JAYAPURA | PAPUA TIMES- Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Papua menyiapkan 17 petinju terbaiknya untuk tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Salomina Yarisetouw masih akan menjadi salah satu andalan Pertina Papua untuk mendapatkan medali emas.
Salomina Yarisetouw bukan petinju baru. Petinju wanita kelahiran Demta, Kabupaten Jayapura, 24 Mei 1993 ini akan berlaga di PON untuk kali ketiganya. PON pertamanya di Riau tahun 2012.
Sayang, Meski sudah berhasil membawa Papua lolos ke PON Riau, Salomina gagal tampil. Dia mengundurkan diri karena ada sedikit problem.
Salomina akhirnya melakoni debutnya di PON XIX Jawa Barat tahun 2016 silam. Ketika itu, ia menjadi satu dari dua petinju putri yang menyumbangkan medali untuk kontingen Papua. Dia mendapatkan medali perak di kelas 64 kg welter ringan.
“PON pertama di Riau saya yang loloskan kelas, namun saya tidak lanjut ke PON karena saya ada sedikit masalah dan saya mengundurkan diri. PON Jabar saya ikut dan dapat medali perak. Dan sekarang di PON Papua ini menjadi yang ketiga kalinya,” kata Salomina.
Selain medali perak di PON XIX Jawa Barat, Salomina juga mencatatkan sejumlah prestasi di beberapa kejuaraan dalam perjalanan kariernya di atas ring tinju.
“Saya mulai berlatih tinju pada tahun 2010 dan pertama kali saya bertanding di Kejurda biak bulan Desember 2010.Turnamen yang pernah saya ikut banyak, seperti kejurnas, Wapres cup Dan masih banyak lagi. Dan medali yang saya dapat ada perunggu, perak, bahkan emas,” ujarnya.
Salomina menceritakan awal mulanya dia mengenal olahraga tinju dari anggota TNI bernama Luter Imbir dan Nelson Sorontou. Sosok dua orang itu yang mengajak dan mengajarinya beladiri tinju. Ia pun merantau dari kampung halamannya untuk menjadi petinju profesional.
“Bapa berdua itu bertemu dengan saya di distrik Demta, pas saya sedang bermain bola voli, di situlah mereka menawarkan untuk ikut olahraga tinju. Dan saya menerima tawaran itu, tapi karena saya belum pernah latihan tinju, mereka yang mengajari saya dasar-dasar olahraga tinju. Lalu saya dibawa untuk ikut seleksi atlet,” kenangnya.
Salomina akhirnya lolos dalam seleksi tersebut. Ia lalu bertemu dengan pelatih Ayub Epa dan wasit tinju Septinus Yarisetouw. Dari situ lah bakatnya sebagai seorang petinju terus diasah.
“Saya termotivasi dari petinju-petinju legendaris Papua, mereka sering cerita tentang pengalaman mereka kepada saya. Dan saya tanam dalam hati saya, walaupun saya perempuan, tapi saya yakin saya juga bisa. Dan saya mau kedua orang tua saya bisa nonton saya di televisi. Saya berlatih keras dengan peralatan seadanya,” tuturnya.
“Pelatih selalu mengajarkan saya disiplin, rendah hati, sabar dan harus punya mental yang baik, supaya apa yang saya inginkan tercapai dan saya selalu pegang nasihat-nasihat pelatih saya hingga saya bisa berada diposisi saat ini. Bersyukur karena saya sekarang turut ambil bagian di PON XX di mana kita akan menjadi tuan rumah,” sambungnya.
Salomina bersama Norbertha Tajum masih akan menjadi tumpuan Pertina Papua di nomor putri untuk meraih medali emas pada PON XX. Dirinya optimis bisa melampaui pencapaiannya lima tahun lalu di Jawa Barat.
“Iya optimis, karena PON di Jawa barat saya juara 2 dan jika Tuhan menghendakinya, dari medali perak harus bisa menjadi medali emas dan itu harus karena ini PON di tanah kita sendiri, siapa sih yang tidak mengukir sejarah prestasi di tanah sendiri. Karena ajang olahraga seperti ini butuh waktu lama dan mustahil terulang lagi,” pungkasnya.
Ketua umum Pertina Papua terpilih periode 2020 – 2024, Bupati Mamberamo Tengah, Ricky Ham Pagawak berambisi untuk kembali membangkitkan prestasi olahraga tinju Papua untuk mengangkat harkat martabat Papua.
“Saya berjanji, bersama Pertina akan berusaha mengembalikan kejayaan tinju Papua demi harga diri Papua. Olahraga tinju itu bisa besar jika kita bersatu. Kita harus bersatu untuk bekerja bersama dan mengembalikan kejayaan tinju Papua. PON harus sukses dan Papua harus juara umum,” kata Pagawak.
Editor | TIM