Moeldoko: Solidaritas Masyarakat Modal Kalahkan Pandemi

SEMARANG | PAPUA TIMES– Indonesia mempunyai modal sosial yang kuat untuk meningkatkan daya tahan masyarakat mengalahkan pandemi. Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko saat menjadi pembicara kunci di Festival HAM, Kamis (17/11/2021)

“Resiliensi merupakan kunci utama untuk bangkit dari pandemi Covid 19 dengan menekankan kegotongroyongan,” tegas Moeldoko.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029,PILIHAN ANDA?

View Results

Loading ... Loading ...

Moeldoko mengungkapkan, masyarakat sudah menunjukkan kemampuannya untuk bertahan dan menumbuhkan kreativitas dalam mengatasi berbagai hambatan ekonomi. Semuanya tidak terlepas dari semangat berbagi dan saling peduli. Ia mencontohkan adanya gerakan sosial seperti Sambatan Jogja atau Sonjo di Yogyakarta, Jogo Tonggo di Jawa Tengah, dan Roa jaga Roa di Sulawesi Tengah.

“Fenomena tersebut menunjukkan kita punya modal sangat kuat untuk bertahan, modal yang telah mengakar di kehidupan masyarakat kita,” tuturnya.

Mantan Panglima TNI itu juga berujar, keberhasilan Indonesia menurunkan kasus COVID19 tidak terlepas dari kebijakan gas dan rem, yaitu melalui Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Meski demikian, pandemi masih belum berakhir dan masyarakat tidak boleh lengah. “Semua tetap harus taat pada protokol-protokol kesehatan, jangan sampai terjadi gelombang berikutnya,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut Moeldoko juga memberikan apresiasi pihak-pihak yang secara konsisten terus berperan aktif dalam upaya mewujudkan penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia

Sebagai informasi Festival HAM 2021 digelar di Kota Semarang pada 16-19 November. Mengusung tema “Bergerak Bersama Memperkuat Kebhinekaan, Inklusi dan Resiliensi” Festival HAM yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP) Komnas HAM RI, dan INFID tersebut, akan diisi dengan berbagai diskusi terkait Hak Asasi Manusia. Selain itu, peserta juga diajak berkunjung ke wilayah ramah HAM, dan disuguhi gelaran Semarang Night Carnival.

Editor | HASAN HUSEN | RILIS

Komentar