Ini Profil Prof Fredrik Sokoy, Guru Besar Sekaligus Calon Rektor Uncen

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Kamis besok 7 September 2023, menggelar pemilihan rektor periode periode 2023-2027. Dari tiga calon, salah satunya adalah Prof.Dr. Fredrik Sokoy,S.Sos,M.Sos yang telah resmi dinobatkan sebagai Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Antropologi.

Wakil rektor Uncen ini, punya dedikasi dan komitmen tinggi membangun Sumber Daya Manusia Papua. Ia memiliki rekam jejak karier yang mumpuni. Karya-karya ilmiah dan penelitiannya juga menjadi rujukan dan terpublish di jurnal internasional.

Masyarakat Papua menyebut Sokoy dengan trisula atau tombak bermata tiga asli tanah Papua yang memiliki dedikasi tinggi di dunia kampus, memiliki integritas dan pengabdian ditengah masyarakat yang luar biasa.

Berikut profil lengkap Prof Fredrik Sokoy dan visi misinya sebagai calon Rektor Uncen.






VISI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH MENJADI PERGURUAN TINGGI YANG BERINTEGRAL, BERINOVASI DALAM PELAKSANAAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DENGAN JEJARING GLOBAL DIDASARI PADA NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL

MISI
Dengan memperhatikan beberapa pemikiran di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari beberapa misi yang telah disampaikan dapat dirinci sebagai berikut:
1. Misi I. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi secara inovatif, profesional, kompetitif bereputasi internasional dengan nilai-nilai kearifan lokal.
2. Ciri yang utama sebuah Perguruan Tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditandai dengan sikap inovatif. Sikap ini menuntut dan atau mewajibkan terus dilakukannya temuan-temuan baru, baik berupa teori-teori, konsep-konsep, model-model dan paradigma-paradigma baru sebagai wujud produk nyata. Melalui inovasi-inovasi barulah yang ikut menstimulir langkah penerapan inovasi untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan akademik. Inovasilah yang sesungguhnya memperlihatkan “kewibawaan” dan kebermanfaatan PT bagi bangsa dan negara secara khusus masyarakat dimanapun sebuah PT bertempat.

Seorang pendidik telah diwajibkan profesional. Ia menjadi figur yang paham dibidangnya, kompeten untuk melaksanakan tugasnya. Bagian ini menjadi penting dan melekat karena dapat menjamin mahasiswa yang didikannya akan menjadi “produk unggul dan bermanfaat baik dalam prestasi akademik maupun dalam prestasi-prestasi sosial”. Kompetitif memperlihatkan bahwa iklim dunia Perguruan Tinggi peka dengan perubahan yang sangat cepat, karena inovasi-inovasi terus terjadi dalam lintasan skala daerah, nasional dan internasional. Iklim kompetitif akan memberi kesadaran kepada kita bahwa sebuah ide, gagasan, model ataupun invention berlaku hanya dalam sebuah ruang dan waktu tertentu. Ketika ruang dan waktu bergeser, maka sesungguhnya dunia Perguruan Tinggi sebagai “rumah inovasi” segera menemukan ide-ide baru, inovasi yang update.

3. Misi II. Mendorong pelbagai inovasi, ide-ide baru, dapat berskala internasional. Mengapa demikian, karena kita sesungguhnya adalah komunitas internasional. Keanggotaan dunia perguruan tinggi dimaksudkan untuk menurunkan pelbagai metode, pola serta inovasi yang berstandar internasional.
Inovasi dan atau pelbagai temuan dinikmati komunitas internasional sebagai user terhadap sebuah ide-ide baru. Kita juga harus membuka diri, adaptif terhadap pelbagai perubahan, dengan mempengaruhi dunia global dengan pelbagai inovasi sebagai wajah negeri kita, biarkan kualitas diri kita diakui secara internasional.

Titik tekan pada frasa “kearifan lokal” sebagai sebuah ruang “kajian-kajian kelokalan” yang menjadi “identitas daerah” Universitas Cenderawasih memiliki keunggulan dalam hal kajian-kajian kearifan lokal. Papua merupakan laboratorium penelitian lintas disiplin ilmu yang paling subur dan menantang. Adalah sangat beralasan bila Universitas Cenderawasih menempatkan bidang Antropologi sebagai Pola Ilmiah Pokok dengan manajemen sember daya alam.

Turunan dari pola ilmiah pokok ini merupakan simpulan terhadap kondisi faktual tanah papua yang sangat kaya akan kebudayaannya, dilihat baik dari aspek kesenian, religi, mata pencaharian hidup, kebudayaan materi, bahasa lokal mencapai 276 dan unsur-unsur kebudayaan lainnya. Kekayaan sumber daya alam, baik tambang emas, tambang nikel, tambang gas, tambang minyak, variasi lingkungan geografisnya yang tidak ditemukan diwilayah lain. Kita bisa menjadi besar, dikenal karena “kekhususan ini”. Kearifan lokal harus menjadi “branding” kita dalam melakukan aksi penelitian kolaboratif berskala internasional.

4. Misi III. Memantapkan dan meningkatkan dari sisi jumlah dan kualitas mitra strategis dalam rangka peningkatan kapasitas penelitian dan pengabdian yang berasas-guna.

Misi ini didasari oleh pertimbangan bahwa uncen memiliki sumber daya keuangan. Kita juga menyadari bahwa universitas-universitas tertentu memiliki keunggulan tertentu yang juga tidak kita miliki. Kerjasama kolaboratiflah yang menjadi titik kunci kita untuk menaikkan level kita. Kemungkinan untuk mengejar ketertinggalan dalam hal pemeringkatan, sebutan research university masih terasa jauh, namun kerjasama dengan para pihak yang memiliki aksesibilitas dan jejaring global akan mampu menempatkan diri kita secara institusional untuk maju bersama.

5. Misi IV. Mendorong ekosistem akademik yang responsif, adaptif berproses dengan tingkat produktivitas kerja yang maksimal, dengan demikian setiap individu cakap dan mampu mengembangkan secara optimal.

Bidang akademik adalah “core business” kita. Ini berarti seluruh aktivitas baik penelitian, pengabdian masyarakat dan pendidikan/pengajaran harus memberi dampak positif dan bahkan sumbangsih yang signifikan bagi aktivitas akademik.

“Karakter dunia akademik harus adaptif dalam pengertian rekonstruksi kurikulum yang memberi hard skill dan soft skill serta tuntutan dunia kerja yang sangat menantang”, menjadi pertimbangan akademik yang harus menjadi bagian/karakter perguruan yinggi.

6. Misi V. Mendorong kuat pola pengelolaan universitas yang otonom, transparan, akuntabel dan kolaboratif.

Kita bersyukur bahwa Universitas Cenderawasih baru saja mendapatkan perubahan status dari Satker PNPB ke Satker Badan Layanan Umum. Paling kurang, kita sudah bisa ada ruang untuk mengelola keuangan secara fleksibel, baik dalam aspek pengelolaan sumber-sumber keuangan tetapi juga penggunaan uang tersebut untuk membiayai aktivitas akademik dan non-akademik. Masalah otonom bukan saja dalam hal pengambilan keputusan tentang kebutuhan ke”lokalan” yang menjadi unsur penting untuk diputuskan, maka keputusan segera bisa diambil dengan kondisi papua saat ini.

Unsur transparansi dalam hal anggaran dan kebijakan sudah menjadi tradisi yang utama bahwa semua bermeteraikan transparansi dan akuntabel dengan melibatkan pelbagai unsur dalam mendorong perubahan ke arah yang lebih baik.

7. Misi VI. 20% Mahasiswa universitas cenderawasih sebelum diwisuda, telah bekerja dengan pendapatan serendah-rendahnya diatas upah minimum regional.

Titik tumpuan kerjasama dengan mitra strategis memungkinkan beberapa kesepakatan dapat dilakukan semisal pola magang bersertifikat, secara kontinu dan kesepakatan untuk menerima alumni yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai akan menjadi salah satu target penting untuk memastikan “produk” kita memasuki dunia kerja optimal dan proporsional.

Misi ini memastikan bahwa para praktisi dari pelbagai institusi juga akan terkolaborasi secara rutin mengajar di kampus. Kehadiran praktisi akan membawa nuansa baru dalam memadukan tantangan dunia kerja yang diperlihatkan kepada mahasiswa untuk menginspirasi agar output perguruan tinggi sudah mempersiapkan keterampilan dan pengetahuan dasar yang kuat disaat mereka selesai dari perguruan tinggi.

8. Misi VII. Membentuk Centre of excellent and teaching factory untuk meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi berskala Nasional dan Internasional.

Tantangan kita dihari ini yang paling mengganggu wajah “produk kita” mahasiswa adalah bahwa usai wisuda “Perguruan Tinggi” di cap sebagai penghasil “barisan pengangguran terpanjang”. Jika kita di Uncen mewisudakan mahasiswa pertahun mencapai 3.000 – 4.000 orang, maka saat ini harus dipastikan jumlah mahasiswa yang sudah bekerja sebelum wisuda. Centre of excellent (COE) disiapkan khusus untuk melatih kemampuan hard skill dan soft skill. Wadah ini akan menjadi suatu keunggulan yang kompetitif sebagai modal tambahan bertarung pada dunia persaingan global.

Teaching factory sesungguhnya adalah model pembelajaran berbasis produk (barang/jasa). Melalui sinergi antar sekolah, perguruan tinggi dengan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri.

9. Misi IIX. Berkontribusi maksimal terhadap pengembangan sumber daya dari tingkat lokal yang berdampak luas (Nasional dan Internasional).

Kebermanfaatan Universitas dalam program nyata bersama masyarakat adalah satu cara terbaik dalam menjaga kepercayaan publik terhadap universitas cenderawasih. Tantangan para akademis yang hebat, kritis dan piawai sudah harus berpikir dan berkontribusi nyata melalui pelbagai bentuk, semisal penyusunan perdasi, perdasus pendampingan, konsultasi, secara khusus di wilayah Daerah Otonomi Baru dan sejumlah kabupaten yang realtif terisolir, menjadi basis strategis dalam mangaktualisir pelbagai kemampuan para akademis, baik komponen dosen dan para mahasiswa.

IV. PROGRAM POKOK PENGEMBANGAN UNCEN (2023 -2027)
1. Dasar Pelaksanaan Program Kerja
Bila kita memperhatikan dengan seksama, beberapa rujukan penting sebagai dasar dalam penyusunan program, maka tentu saja beberapa rujukan norma yang strategis antara lain:
• Permendikbud Nomor 03 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
• Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemendikbud Tahun 2020-2024.
• Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 754/8/20 tentang Indikator Kinerja Utama.
Secara Khusus memperhatikan Luncuran Program yang termuat dalam Renstra Dirjen Dikti terdiri 2020-2024, maka terdapat 3 (tiga) Program Utama, yaitu:
a. Pendidikan mutu dan relevansi pendidikan tinggi.
b. Penguatan Mutu Dosen dan Tenaga Kependidikan.
c. Peningkatan Akses Pendidikan Tinggi.
Isi Renstra inilah yang juga menginspirasi lahirlah “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” dengan sejumlah Indikator Kinerja Utama:
• Lulusan mendapat pekerjaan yang layak.
• Mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus.
• Dosen berkegiatan di luar kampus
• Praktisi mengajar di dalam kampus.
• Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi Internasional.
• Program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia.
• Kelas yang kolaboratif dan partisipatif.
• Program studi berstandar internasional.
Rujukan norma yang juga menjadi dasar pijakan utama dalam menurunkan program adalah rencana strategis universitas cenderawasih 2020 – 2024.
Dari keseluruhan rujukan inilah program pokok yang diturunkan adalah:
a. Penataan dan penguatan tata kelola kelembagaan, organisasi dan keuangan. Program ini menjadi sangat utama karena memiliki dampak langsung terhadap performance perguruan tinggi dalam hal pengendalian kelembagaan dalam optimal performance.
b. Meninjau dan mengkaji perangkat kebijakan yang digunakan dalam pengendalian lembaga dalam mencapai tujuan. (Statuta, RIP, Renstra, PIP, RIJM dan RIJP Uncen). Reevaluasi ini dimaksudkan untuk proses adaptasi dengan semangat program MBKM yang kini menjadi rujukan kita bersama
c. Membuat kebijakan baru sesuai dengan perkembangan dan semangat yang berorientasi pada Indikator Kinerja Perguruan Tinggi dan Indikator lainnya yang dibutuhkan sehingga tercipta suasana akademik yang kondusif.
d. Penyempurnaan organisasi dan manajemen yang lebih efisien dan produktif.
e. Peningkatan kapasitas dan kompetisi dosen secara teratur dan berjenjang.
f. Menempatkan program studi sebagai basis utama pelayanan prima, termaksud fasilitas daya dan dana yang memadai untuk menggerakan roda aktivitas akademik dan non-akademik dengan melibatkan dosen dan mahasiswa.
g. Menjalankan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) bidang akademik dan non-akademik yang relevan dengan Sistem Penjamin Mutu Eksternal (SPME).
h. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana pendukung proses pendidikan dan pengajaran (ruang kelas, lab, perpustakaan, jaringan internet, fasilitas air bersih, jaringan listrik yang berkualitas maksimal).
i. Penciptaan kemudahan pembinaan karir dosen level kepangkatan semisal, lektor kepala Iv./a dan Guru Besar.
j. Mengoptimalkan peran dan fungsi senat dalam merumuskan dan memberikan pertimbangan serta evaluasi terhadap implementasi kebijakan yang dijalankan.
k. Penguatan sumber pendanaan lain yang sah, selain program hibah, dana masyarakat (spp) dan SPI dan dana kerjasama.
l. Tertib administrasi keuangan dan transportasi administrasi keuangan.
m. Peningkatan pendapatan PNPB dari unit usaha, kerjasama dan pengelolaan program-program bersama pemerintah dan swasta.
n. Peningkatan kapasitas SDM pengelola unit pelaksana teknis (UPT Museum, Perpustakaan, Bahasa dan Komputer).
o. Optimalisasi dan penyelesaian pembangunan fisik (rumah sakit pendidikan uncen, ruang dekanat fisip dan beberapa kegiatan pembangunan fisik yang wajib diberikan skala prioritas).

2. Sumber Daya Manusia
a. Program peningkatan kualitas lulusan melalui pengembangan kurikulum yang berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Magang bersertifikat dan surat keterangan keterampilan lainnya yang sah dalam memastikan tingkat kepercayaan pihak lainnya dalam memanfaatkan lulusan uncen.
b. Peningkatan status akreditas program studi dari B menjadi A dan akreditasi institusi
c. Optimalisasi kerja taktik dan strategis dalam mendorong pemeringkatan posisi UNCEN ke 100 besar di tingkat nasional.
d. Penyusunan standard operating system (SOP) untuk proses rekruitmen, seleksi, pengembangan sistem reward untuk memotivasi dosen dan tenaga kependidikan.
e. Mengembangkan kompetensi tenaga kependidikan dengan cara memberikan kesempatan belajar/pelatihan, fasilitas (termaksud dana) jenjang karir yang jelas dan studi banding (Benchmarking)
f. Mendorong peningkatan kompetensi dosen dengan cara memberikan kesempatan studi lanjut (S3), workshop, pelatihan pekerti, applied approach, serta berkegiatan di luar kampus yang relevan dan berdampak terhadap rekognisi dan peningkatan multi akademik yang signifikan.
g. Pembinaan dan peningkatan capacity building bagi seluruh dosen dan karyawan terkait karakter, integritas dan moralitas berlandaskan iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
h. Peningkatan kapasitas bagi pengelola carrier centre development (CDC) sebagai satu-satunya pangkalan data mahasiswa dan alumni.

3. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
a. Mengembangkan pusat-pusat kajian atau studi yang berbasis riset dengan memanfaatkan kepakaran yang ada.
b. Penguatan peran Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat pada peringkat Utama dalam rangka peningkatan mutu hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dapat dijadikan sebagai unit usaha (bisnis)
c. Mengembangkan sistem terpadu yang dapat menumbuhkan hubungan akademik dan hubungan industrial melalui penelitian terpadu atau kolaborasi.
d. Membuat roadmap penelitian dan pengabdian masyarakat di setiap jurusan/laboratorium sehingga dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa.
e. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi ilmiah dosen.
f. Memanfaatkan produk Iptek sebagai kegiatan aplikasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berorientasi bisnis (merek dagang, paten, hak cipta, HKI Hak kekayaan Intelektual).
g. Peningkatan mutu dan jumlah jurnal ilmiah terakreditasi nasional dan berindeks internasional.
h. Diskusi para peneliti, pakar dan lembaga Riset Nasional (BRIN) untuk mendiskusikan tema-tema baru dengan skema penelitian lintas negara dan diskusi yang berkenaan dengan pola pendanaannya.

4. Kepegawaian dan Dosen
a. Meningkatkan kualifikasi SDM dosen dan karyawan melalui pendidikan bergelar (studi lanjut) dan non gelar (pelatihan, workshop, simposium).
b. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dosen dan karyawan secara adil dan proposional berbasis kinerja.
c. Memberikan penghargaan yang layak bagi dosen dan karyawan yang berprestasi (reward).
d. Menyusun pola rekruitmen dosen karyawan yang profesional yang berbasis kebutuhan.

5. Kemahasiswaan dan Alumni
a. Meningkatkan dan memperluas sumber penerimaan sumber penerimaan dana untuk kegiatan kemahasiswaan.
b. Memberikan penghargaan (reward) bagi mahasiswa yang berprestasi baik nasional maupun internasional maupun internasional baik akademik maupun non akademik.
c. Memberikan reward bagi dosen dan mahasiswa yang proposal PKMny didanai oleh Kemenristekdikti.
d. Memberikan penghargaan karya mahasiswa yang PKMnya menang dalam PIMNAS untuk dijadikan sebagai pengganti Tugas Akhir.
e. Meningkatkan jumlah beasiswa bagi mahasiswa (KOPMA) sebagai unit usaha.
f. Penataan asrama mahasiswa menjadi hunian beratmosfir akademik yang berbudaya aman dan tertib.
g. Meningkatkan peran alumni dalam pengembangan SDM dan sumber dana serta sumber daya lain termaksud dalam hal bantuan pendanaan dan kesempatan kerja bagi lulusan sehingga membantu memperpendek masa tunggu mahasiswa dalam memperoleh pekerjaan yang pertama dengan lebih memanfaatkan peran Ikatan Alumni.
Kerjasama
a. Merekonstruksi arah, manfaat akademik dan manfaat sosial baik dalam skala lokal dan nasional.
b. Kerjasama berbasis program study base untuk menjamin keberlanjutan program, manfaat akademik, baik dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan.
c. Ruang lingkup kerjasama yang ditandatangani (MoU) meliputi Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan perjanjian kerjasama para pihak harus dapat mengonversi nilai kerjasama kedalam rupiah untuk mengestimasi berapa dana yang dibebankan kepada para pihak.
d. Kerjasama dapat memberi manfaat kepada dosen, mahasiswa dan juga masyarakat luas.
e. Pengelolaan kerjasama selama ini masih ditangani oleh unit kerjasama sehingga seusai perubahan nomenclature dari Satker PNPB ke Satker BLU bisa memberi kemudahan dalam pembentukan International Colaborative Office (ICO).
f. Tenaga ASN yang mengambil tanggung jawab sebagai staff pengelola ,e,iliki kemampuan dan kompetensi di bidang kerjasama.

Editor | TIM