JAYAPURA | PAPUA TIMES- Olahraga terbang layang mungkin tak setenar olahraga lainnya di Papua. Namun setidaknya dalam dua edisi Pekan Olahraga Nasional (PON) terakhir, olahraga dirgantara ini selalu menyumbangkan medali bagi kontingen Papua.
Vladimir Sefanya Mnusefer, akan menjadi salah satu andalan Papua di disiplin olahraga terbang layang, cabang olahraga aerosport yang akan dihelat di klaster Mimika pada PON XX.
Atlet atau pilot terbang layang kelahiran Jakarta, 2 Agustus 1997 itu punya jam terbang yang terbilang tak sedikit. Dia sudah cukup malang melintang di olahraga dirgantara.
Pemuda blasteran Biak- Sumatera itu mulai menekuni olahraga terbang layang sejak tahun 2012. Vladimir mematangkan bakatnya di sekolah penerbangan Yogyakarta.
Ia tertarik menggeluti olahraga terbang layang karena sejak kecil sudah bercita-cita menjadi seorang pilot. Kebetulan ayahnya, Paul Graham Mnusefer merupakan pelatih sekaligus Ketua Harian Pordirga Terla atau terbang layang Papua.
“Saya memang bercita-cita untuk menjadi pilot sebenarnya. Dan saya memutuskan sekolah di Yogyakarta, SMA di sana di sekolah penerbangan, setelah itu saya mendapatkan info bahwa ada olahraga terbang layang Papua dan saya tertarik. Selain cita-cita jadi pilot, keluarga saya juga hobi dengan olahraga dirgantara makanya saya tertarik,” kata Vladimir.
“Saya memulai olahraga ini dari tahun 2012, itu belum bergabung dengan terbang layang Papua. Sehabis sekolah baru saya bergabung dengan tim terbang layang Papua tahun 2015 untuk persiapan PON XIX di Jawa Barat,” sambungnya.
Di ajang Pra PON Jawa Barat, Vladimir langsung menyabet medali perunggu atau finis di posisi ketiga. Prestasinya meningkat saat ia tampil di PON XIX Jawa Barat tahun 2016 dengan meraih medali emas di kategori mix.
“Kalau di Pra PON itu saya juara tiga dapat medali perunggu, ada peningkatan di PON XIX karena saya harus melalui program latihan yang luar biasa banya,” tuturnya.
Tak hanya di ajang PON, Vladimir juga sudah mengikuti berbagai kejuaraan, salah satunya di Kejuaraan KASAU Cup tahun 2016. Di iven itu ia mendapatkan juara 3.
“Kalau iven yang pernah saya ikuti itu Pra PON, PON XIX, setelah itu ada KASAU CUP saya mendapatkan juara 3, setelah itu kita stagnan 1 tahun tidak latihan, setelah itu 2018 di Jember kita tidak dapat juara karena kita tidak mematok target, tapi hanya untuk menambah jam terbang saja. Itu iven yang pernah saya ikuti,” jelasnya.
Atlet yang baru saja mendapatkan gelar Sarjana Olahraga dari hasil studinya di Universitas Cenderawasih itu optimistis bisa memberikan prestasi terbaik bagi kontingen Papua pada PON XX.
Ia tetap optimis meskipun ia mengaku sudah hampir dua bulan terbang layang Papua tak berlatih karena terkendala pembiayaan.
“Untuk persiapan PON XX kami sudah sangat optimis mempersembahkan medali bagi Papua. Cuma masalah kami adalah hampir dua bulan ini kami tidak latihan baik, karena tidak ada pembiayaan. Tapi meskipun situasinya seperti itu, kami tetap optimis saja. Karena dibandingkan dengan PON sebelumnya, jelang PON XX ini latihan kami lebih banyak. Saat ini kami masih TC di Tasikmalaya,” pungkasnya.
Sang ayah yang juga merangkap sebagai pelatih, Paul Mnusefer mengatakan tim terbang layang Papua saat ini memiliki 12 atlet yang sudah siap tampil di PON XX, termasuk Vladimir yang masih menjadi unggulan mereka untuk mendapatkan medali emas.
“Ada tiga atlet kita yang di PON XIX Jawa Barat yang dapat medali emas, perak dan perunggu. Tiga-tiganya masih akan memperkuat tim kita dan menjadi unggulan untuk mendapatkan medali emas, termasuk Vladimir,” tandasnya.
Editor | TIM