4 Doktor Asli Port Numbay

JAYAPURA- Universitas Cenderawasih (Uncen) hari ini telah melahirkan ribuan orang pintar. Sebagian besar mengabdi di institusi pemerintah dan sebagiannya lagi berkarir di dunia usaha swasta. Universitas tersohor dan nomor satu di tanah Papua itu berada di Port Numbay Kota Jayapura ibukota Provinsi Papua. Namun tahukah anda, sudah berapa doktor asli Port Numbay?

Jawabannya, 4 orang doktor yakni DR. Drs. Benhur Tomi Mano,MM, DR.Musa Yan Youwe,SH.M.Si, DR.Tjong Makanuay,ST.MT dan DR. Drs Hans Yans Hamadi MS.i. Khusus Tobati Injros diwakili Benhur Tomi Mano (BTM) dan Hans Yans Hamadi Sedangkan
Musa Yan Youwe,SH.M.Si, DR.Tjong Makanuay dari Kayu Pulau-Kayu Batu.
BTM meraih gelar doktornya di Universitas Brawijaya Malang tahun 2005 dan Hans Yans Hamadi berhasil menyandang gelar doktor setelah di wisuda bersama 920 mahasiswa, Selasa (26/3/2019) di Auditorium Uncen Abepura Jayapura.
Keempat putra Port Numbay itu mengabdi di institusi pemerintah dan menduduki posisi strategis. BTM menjabat sebagai Wali Kota untuk periode kedua. Sedangkan DR. Drs Hans Yans Hamadi MS.i, dipercayakan sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua.

Upacara Wisuda di Aula Auditorium Uncen. (Foto: Merry Yoweni)

“Universitas Cenderawasih sudah mencapai usia diatas 50 tahun. Hari ini baru dua Orang Tobati Enggros yang meraih gelar Doktor. Pertama adalah Doktor Benhur Tomi Mano, Wali Kota Jayapura dan saya sendiri. Puji syukur banyak-banyak buat Tuhan Jesus atas kemurahan dan kebaikannya. Hari ini kami dilantik di wisuda,”ungkap Hans Hamadi kepada pers, usai wisuda.
Hamadi mengatakan pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah kunci bagi pembangunan di masa depan. Ilmu pengetahuan dapat menolong masyarakat Port Numbay di waktu-waktu yang akan datang.
“Saya berharap masyarakat Port Numbay, keluarga saya, kaka, adek dan anak anak saya semuanya mari ramai-ramai lanjutkan pendidikan ke jenjang-jenjang yang lebih tinggi. Karena ilmu pengetahuan yang dapat menolong kita di masa depan,”ajaknya.
Dia juga mengajak seluruh masyarakat Port Numbay untuk menanggalkan kebiasaan buruk seperti mabuk-mabukan dan lainnya. Dan harus fokus membangun pendidikan supaya dapat membangun kampungnya lebih maju.
“Masa depan seluruh masyarakat di Port Numbay, Tobati, Injros, Nafri, Kayu Pulau dan Kayu Batu dapat berubah dengan baik, kalau kita semua melakukan hal- hal yang baik. Dan kita hanya bisa membangun kampung kita lewat pendidikan, dengan sekolah yang baik,”ungkap Hans Hamadi.
Melalui ketrampilan dan disiplin ilmu yang dimilikinya, lanjut Hamadi, bakal dimanfaatkan untuk hormat dan kemulian nama Tuhan Jesus melalui pelayanan kepada masyarakat Port Numbay dan seluruh masyarakat di Papua.”Disiplin ilmu yang saya dapatkan digunakan untuk hormat dan kemulian bagi nama Tuhan Jesus melalui pelayanan kepada masyarakat.”
Sementara itu, Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T.,M.T mengatakan Uncen milik masyarakat Papua dan akan terus bersama membangun Papua ke arah yang lebih baik.

“Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kemurahannya Universitas Cenderawasih kembali melantik dan mengukuhkan lulusan sebanyak 920 mahasiswa,”ungkap Rektor.
Dia mengemukakan sejak berdiri tahun 1962 sampai dengan saat ini Uncen telah menghasilkan 71.491 lulusan yang terdiri dari program doktor, program magister, program sarjana dan program diploma. Puluhan ribu lulusan itu tersebar dan mengabdi di instansi pemerintah, swasta bahkan banyak pula yang berhasil menciptakan lapangan-lapangan kerja baru.
“Sejak berdirinya tahun 1962 sampai saat ini, Uncen telah menghasilkan 71.491 lulusan yang tediri dari program doctor, program magister, program sarjana dan program diploma,”ungkapnya disela-sela Upacara Akademik Wisuda Periode I tahun 2018/2019 Uncen Jayapura, Selasa (26/3/2019) di Auditorium Uncen Abepura.
Sebanyak 920 mahasiswa Uncen, Selasa siang di wisuda. Terdiri dari 6 mahasiswa lulusan S3, 196 lulusan S2, 682 lulusan jenjang S1 dan Diploma 3 (D3) sebanyak 35 mahasiswa. 6 orang lulusan S3 yang diwisuda atas nama Hans Yans Hamadi, Budi Sunarso, Yanuarius You, Pilemon Tabuni, Mais Maikhael Yaroseray dan Hendrik Worumi.

Editor: HANS BISAY