Peningkatan Infrastruktur Pelabuhan Waren: Fokus pada Keselamatan dan Efisiensi Pelayaran

JAKARTA | PAPUA TIMES- Pelabuhan Waren, yang berfungsi sebagai Pelabuhan Perintis menghubungkan Kabupaten Waropen dengan daerah-daerah di Indonesia, terutama di wilayah Papua, menjadi pusat perhatian dalam upaya peningkatan infrastruktur maritim.

Direktur Kenavigasian, Capt. Budi Mantoro, menyampaikan hal ini pada acara Focus Group Discussion (FGD) Rencana Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waren Provinsi Papua di Hotel Santika Mega City Bekasi pada tanggal 21 Februari.

Dengan lalu lintas pelayaran yang signifikan di Pelabuhan Waren, Capt. Budi menyoroti peran vitalnya dalam mengurangi disparitas harga dan kesenjangan ekonomi di Kabupaten Waropen. FGD ini menjadi wadah untuk membahas peningkatan infrastruktur dan pengelolaan alur pelayaran guna meningkatkan aktivitas ekonomi di pelabuhan tersebut.

Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen merencanakan transformasi Pelabuhan Waren menjadi Pelabuhan Regional dengan rute Pelayaran Nusantara, sejalan dengan jalur kapal Pelni. Berdasarkan studi DLKR/DLKP Tahun 2020, ukuran maksimal kapal yang dapat masuk Pelabuhan Waren telah ditentukan. Dengan kapasitas maksimal 3.000 DWT, panjang 92m, lebar 14,2 m, dan draft maksimal 5,7 m, pelabuhan ini diharapkan mampu melayani kapal-kapal, termasuk Kapal Penumpang Pelni seperti KM. Dobonsolo.

Capt. Budi menekankan bahwa perencanaan dan pengaturan alur pelayaran di Pelabuhan Waren harus dilakukan secara cermat, aman, dan efisien, sambil memperhatikan aspek lingkungan. Penetapan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Waren bukan hanya tugas teknis semata, tetapi juga langkah kritis untuk meningkatkan keselamatan pelayaran.

“Alur pelayaran yang tepat dan efektif akan memberikan manfaat besar, bukan hanya bagi para pelaut, tetapi juga bagi seluruh komunitas yang bergantung pada aktivitas pelabuhan. Pengaturan alur pelayaran yang baik akan meningkatkan efisiensi distribusi barang dan jasa, mengurangi biaya logistik, dan menciptakan peluang baru di sektor pariwisata dan industri,” ujar Capt. Budi.

Dengan mengorganisir FGD, Direktorat Kenavigasian berusaha menyusun dan menetapkan Alur Pelayaran masuk Pelabuhan Waren, mengundang para ahli, pemangku kepentingan, dan pakar maritim. Diskusi ini diharapkan menjadi landasan penting dalam pengambilan keputusan yang akan membentuk masa depan Pelabuhan Waren.

Kegiatan FGD ini menjadi tahapan mekanisme penting dalam menyempurnakan Rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Waren, Kabupaten Waropen, Provinsi Papua. Pelabuhan Waren, yang direncanakan menjadi Pelabuhan Pengumpul pada tahun 2027, terus menjadi fokus pembangunan infrastruktur maritim di Indonesia.

Editor | PAPUA GROUP

Komentar