Lukas Enembe Jalani Cuci Darah, 2 Dokter Spesialis Singapura Dampingi Langsung

JAKARTA | PAPUA TIMES- Mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe akhirnya menjalani program cuci darah atau Dialisis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta. Enembe telah dua kali menjalani cuci darah. Dijadwalkan Jumat, 3 November 2023, akan cuci darah untuk ketiga kalinya.

Anggota Tim Penasihat Hukum Lukas Enembe (TPHLE), Petrus Bala Pattyona yang dihubungi, Selasa Sore ini (31 Oktober 2023) mengatakan selama menjalani perawatan, Enembe didampingi keluarga selama 24 jam.

“Selasa ini, saya datang bersama anggota tim, Antonius Eko Nugroho, dan mendapat informasi, pada Minggu dan Senin, Pak Lukas sudah menjalani proses cuci darah, oleh tim dokter RSPAD dan disaksikan dokter Singapura. Pada hari Jumat, akan dilakukan kembali proses cuci darah,”ungkap Petrus

Menurut Petrus, eks Gubernur Papua itu menjalani cuci darah setelah kedatangan dua dokter spesialis dari Singapura. “Setelah kedatangan dua dokter specialis dari Singapura pada Sabtu 28/11, mereka berhasil meyakinkan Bapak Lukas untuk melakukan cuci darah. Bila tidak segera dicuci darah, bisa membahayakan jiwa Pak Lukas,” kata Petrus.

Dokter mewajibkan Lukas Enembe menjalani tiga kali cuci darah setiap minggu.

Kata Petrus, dengan kondisi kesehatan kliennya tersebut, tim penasehat berharap Hakim Pengadilan Tinggi memberikan status tahanan kota pada Lukas Enembe. “Kami mohonkan demi kemanusiaan agar Bapak Lukas dialihkan statusnya jadi tahanan kota,”kata Petrus.

Koordinator TPHLE, Prof. Dr. O.C. Kaligis, SH, MH menegaskan satu-satunya cara kesembuhan Lukas Enembe adalah dengan mengikuti prosedur Dialisis atau cuci darah.

“Tim dokter dari Singapura Dr. Patrick Chang dan Dr. Fransisco Salcido tiba di RSPAD, ruang Kartika 2, sekitar pukul 16.00 WIB, Sabtu, 28 Oktober 2023. Mereka langsung mengunjungi Lukas Enembe, memeriksa kesehatannya,”tukas Kaligis.

Dijelaskannya, seluruh tubuh Lukas keracunan racun, karena ginjal Lukas tidak berfungsi lagi. “Tugasnya menyaring darah dan membuang limbahnya ke dalam urin. Karena tidak berfungsi, limbah (racun) tersebut menyebar ke seluruh tubuh sehingga membahayakan nyawa Lukas. Dialisis sangat mendesak. Menurut saran dokter Singapura, tidak ada gunanya dirawat di Singapura karena dia terlalu lemah. Status kesehatannya dalam bahaya. Bila tidak cuci darah langsung, nyawanya tidak bisa diselamatkan, ia bisa meninggal sewaktu-waktu karena gagal jantung,” tukas Kaligis.

Saat dikunjungi dokter Singapura, Lukas Enembe sempat menolak untuk cuci darah. namun setelah berdiskusi panjang lebar, dan melalui nasehat, bujukan dari dokter Singapura serta tim pengacara, akhirnya mantan gubernur Papua itu bersama keluarga sepakat Enembe dirawat lebih lanjut sesuai Prosedur Dialisis.

“Tindakan harus dilakukan oleh dokter-dokter di Indonesia. Salah satu syarat yang diminta Bapak Lukas, yaitu perawatan Dialisis, harus dihadiri dan disaksikan oleh dokter Singapura. Kehadiran dokter Singapura adalah wajib dan harus, dan meyakinkan Pak Lukas, supaya Pak Lukas lebih percaya” tukas Kaligis.

“Kita semua mendoakan yang terbaik agar Bapak Lukas Enembe segera pulih. Semoga Tuhan memberkati Bapak Lukas Enembe dan seluruh keluarga,” ujar Kaligis.

Editor | HASAN HUSEN | HANS BISAY

Komentar