sini? Semoga cepat sembuh ya mama,” sapa Penjabat Gubernur Ridwan Rumasukun kepada salah seorang pasien kanker payudara di ruang kemoterapi.

Pada kesempatan itu, Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, Sp.B(K)Onk di hadapan Penjabat Gubernur Papua dan rombongan mengatakan, berdasarkan data sepanjang tahun 2023 ini, jumlah pasien kanker yang berkunjung ke RSUD Jayapura mencapai 100 orang per bulan.

Para pasien ini berasal dari 6 provinsi di Tanah Papua, bahkan ada yang merupakan rujukan dari luar negeri seperti Singapura dan Penang, Malaysia.

“Rata-rata 80 persen Orang Asli Papua. Ini tentu sungguh mengkhawatirkan, jadi kita harapkan perlu mengubah pola hidup sehat, makanan, termasuk juga budaya makan pinang yang beresiko kanker,” kata dr Jan.

Menurut dr Jan, di satu sisi, pihak RSUD Jayapura tentu senang dan bangga bahwa Unit Kemoterapi makin dipercaya dalam menangani pasien kanker. Tetapi di sisi lain, dengan keterbatasan SDM yang hanya dua dokter spesialis dan serta minimnya tenaga penunjang, ia mengakui pihaknya sangat kewalahan dalam pelayanan. Belum lagi tingginya biaya obat-obatan yang sangat mahal, yang harus disediakan rumah sakit.

“Alat CT Scan kita sudah rusak selama hampir dua tahun ini. Kemudian, mamografi, alatnya ada tetapi gedungnya rusak sehingga tidak bisa dipakai. Demikian pun USG alami kerusakan,” bilanya.

Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengaatakan, terkait alat CT Scan, pihak Kementerian Kesehatan sudah menyatakan kesediaan untuk membantu dan direncakan akan tiba pada Januari 2024.

Selain itu, dalam mendukung pelayakan kanker, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungan ke RSUD Jayapura, Rabu, 11 Oktober 2023 juga sudah menjanjikan akan membantu alat radioterapi dan tenaga fisikawan medis, spesialis onkologi radiasi, dan fisioterapi.

“Kalau gedung ini, kita akan rancang jadi Kemoterapi Super VVIP, supaya pasien dari pejabat atau orang swasta yang berduit bisa mau kemo di sini dan tidak perlu keluar Papua lagi. Tapi ini pelan-pelan dulu, yang sedang kita kebut itu gedung banker supaya akhir tahun sudah berfungsi,” tegas Aloysius.

Pada kesempatan itu, Aloysius melalui Direktur RS Dharmais selaku pimpinan rumah sakit pengampu layanan kanker nasional untuk mengingatkan kembali permohonan kebutuhan alat kesehatan dan tenaga kesehatan kepada Kementerian Kesehatan.

“Kami sangat butuh CT Scan, alat readioterapi, juga pelatihan bagi tenaga penunjang. Dan uang kami di APBD kami terbatas pasca 3 DOB baru,” katanya.

Editor | GUSTI MR