JAYAPURA (PTIMES) – Kepala Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Dewijana Wanggai mengatakan agar dapat meredam peredaran ganja di wilayah perbatasan, dibutuhkan kerjasama dan pertisipasi semua pihak.
Sebab meski masalah ini sudah dibahas berulang-ulang kali bersama pemerintah PNG dalam beberapa kali pertemuan, namun penanganannya belum berjalan maksimal hingga saat ini.
“Untuk menekan peredaran ganja di perbatasan saya kira perlu ada koordinasi setiap saat dengan semua stakeholder baik masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta tokoh adat. Dengan begitu ada informasi yang nantinya bisa disampaikan kepada aparat,”.
“Sebab tanpa partisipasi semua pihak upaya itu, maka upaya pemberantasan peredaran ganja tidak bakal maksimal. Apalagi perbatasan yang ada di Papua memiliki letak geografis sangat sulit,” ujar ia di Jayapura, Senin.
Ia mengakui saat ini wilayah perbatasan Papua dan Papua Nugini (PNG), masih menjadi sasaran empuk peredaran narkotika jenis ganja hingga saat ini.
Hal ini dikarenakan panjang wilayah perbatasan di Papua yang mencapai sekitar 800-an kilometer, dari utara sampai ke selatan. Bahkan tidak ada patok atau batasan fisik yang dibangun untuk menentukan batas suatu wilayah .
Kendati demikian, dia memastikan bakal terus berupaya meminimalisir peredarannya bersama pihak aparat keamanan,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional Papua Jackson Lapalonga, mengatakan wilayah perbatasan RI-PNG rawan penanaman ganja, sepeti di Kabupaten Keerom, Pegunungan Bintang, Boven Digul dan Kota Jayapura.
EDITOR : ERWIN