PON XX: PABBSI Minta Maaf ke KONI dan Puslatprov

JAYAPURA (PTIMES)- Pengurus Provinsi Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (Pengprov PABBSI) Papua meminta maaf kepada Komite Olahraga Nasional Indonessia (KONI) dan Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) atas keikusertaan atlet PABBSI saat demo sekelompok atlet menuntut kebutuhan latihan ke Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua.

Permintaan maaf itu disampaikan Ketua Harian Pengprov PABBSI Papua Billy Watori didampingi Sekretaris Umum PABBSI Papua Yohanis D. Reda,ST, Senin (16/12/2019).

“Keterlibatan atlit PABBSI Papua tanpa sepengetahua penggurus Pengprov PABBSI Papua. Untuk itu, sebagai pembina binarga sangat menyesali aksi ini,”ungkap Billy dalam press releasenya yang diterima media ini, Senin sore.

Lebih lanjut Watori mengatakan semua kebutuhan atlet PABBSI yang sedang mengikuti TC (Training Center) atau pemusatan latihan PON XX sudah terpenuhi. Baik penginapan atlet,makan minum atlet dan transportasi atlet serta uang saku sudah dipenuhi oleh KONI Papua. Sehingga tidak alasan bagi atlet untuk melakukan demo.

Sementara itu, Sekretaris Umum PABBSI Papua Yohanis D. Reda secara khusus menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua Umum KONI Papua, Sekum dan Ketua Puslatprov beserta jajaran atas pernyataan-pernyataan para atlet yang tidak berkenan dan mencemarkan nama baik pimpinan KONI, Puslatprov dan jajaran.

Kedepan, lanjut Reda, para atlet, pelatih dan official PABBSI akan diberikan wejangan agar tak lagi mengikuti kegiatan-kegiatan demo maupun aktivitas negatif diluar latihan.

“Demi kepentingan kita bersama, kepentingan kontingen PON XX Papua, kepentingan prestasi, para pelatih yang sudah ditunjuk di masing masing mata lomba akan diberikan tanggung jawab lebih untuk mengawasi atlet. Kita harus akui bahwa kita ini belum berbuat banyak untuk prestasi dan mengharumkan Papua di PON XX,”ujarnya.

Dia menegaskan PABBSI Papua tidak akan mentolerir aksi-aksi demio yang telah disusupi oleh pihak lain untuk memecah konsentrasi latihan para atlet PABBSI Papua.

“Kalau memang ada kekurangan mari kita bicarakan, kita cari jalan keluarnya, dan Sekum siap komunikasikan dengan pihak manapun. Jangan ada organisasi lain didalam organisasi PABBSI dan membentuk kelompok kelompok untuk memecah belah kita. Fokus pada latihan dan peningkatan prestasi olahraga,”tegas Reda.

Watori dan Reda juga sepakat memberikan sanksi dan peringatan kepada atlet yang mengikuti demo di gedung dewan. Bagi pelatih dan official yang terlibat memprovokasi atlet akan dipertimbangan statusnya, apakah dilanjutkan atau dicoret dari tim PABBSI Papua.

Editor: YESAYA M/ABRAHAM G