JAKARTA | Perusahaan energi asal Perancis dalam memperkuat kolaborasi peningkatan produksi minyak dan gas nasional sebesar 1 juta barel minyak per hari (Barel Oil Per Day/BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (Billion Standard Cubic Feet per Day/BSCFD).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tri Winarno mengatakan salah satu langkah strategis terbaru adalah keberhasilan masuknya Total Energies ke Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas bumi (Migas) Bobara, Provinsi Papua Barat melalui akuisisi 24,5% participating interest (PI) dari Petronas.
“Masuknya Total Energies ke WK Bobara menjadi tonggak penting dalam upaya pencapaian target lifting migas nasional. Ini adalah hasil nyata dari kerja keras bersama seluruh jajaran, termasuk kegiatan investor engagement yang terus dijalankan oleh SKK Migas di berbagai forum internasional. Salah satunya melalui acara Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke 49 pada Mei 2025 lalu,” ujar Tri dalam keterangan resminya dilansir Rabu 25 Juni 2025.
WK Bobara dengan luas area 8.444,49 km2, memiliki potensi sumber daya minyak dan gas bumi sebesar 6.8 Billion Barrel Oil Equivalent (BBOE).
Kontrak Bagi Hasil WK Bobara merupakan WK Eksplorasi dengan jangka waktu 30 tahun yang ditandatangani pada Mei 2024 lalu, dengan komitmen pasti senilai USD16,92 juta, terdiri dari 3 studi Geologi dan Geofisika (G&G) dan survei seismic resolution seluas 2.000 km2, serta bonus tanda tangan sebesar USD50 ribu.
Tri Winarno menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari pendekatan strategis dan proaktif Pemerintah, khususnya Kementerian ESDM, dalam mendorong iklim investasi migas yang menarik dan kompetitif.
Masuknya perusahaan Migas asal Perancis ini menjadi angin segar bagi industri hulu migas nasional sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia masih punya cadangan migas yang menjanjikan.
Chairman dan CEO Total Energies Patrick Pouyanne menyambut baik kerjasama antara Petronas dan Total Energies dalam mengelola blok migas di Indonesia. Hal ini, selain akan mendatangkan keuntungan di masa depan juga akan meneguhkan posisi Total Energies sebagai produsen gas, baik di Malaysia maupun negara lainnya.
“Total Energies telah memantapkan dirinya sebagai produsen gas yang signifikan di Malaysia. Kami senang dapat memperluas kehadiran kami di negara ini, yang kami lihat sebagai platform strategis untuk produksi berbiaya rendah dan rendah karbon serta pertumbuhan arus kas kami di masa mendatang, yang didukung oleh paparan terhadap pasar LNG Asia,” ujar Patrick.
Akuisisi PI Total Energies dari Petronas ditandai dengan Penandatanganan Farm Out Agreement (FOA) antara Petronas dan Total Energies, yang berlangsung pada gelaran Energy Asia 2025 di Kuala Lumpur. Petronas nantinya akan tetap menjadi operator di WK Bobara melalui anak perusahaannya, Petronas Energy Bobara Sdn Bhd. Sementara Total Energies, dengan keahlian teknis dan pengalaman global, akan memperkuat eksekusi program eksplorasi dan pengembangan blok tersebut.
Vice President of International Assets Upstream Petronas Mohd Redhani Abdul Rahman menuturkan, saat ini pihaknya memegang 100% hak partisipasi pengelolaan Blok Bobara dengan penyerahan PI 24,5% berarti tersisa 75.5% milik Petronas.
“Saya pikir ini pertanda yang sangat bagus bahwa perusahaan seperti Total mempertimbangkan kembali ke Indonesia dan kami juga gembira untuk mendatangkan kolaborasi kami bersama dengan Total di Indonesia”, ujar Redhani.
Emas Hitam Papua
Diungkapkan Tri Winarno masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang menyimpan “emas hitam” (minyak dan gas) selain WK Bobara, antara lain WK Gaea I dan II di Papua Barat, WK Akimeugah I dan II di Papua Selatan dan Papua Pegunungan, yang dapat digarap oleh Total Energies di Indonesia.
Survei geologi migas Pusat Survei Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terhadap 30 cekungan dari tahun 2010-2018 meliputi Survei Cekungan (43 lokasi); Shale Gas (6 lokasi); Rembesan mikro (5 lokasi); Seismik 2D (8 lokasi); serta Passive Seismic Tomography (PST) (4 lokasi).
Dari kegiatan ini dihasilkan sebanyak 36 rekomendasi Wilayah Kerja (WK) Migas yang dikeluarkan dari tahun 2015-2018. Lima wilayah di Kawasan Timur Indonesia yang berpotensi untuk ditemukannya lapangan minyak besar (giant field) yaitu Blok Selaru (Cekungan Aru-Tanimbar), Blok Arafura Selatan (Cekungan Arafura), Blok Boka (Cekungan Akimeugah), Blok Atsy, (Cekungan Sahul) dan Blok Agats Barat (Cekungan Sahul).
Pada Blok Selaru telah diidentifikasi dua lead pada Mesozoic deltaic play dengan sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 4.8 Trillion Cubic Feet (TCF) dan skenario minyak sebesar 4060 MMBO.
Berdasarkan hasil akuisisi seismik 2D yang dilakukan Badan Geologi pada tahun 2017 sepanjang 1600 km di blok Arafura Selatan, telah diidentifikasi dua lead pada Aptian Prograding shoreface play ( sudah terbukti pada lapangan-lapangan di Papua New Guinea) dan Permian fluvio-deltaic lacustrine pinchout (terbukti di lapangan migas Australia bagian utara). Total sumber daya potential P50 untuk skenario gas sebesar 7.36 TCF dan skenario minyak sebesar 6144.54 MMBO.
Untuk Blok Boka dan Blok Atsy dilaksanak survey Passive Seismic Tomography (PST) telah diidentifikasi 4 lead pada Jurassic sand play di Blok Boka, dengan total sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 1.1 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 930 MMBO.
Pada Blok Atsy telah diidentifikasi 11 lead dengan Paleozoic Rift Graben play dengan target reservoir batugamping Formasi Modio dan batupasir Formasi Tuaba. Total sumber daya potential P50 untuk skenario gas sebesar 0.9 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 750 MMBO.
Beberapa blok lain yang juga memiliki potensi migas (lead dengan skenario P50) diantaranya WK Wamena (263.75 MMBO skenario minyak; 395.625 BSCF skenario gas), Teluk Bone Utara (239.79 MMBO skenario minyak; 1157.27 BSCF skenario gas), Sahul (150.75 MMBO skenario minyak; 180.59 BSCF skenario gas), Buru (118.54 MMBO skenario minyak; 118.13 BSCF skenario gas), dan Misool (69.94 MMBO skenario minyak; 258.79 BSCF skenario gas).
Editor | HASAN H | PAPUA GROUP